*****
Sesuai pesan chat dari Raka, Kiya pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Ayah Raka yang sudah sadar dengan kondisi yang cukup baik untuk dijenguk.
Sebenarnya Kiya tadinya sedikit ragu untuk menuruti permintaan Raka. Namun, hatinya kembali optimis untuk melupakan segalanya yang bersangkutan dengan masa lalu itu. Lagipula Kiya tidak sendiri, ada Bima yang ikut mengantarnya.
Sampai di tempat tujuan, mereka berjalanan beriringan menuju ruangan Rafael. Letaknya ada di lantai tiga, maka mereka menggunakan lift untuk ke sana.
Kiya menekan salah satu tombol dan menunggu pintu lift terbuka. Saat terbuka, beberapa orang muncul dari balik pintu. Setelah orang - orang itu keluar, Kiya bersama kakaknya masuk.
"Kapan jadiannya?" Bima menatap Kiya.
Kiya menggeleng. "Nggak."
"Hubungan lo berdua sebenarnya apaan, sih?" Bima memberi senyum jahil pada Kiya.
"Temen."
Bunyi lift terdengar, disusul pintu terbuka. Sambil beranjak keluar, Bima berbisik pada Kiya, "Friendzone."