"Aku mengenalimu," Dengan suara lirih, Kiya melanjutkan ucapannya, "Kamu sampah!"
Sesuatu yang di luar dugaan Kiya akhirnya bisa mengucapkan itu. Namun, bukan hanya Tara yang merasakan sakit, Kiya juga.
"Terus, mau apa?" Dengan tubuh lemah, Kiya kembali melontarkan petanyaan ke Tara. "Kamu mau jelasin semua cerita yang jelas-jelas hanya karangan?" lanjutnya.
Tara menangkap pilu dari sorot mata gadis itu. Dia berharap Kiya akan menyambutnya senang, tapi perkiraannya salah besar.
"Kamu hanya akan menjadi orang brengsek seperti biasanya."
Kiya Menatap Tara hanya berdiri di hadapannya, menatap tanpa beucap. Seharusnya sudah cukup Kiya merasakan sakit ini, karena begitu banyak waktu yang sudah dia habiskan untuk melupakan. Semuanya seakan sia-sia. Untuk apa dia kembali menampakkan diri, di kehidupannya lagi. Setidaknya, Kiya sudah rela jika mengenal dirinya lagi namun untuk menjadi orang berbeda. Kiya tidak ingin sosok Putra kembali.