Chereads / Mr. Sinclair and Miss Arrogant / Chapter 27 - Dugaan Dijodohkan

Chapter 27 - Dugaan Dijodohkan

"Apa?!" Seiring munculnya rasa kaget, Feline sampai reflek berdiri. Matanya yang berbentuk bulan sabit itu kini justru nyaris sempurna seperti bulan purnama. Rahangnya mengaga, sementara hatinya langsung tercengkeram perasaan tidak menyangka.

Sementara penyebab rasa terkejut yang mendera diri Feline, tak lain dan tak bukan adalah Febiana. Ya, wanita yang berprofesi sebagai seorang CEO itu baru saja mengungkapkan kejadian yang terjadi sejak satu bulan yang lalu, kecuali keberadaan rumah rahasia milik Edward Sinclair. Benar, satu bulan memang sudah berjalan, pasca ia dan Edward melewati beberapa hal yang terasa berbeda. Dimulai dari membersihkan apartemen bersama sampai ketiduran di rumah bergaya klasik yang menyimpan taman asri di belakangnya. Dan baru kali ini, Febiana berani mengungkap kebenaran itu pada sahabat sekaligus sekretarisnya itu.

Febiana tertunduk, menyimpan rasa malu jauh di dalam sanubarinya, tetapi wajah ayunya itu tak mampu menyembunyikan gurat atas rasa itu. Jemarinya yang lentik terulur ke depan, kemudian meraih lengan cangkir berisi teh melati yang masih mengepulkan asap tipis dan beraroma wangi. Melihat Febiana justru asyik menyesap minumannya, Feline mendesah, menghela napasnya, kemudian berangsur kembali ke sikap semula.

Latar keberadaan kedua wanita bergaya elegan dengan tipe kecantikan yang berbeda itu adalah sebuah kafe. Kafe yang sama seperti saat Febiana termenung memikirkan Edward dengan perasaan berbeda untuk pertama kalinya, tempat menyesap kopi atau teh yang nyaman dan merupakan milik Michael. Pagi ini sangat cerah dan begitu hangat, dengan sambutan kicau burung yang terdengar riang. Deru kendaraan juga terdengar dari arah jalan raya yang cukup lengang.

"Aku dan Pak Rio mencari kamu sampai panik, jadi saat itu kamu sedang bersama Edward Sinclair, Febi?" tanya Feline kembali memastikan dan berharap apa yang sempat ia dengar adalah sebuah kebohongan.

Namun tak sesuai keinginan hati Feline, Febiana justru mengangguk mantap. "Mm ... aku bersamanya sampai siang," jawabnya.

"Apa kamu gila?"

"Ya, benar. Aku sangat gila, Feline. Aku tidak tahu, saat itu aku hanya malas dan terlalu pusing untuk kembali ke kantor. Dan beberapa hari sebelumnya, aku juga kerap datang terlambat, bukan? Dan aku pikir, mengikuti saran Edward merupakan keputusan yang tepat. Jika kalian tahu aku berniat membolos, sudah pasti kalian tidak akan setuju."

Feline mendengkus. "Tentu saja kami tak setuju. Tapi, tetap saja, kamu pikir menghilang bersama musuhmu sendiri adalah keputusan yang tepat? Bagaimana jika Edward Sinclair hanya berniat menjebak kamu lagi?"

"Tidak," sahut Febiana. "Kurasa dia tidak berniat seperti itu. Lagi pula, sudah lewat satu bulan dan tidak terjadi apa-apa. Satu minggu lagi proyek kita bersama dia dan Mr. Hector akan segera direalisasikan. Dia juga telah memberikan dana investasi yang telah dijanjikan sendiri."

"Febi ...?"

Febiana menatap wajah Feline. "Tenanglah. Tidak akan ada yang terjadi, aku mengungkapkannya hari ini padamu, sebab aku tidak kuasa lagi menyimpan rahasia itu sendirian. Ada ... ada semacam perasaan aneh yang nyaris setiap hari membuatku kesulitan bernapas, sehingga aku terpaksa membagi kebenaran itu denganmu dan berharap perasaan aneh itu lekas pergi."

"Terpaksa? Oh, Tuhanku!" Feline menepuk dahinya. "Kamu membagikan kebenaran itu padaku dengan sebuah keterpaksaan? Baiklah, ... tapi jika merasakan sesuatu yang aneh kenapa justru membela Edward Sinclair ketika aku mencurigainya?"

"Feline, ini berbeda. Bukan semacam keanehan yang membahayakan, tapi ... entah, aku pun tak mengerti dan sedang mencari jawabannya. Ah sudahlah!" Febiana menghela napas. "Apa kamu sudah menghubungi Nona Kimmy? Aku sangat ingin bertemu dengannya."

Feline mendesis kesal. "Barusan kamu membela Edward Sinclair, tapi sekarang ingin bertemu mantan kekasihnya? Sebenarnya apa yang kamu rencanakan, Febi? Jika selama satu bulan tak ada apa pun, kenapa kamu harus bertemu Nona Kimmy?"

"Aku tidak merencanakan apa pun dan aku juga tidak tahu. Mm ... aku hanya penasaran saja dengan Kimmy Devina. Ah! Intinya buat janji temu dengannya dan jangan banyak tanya Feline!"

Febiana menatap lekat mata Feline yang masih berbinar tak percaya sekaligus bingung. Detik berikutnya, ia berdiri dan mendorong kursi kayu berwarna cokelat yang ia duduki itu. melihat warna kursi dan kakinya meja yang sangat klasik, membuatnya berangsur teringat akan kenangan di rumah rahasia milik Edward. Senyum pun terulas menarik kedua sudut bibir Febiana yang sensual.

Selama satu bulan pasca diajak ke tempat itu, ia tidak pernah berkunjung lagi meski Edward sudah menyarankan dan memberi titah pada Dirman untuk membukakan pintu jika ia datang. Namun bukan Febiana namanya jika tak menjaga harga diri, sehingga meski sangat ingin datang, terutama mampir di rumah kaca, ia tetap menahan atas nama gengsi dan keangkuhan.

"Kamu mau ke mana? Katanya mau di sini seharian penuh menghabiskan waktu senggang sebelum proyek itu menyibukkan dirimu," ucap Feline bertanya sekaligus mengingatkan sahabatnya itu.

Febiana menatapnya kemudian mengulas senyum simpul. "Ke toilet, tenang saja aku tak akan kabur lagi," jawabnya.

Feline membiarkan Febiana pergi, meski kekhawatiran jika sahabatnya itu kabur lagi masih ada. Namun, tak mungkin Febiana melarikan diri di situasi bebas seperti saat ini. Dan matanya yang bisa mengarah ke halaman kafe yang menjadi satu-satunya jalan keluar, tetap bisa mengawasi jika Febiana tampak mencurigakan.

Suara hela napas terdengar tepat di samping telinga Feline, dan membuat wanita itu sangat terkejut. Matanya dan lehernya kompak memastikan untuk mencari tahu siapa yang berbuat usil berikut mengagetkannya. Michael di sampingnya dengan badan tertekuk dan wajah tampan pria itu nyaris menempel di pipinya. Feline lantas mendorong wajah Michael dengan tangan penuh kekuatan, sehingga pria itu menjadi tertampar.

"Kenapa tiba-tiba datang sih?!" ucap Feline dengan sangat kesal.

"Oh My Princess, galak sekali. Dan ini sangat menyakitkan," jawab Michael sembari mengusap pipinya yang memerah berkat tamparan Feline. Kemudian, ia menarik salah satu kursi dan lantas duduk di hadapan wanita itu. "Kamu tahu?"

"A-apa?"

"Febiana."

"Memangnya dia kenapa? Dia baik-baik saja."

Michael menghela napas. "Ternyata kamu yang lebih dekat dengannya sama sekali tidak tahu ya, Nona?"

"Apa yang tidak aku ketahui tentangnya?"

"Barusan."

Mata Feline memicing. "Kamu mencuri dengar perbincangan kami?"

"Hmm ...." Michael tersenyum. "Dan ada sesuatu lain yang aku ketahui. Ya, meski ini masih sebuah dugaan. Tapi, sepertinya memang bisa dikatakan sebagai sebuah kemungkinan, Nona. Febiana dan Edward ... saling jatuh cinta."

"Apa? Yang benar saja, Mic!"

Feline tergelak sesaat setelah sedikit terkejut atas dugaan yang Michael katakan. Itu tak mungkin! Febiana yang memiliki harga diri setinggi angkasa dan kerap kali mengumpat atas nama Edward Sinclair, dinyatakan saling jatuh cinta? Tidak akan ada benang merah atas analisa semacam itu di saat kedua CEO itu sedang melakukan gencatan senjata.

"Aku serius!" ucap Michael dengan ekspresi tak lagi ramah, melainkan tegas dan ketus. "Dia yang sudah lama melupakanku, dalam satu bulan ini justru sering mampir ke kafe dan apa kamu tahu? Nama Edward Sinclair sering dia gumamkan dalam keasyikkannya merenung," ungkapnya.

Seketika itu juga, Feline menghentikan gelak tawanya. "Be-benarkah?" tanyanya.

"Iya, itu benar, Sayangku. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di antara mereka berdua sejak satu bulan yang lalu, aku rasa memang ada sesuatu."

"Hmm ... jika memang seperti itu, aku justru akan semakin curiga, Michael. Ada saat, di mana aku melihat Madam Trisia dan Tuan Edwin bersantap bersama di sebuah restoran. Dan kamu tahu, tamu mereka siapa?"

Michael mengerutkan dahinya. "Siapa?"

"Tuan Besar Javier Sinclair, pemilik Sinclair Real Estate yang masih sah. Ayah dari Edward Sinclair. Aku ... mm, ketika aku tertarik dan mengendap di meja tak jauh dari mereka, ada kata 'perjodohan' yang terdengar dari perbincangan mereka. Aku tidak mau berpikir macam-macam dan lantas mengabaikannya, lalu saat itu aku harus segera menemui klien penting sebagai perwakilan Febiana yang kabur, dan ternyata bersama Edward."

Pengakuan Feline sukses membuat Michael terkejut. Namun ia merasa hal seperti itu cukup menarik untuk ditelusuri lebih dalam. Ia yang notabene menyukai kasus-kasus menyulitkan, mulai membuat analisa di dalam otaknya. Pertemuan Edwin Aditya, Madam Trisia, dan Javier Sinclair tentunya memiliki alasan yang kuat.

Tak membutuhkan waktu banyak bagi Michael mengasah kemampuan detektifnya untuk kasus itu. Sangat mudah baginya dalam mencari jawaban dengan menggabungkan beberapa fakta yang sudah ada dan tentunya bukan lagi menjadi sebuah rahasia.

"Feline sayang," ucap Michael sembari menggenggam wanita yang ia puja itu.

Feline mendesis kemudian menepis tangan Michael dari jemarinya. "Berhenti memanggilku sayang, Mr. Michael! Aku sangat risih mendengarnya," jawabnya ketus.

"Well." Michael menyandarkan punggungnya. "Boleh saja risih untuk saat ini, tapi kamu akan berakhir sangat merindukanku. Lihat saja nanti!" Ia tergelak sesaat sebelum Feline melemparkan tatapan nanar dan mengerikan. "Hmm ... baik, baik. Dan ya, kupikir keluarga besar mereka memiliki alasan kuat. Pertama, kita ingat tentang status Febiana dan Edward yang sama-sama lajang. Kedua, fakta bahwa kedua adik laki-laki Edward sudah menikah. Ketiga, kata perjodohan yang kamu dengar. Apa kamu tidak menduga bahwa perjodohan itu untuk—"

"Ais! Itu tidak mungkin, Mic! Mereka, dijodohkan? Hahaha, tak mungkin, tak mungkin."

"Siapa?" Tiba-tiba saja suara Febiana terdengar menyahut. Ternyata wanita itu sempat mendengar ucapan Feline meski baru menapaki anak tangga paling atas. Kemudian ia menghampiri kedua temannya dengan ekspresi penasaran. "Siapa yang dijodohkan? Kalian?"

Feline dan Michael yang sempat terkejut, kini berubah menjadi bingung. Meski keduanya bersyukur lantaran Febiana tidak mendengar bagian analisa yang dikatakan oleh Michael, tetap saja jawaban yang tepat untuk pertanyaan wanita itu cukup sulit untuk dicari oleh Michael dan Feline.

***