Chereads / TRADE IN LOVE / Chapter 14 - Bab 14.Pilihan Kedua

Chapter 14 - Bab 14.Pilihan Kedua

Olla memasuki rumahnya dengan memeluk lengan sang papa, gadis itu masih memikirkan tentang mendiang mamanya,Melati yang tadi sempat di sebut oleh Leo.

"Sayang ...."

Olla menoleh dan memasang senyumnya."Iya pa."

"Jadi kamu kenal Leo?"

"Hmm ... Olla juga mau tanya, kok Papa kenal Leo? Terus tadi om itu juga."

"Kan sudah papa bilang,kami teman sekolah dulu."

Olla mengangguk, ia tak fokus saat ini."Oh iya."

Papa Danu menghela nafasnya, "Kamu ingat mama ya?"

"Apa, tidak kok. Eh tadi Papa bilang kalau dulu Olla pernah ketemu sama kak Leo ya?"

"Iya, dulu pas kamu masih balita."

"WHAT? "Kaget Olla."berarti Olla masih gendut dong Pa?"

Papa Danu terkekeh."Tidak gendut sayang, tapi menggemaskan."

Olla langsung menggeleng."No ... Oh Em Ji, aduh,"ujar Olla memegang kedua pelipisnya, membayangkan jika Leo ingat betapa gendutnya ia dulu, tidak Olla tidak mau.

"Olla ke kamar dulu Pa."

Sementara Leo baru saja memasuki rumahnya, ia masih kepikiran dengan ekspresi sendu Olla tadi.

Brukk..

"Aws. "Leo mendongak."Papi kenapa berhenti mendadak sih?"protesnya

"Kamu yang melamun."

Leo menghela nafasnya."Pi kenapa tadi Leo tidak boleh mengungkit soal tante Melati? "tanya Leo masih penasaran.

"Karena itu hal yang tak boleh di bahas di depan gadis itu."

"Kenapa Pi?"

Adam menghela nafasnya."Kalau kamu sayang pacarmu itu, jaga perasaannya dengan tidak mengungkit tentang ibunya di depan dia."

Leo mengangguk mengerti."Oke Pi."

Adam lalu berlalu meninggalkan putranya,sementara Leo baru tersadar dengan ucapan ayahnya

"Wait, dia bukan pacar Leo Pi."

"Ah sial,"geram Leo sambil menuju kamarnya.

Brug...

Leo langsung melemparkan tubuhnya ke ranjang,lalu mengambil ponselnya dan menyalakannya.

"Astaga, dia pandai sekali mengambil angel dirinya agar terlihat cantik,"gumam Leo saat menyalakan ponselnya dan mendapati foto yang tadi di ambil oleh Olla.

"Ck ... Seingatku, tante Melati meninggal karena kecelakaan."

Leo mengerutkan alisnya."Tapi kenapa tidak boleh di ungkit di depan si manja itu."

"Apa sesedih itu di tinggal ibu meninggal."

Leo bangkit lalu duduk bersandar, "Kalau mami mati,"ujar Leo membayangkan jika mami tercintanya meninggal dunia.

"Oh tidak, jangan ... ya Tuhan beri mami umur panjang dan sehat selalu sampai menimang cicit dariku,"ucap Leo seraya menengadahkan kedua tangannya.

Leo kembali menatap ponselnya."Baiklah ini hadiah untukmu agar kamu tak sedih lagi,"gumamnya sambil menekan icon kirim di layar ponselnya.

Lalu Leo membuka galeri ponselnya, ada foto Karina yang ia ambil kemarin saat mereka jalan untuk pertama kalinya

"Ah aku tak pernah menyukai gadis sesuka ini,"gumamnya dengan perasaan yang begitu baik

"Ck ... Sedang apa ya dia?"

"Aku telepon ah."

Ting...

Leo mengurungkan niatnya saat ada satu pesan masuk.

From : 081234567890

Makasih kak fotonya. Tapi kak Leo tidak ingat Olla kecil kan? Jangan di ingat ya ... Please

Leo tersenyum menyeringai."Apaan ini,aku ledek ah,ah aku namakan dulu nomornya. "

To : Lola si Gendut

Kenapa? Apa karena kamu gendut seperti panda?

"Hahaha .... "Tawa Leo pun pecah

"Kenapa? Tidak di balas?"gumam Leo penasaran

"Jangan bilang dia menangis seperti dulu."

Khawatir, lalu Leo menelpon nomor Olla."Masa di ledek gitu aja marah? "

"Hallo... "

"Hiks ... Kak Leo jahat ...."

Tutttt.....

"Astaga, dia benar-benar menangis."

Leo menggelengkan kepalanya, ia tak menyangka jika respon Olla akan seperti itu, menangis hanya karena di goda seperti itu

To : Lola si Gendut

Maafkan aku, besok aku traktir deh

Leo menghembuskan nafasnya perlahan."Kenapa aku minta maaf."

Sementara Leo di kamarnya galau, lain Adam dan Dara di kamar mereka

"Jadi Papi ketemu Olla lagi Pi? "

"Iya sayang, dan apa kamu tahu, dia pacaran sama Leo,"ujar papi Adam

"Papi serius?"

"Iya."

Dara langsung tersenyum semringah. "Pi ... mami mau dia jadi menantu mami."

"Apa? Sayang kamu tau anak kamu itu."

Dara menggeleng."Pi kamu tau kalau mami suka banget sama Melati, dan putrinya dulu itu mirip banget sama Melati, juga kalau tidak salah suaranya juga bagus,merdu seperti ibunya."

"Sayang, ngefans boleh, tapi tidak begitu juga caranya, bagaimanapun kamu harus menyukai gadis itu karena pribadi dia, bukan ibunya."

Dara menggeleng."Aku yakin dia gadis yang baik."

Adam menghela nafasnya, istrinya tak pernah meminta ia melakukan hal apapun, haruskah ia penuhi keinginannya, tapi apa Leo siap, sementara sangat Adam tahu sepak terjang putranya itu.

...

Karina baru saja selesai mandi, dia menuju ranjang saat melihat ponselnya menyala,ada satu pesan masuk.

From : Leo

Hai cantik, besok jalan lagi yuk.

Karina duduk, memikirkan balasan apa yang harus ia berikan pada pria itu.

Ceklek...

Karina menoleh, dan mendapati Erick di pintu kamarnya, pria itu masuk lalu menutup pintu kamarnya

Tante Soraya memang sedang tak ada di rumah, wanita itu sedang pergi ke Singapura bersama kelompok sosialitanya, sedang Rio putranya, entah mungkin menginap di rumah temannya

"Wah, kamu baru saja mandi sayang,"ujar Erick sambil memainkan rambut Karina yang masih sedikit basah

Karina tak menjawab, dia hanya menatap intens pria di depannya.

"Kamu sudah makan malam?"

"Ck ... tak usah banyak basa basi, bagaimana dengan syarat dariku?"tanya Karina to the point.

Erick menghela nafasnya."Ya meski aku harus rugi besar, tak apa asal, kau tepati janjimu."

"Tunjukan saja hasilnya, dan kau siap-siap penuhi janjimu. "

Plak...

Dengan kesal Karina menepis tangan Erick yang mulai membelai pipinya.

"Ows ... liar sekali, ingatlah cantik, jangan pernah macam-macam, besok malam kau akan dapatkan hasilnya, dan bersiaplah. "

Erick berdiri lalu keluar dari kamar Karina meninggalkan gadis itu yang tengah gemetar menahan emosinya.

'Kuatlah Karina, semuanya akan segera berlalu,'batin Karina

Gadis itu segera bangkit dari ranjang dan menutup pintu kamar serta menguncinya.

"Kau yang tak tahu diri, aku sudah cukup bersabar selama ini, tapi kau tetap saja mengejarnya. "

"Cukup Rani, aku tak akan begini jika kau tak memulainya lebih dulu. "

"Aku, mas bukan aku tapi kamu...kamu yang terus saja membuatku merasa tak berharga,dan semua gara-gara dia... "

"Cukup... Cukup... "

Karina meremas kerah bajunya, lalu menghapus airmatanya, ingatan akan pertengkaran kedua orangtuanya selalu membuatnya tak tahan.

"Kenapa, tak ada ingatan manis satupun tentang kalian? "gumam Karina

Ting....

Karina menoleh ke arah ponselnya, ada satu pesan yang masuk,dari Leo

From : Leo

Cantik, kok tidak di jawab

Karina menghela nafasnya, ia tahu siapa Leo, seorang playboy yang cukup terkenal di kampus, bahkan di luar kampus.

"Aku tak mau bernasib sama seperti ibuku."gumam Karina melempar ponselnya

Hingga tiba-tiba ia ingat sesuatu, ragu-ragu ia melirik ke arah ponselnya, lalu dia mengambil benda pipih itu dan mengetikan sesuatu di sana.

"Ini bisa jadi pilihan kedua."

Dengan yakin di cengkeramnya erat ponsel di tangannya. Leo,ia tahu jika Leo tertarik padanya, tapi apa bisa pemuda itu membantunya? Di tatapnya tajam pintu kamarnya, tempat Erick keluar tadi.

.

.

myAmymy