Chereads / Mr. Sinclair and Miss Arrogant / Chapter 31 - Pendapat Kimmy

Chapter 31 - Pendapat Kimmy

Febiana mengetuk sebuah pintu kayu yang merupakan bagian dari rumah berlantai satu itu. Saat ini ia tengah singgah di tempat tinggal seorang wanita yang selama ini ia cari, tetapi selalu urung ketika hendak ditemui. Tak berselang lama, terdengar suara dari dalam rumah yang sekaligus tanda seseorang tengah membuka pintu tersebut.

"Anda terlambat lima menit, Nona," ucap sang nyonya rumah dengan wajah datar dan dagu sedikit terangkat.

Rasanya seperti deja vu, pikir Febiana. Sementara hatinya merasa heran, matanya terbuka lebar menatap wanita cantik dan seorang gadis kecil berumur sekitar tujuh tahunan.

"Maaf, siang ini tak saya sangka jalan di ibukota cukup padat, Nona Kimmy," ucap Febiana kemudian merundukkan kepala.

Kimmy mengerjabkan matanya sebanyak dua kali, kemudian berangsur menggerakkan tangannya sebagai isyarat mempersilakan masuk. "Silakan masuk."

"Terima kasih, Nona."

"Tak masalah."

Dengan penuh kehati-hatian, Febiana mulai melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam. Ia lantas duduk di salah satu kursi tamu yang empuk dan sepertinya cukup mahal harganya. Setidaknya, ornamen di dalam rumah satu lantai itu tidak terlalu murahan, sehingga ia bisa bertahan dan mampir dengan nyaman.

Seorang gadis kecil menatap Febiana dengan mata memancar penuh keluguan, serta penuh tanda tanya. Febiana yang tidak pernah memiliki waktu bersama anak kecil menjadi bingung dan berangsur sungkan. Tatapan gadis itu sukses membuatnya malu dan kehilangan karakter kuatnya. Rasanya, mata gadis itu lebih menyeramkan daripada manik mata biru milik Edward.

"Inara, masuk dulu, main sama Kakak, yah?" ucap Kimmy yang datang dengan membawa nampan berisi secangkir teh hangat.

Gadis kecil yang bernama Inara itu langsung menurut dan tidak rewel. Langkahnya terayun lucu menuju sebuah ruang yang sepertinya kamar milik kakaknya.

Kemudian, setelah menyuguhkan hidangan sederhana di hadapan Febiana, Kimmy lantas memposisikan diri dengan tegak di kursi lain. Ia mengabaikan nampan yang saat ini berada di bagian meja yang kosong.

"Ada hal apa Anda datang kemari, Nona?" tanya Kimmy.

Febiana menelan saliva. "Saya hanya ingin sedikit berbicara dengan Nona Kimmy," jawabnya.

"Jujur, saya tak menyukai adanya basa-basi. Tapi, yah, setidaknya Anda bisa menikmati teh hangat dulu sebelum mengatakannya."

Gelagat, suara, karakter yang saat ini ditampilkan oleh Kimmy membuat Febiana lantas mengernyitkan dahi. Ia merasa tidak asing dengan semua sikap wanita di hadapannya itu. Ia seperti pernah melihatnya atau bahkan melakukannya. Rasanya ... ia seperti berkaca untuk sesaat. Namun, mungkin Kimmy hanya wanita biasa yang belum terlalu ia kenal, sehingga sifat dan karakter asli wanita itu belum terlihat dengan jelas.

Dan karena tidak ingin direndahkan, Febiana menegakkan tubuhnya. Ia kembali tampil elegan dan memilih mengabaikan hidangan hangat yang disajikan.

"Saya juga tidak menyukai basa-basi, Nona Kimmy," ucap Febiana.

Sesaat, Kimmy hanya diam, tetapi ia lantas berkata di beberapa detik kemudian. "Silakan bicara."

"Mengenai mantan kekasih Anda. Edward Sinclair."

Kimmy tersenyum tipis. "Edward Sinclair? Ada apa? Dan kenapa bertanya pada saya?"

"Saya ... tidak, tapi dia adalah musuh terbesar saya. Dan dia telah menyerang saya dengan sesuatu yang mengerikan. Saya akan membayar sebanyak apa pun yang Anda mau, asal Anda bersedia berbagi cerita mengenai kelemahan Edward Sinclair."

Kimmy tergelak. Sikapnya seperti tengah meremehkan permintaan Febiana. Namun memang benar adanya, pasalnya Febiana bersikap konyol demi melindungi dirinya sendiri, ia rela merendahkan diri dengan cara menyuap mantan kekasih musuhnya. Bahkan, ketika Febiana tidak mengenal siapa Kimmy sebenarnya.

Kimmy Devina. Wanita itu tampak elegan dan cantik, meski sudah melahirkan satu anak dan menjadi ibu rumah tangga serta bunda dari dua putra-putrinya. Ia terlahir dari keluarga kaya yang memiliki perusahaan manufaktur terbesar ketiga. Namun, ia memilih menikahi seorang duda beranak satu karena sesuatu yang membuat keputusannya harus terjadi.

Sama seperti Febiana, Kimmy tipikal wanita yang keras dan berharga diri tinggi. Mereka berdua sama-sama tidak segan untuk bersikap kasar untuk beberapa hal yang sangat menjengkelkan. Bahkan, Kimmy pernah meninggikan derajatnya serta memanfaatkan jabatan sementara sebagai seorang CEO di hadapan wanita yang hendak menggoda suaminya.

Kimmy menekan wanita penggoda itu dengan materi yang ia miliki. Ia tidak segan mengancam wanita itu, sampai-sampai wanita itu harus kehilangan pekerjaan. Namun, dikarenakan Kimmy masih merupakan wanita yang memiliki hati nurani, beberapa waktu setelah membuat wanita penggoda menjadi pengangguran, ia datang kembali dan memberikan setumpuk uang sebagai ganti rugi atas sikapnya. Dan sebagai barter atas uang itu adalah kesepakatan agar sang wanita penggoda tak lagi datang dan merayu suaminya.

"Saya sama sekali tidak tertarik, Nona Febiana. Saya dan Edward Sinclair sudah delapan tahun berpisah! Saya tak mau ikut campur urusan kalian," jelas Kimmy dengan tegas.

Febiana menghela napas, sementara otaknya tengah berpikir keras. Beberapa detik kemudian ia berkata, "Saham Big Golden?"

"Tidak! Mau itu saham, bahkan perusahaan sekalipun saya tidak tertarik dan berkenan!"

"Nona Kimmy, kalau begitu tak bisakah Anda sedikit memberikan petunjuk?"

Kimmy menggeleng. "Tidak juga."

"Kenapa? Apa jangan-jangan Anda masih ingin melindungi Edward Sinclair?"

Kimmy kembali tergelak. "Hahaha, tentu saja tidak, Nona. Delapan tahun kami berpisah dan tujuh tahun saya menjadi istri pria lain, tak mungkin saya masih ingin melindungi mantan kekasih. Dan lagi, apa Anda tidak melihat bocah cilik tadi? Dia anak saya, sementara satu anak laki-laki di dalam kamar, dengan begitu saya ini adalah ibu dari dua anak! Apa Anda terlalu bodoh untuk memikirkan alasan saya atas penolakan itu? Selain merepotkan dan berbahaya, tentu saja saya harus melindungi kedua anak saya!"

"Bodoh? Anda menyebut saya bodoh?!" Febiana yang tercengang lantas marah, karena tidak terima. "Saya seorang CEO, sementara Anda hanya seorang ibu rumah tangga!"

"CEO?" Kimmy tertawa lagi. "Yang benar saja, memangnya kenapa jika Anda adalah CEO? Apa saya harus takut dan tunduk? Wahai Nona Muda, saya pun pernah menjabat sebagai seorang CEO. Dan sungguh, jabatan itu tidaklah indah! Bahkan cukup mengerikan, kehidupan ibu rumah tangga seperti inilah yang saya impikan."

Kimmy Devina ... dia sama sepertiku? Maksudku keras kepalanya, batin Febiana bergolak.

Kimmy menghela napas, kemudian melipat kedua tangannya ke depan. Ia bersikap sesantai mungkin dan hendak mendominasi keadaan.

"Perlu saya tekankan, kedatangan Anda kemari sangat mengganggu kenyamanan kami, Nona Febiana. Bahkan, meski saya sudah menduga ada masalah seperti ini, tetap saja saya masih tidak merasa nyaman," ucap ibu dari dua anak itu.

Febiana terdiam.

"Edward Sinclair. Pria yang memiliki ambisi lebih besar daripada kita berdua. Saya tidak tahu bagaimana dia hidup sekarang, yang pasti dia adalah orang yang tidak akan berhenti sebelum keinginannya tercapai. Alih-alih mencari kelemahannya, lebih baik Anda menyerah saja." Kimmy mengembuskan napas. "Hari di mana Anda menginginkan pertemuan ini, saya mencari informasi dan sepertinya masalah di antara kalian berdua bukan masalah main-main. Rumor perihal hubungan kalian berdua sepertinya juga hanya kabar palsu. Apa ... Edward menjebak Anda?"

Dia pintar, dia bukan wanita biasa, aku salah. Febiana meluruhkan ketegangan yang merayap di sekujur tubuhnya. Karena rasa haus yang mendera tenggorokan, ia terpaksa meraih cangkir berisi teh tersebut. Ia menyesapnya dengan pelan dan hati-hati.

"Tak seharusnya Anda bertanya di saat Anda sendiri enggan untuk membantu," ucap Febiana sebagai jawaban atas pertanyaan Kimmy yang sempat mengambang.

Kimmy tersenyum tipis. "Rasa-rasanya memang benar. Bahkan, tanpa penjelasan pun saya sudah tahu. Dan sepertinya, rumor mengenai fobia pada diri Edward Sinclair juga hanya akal-akalan Anda. Lalu, jika itu digabung, gambar mesra kalian adalah jebakan dari Edward sebagai peredup rumor yang menyebut jika dirinya tak menyukai lawan jenis."

"Tidak semuanya salah dan tidak semuanya benar," sahut Febiana. Ia tersenyum tipis, lalu berkata, "Edward Sinclair benar-benar mengidap fobia pada wanita. Dalam tujuh tahun terakhir, dia tidak pernah sekalipun menjalin hubungan."

"Apa?"

"Anda pikir kenapa tak ada informasi pernikahan Edward? Ya karena pria itu memang belum pernah menikah. Sepertinya Anda terlalu fokus pada rumah tangga, Nona Kimmy, tanpa mau melihat masa lalu yang disebabkan oleh diri Anda sendiri."

Kimmy memicingkan matanya. "Apa maksud Anda? Saya dan Edward sudah selesai!"

"Sayangnya, hanya Anda sendiri yang mengatakan hubungan itu selesai. Tidak dengan Edward. Selain mengidap fobia, dia memasang pigura berisi gambar diri Anda di dinding apartemennya. Tak tahukah Anda, bahwa selama tujuh tahun terakhir serta keputusan Edward untuk hidup sendiri adalah akibat dari perpisahan kalian berdua?"

Febiana benar, Kimmy memang tidak pernah menyadari bahwa kepergiannya membuat Edward benar-benar hancur. Ia yang selalu berfokus pada keluarganya, tak pernah sekalipun mengingat apalagi mengorek kembali masa lalunya. Namun jika ucapan Febiana adalah suatu kebenaran, lantas, apa yang hendak ia lakukan terhadap Edward? Sementara di sisi lain, ia tidak mau mempercayai ucapan Febiana yang bisa jadi hanya salah satu trik agar ia bersedia diajak bekerja sama untuk menjatuhkan Edward.

Kimmy yang telah berpikir, akhirnya berkata, "Saya dan Edward sudah tak ada hubungan lagi, Nona. Dan perlu Anda garis bawahi apa pun yang terjadi padanya, tidak ada kaitannya dengan saya. Mohon Anda pergi dan jangan pernah kembali. Dan satu lagi, saya tak pernah butuh uang ataupun saham, kehidupan saya sebagai wanita biasa sudah sangat membahagiakan, seharusnya Anda bisa mempertimbangkan apa yang ada pada diri saya, sebab saya menyadari jika kita adalah wanita dengan tipikal karakter yang hampir sama. Bedanya, Anda gila kekuasaan, sementara saya tidak sama sekali!" jelasnya.

Febiana menggertakkan gigi, marah dan tidak terima. "Anda tak tahu apa pun mengenai saya, Nona Kimmy. Jangan merasa paling bahagia dari saya. Justru Anda yang harus mempertimbangkan permintaan saya. Dan pada kenyataannya, Edward memang memiliki fobia dan tidak menikah hingga usia nyaris 40 tahun karena Anda! Jika Anda berkenan bekerja sama dengan saya, Anda bisa memupuk rasa benci di hati Edward terhadap Anda, setelah itu dia baru akan sadar bahwa seorang Kimmy sudah tak ada artinya lagi. Fobia dan prinsip Edward lantas akan berubah dengan sendirinya setelah mantan kekasih yang dia pikirkan sudah berubah. Dan tentu saja Anda akan terbebas dari belenggu rasa bersalah, setelah akhirnya Edward berkenan menggenggam wanita lain!"

Febiana berdiri dengan cepat setelah menyelesaikan kalimatnya. Sebelum memutuskan pergi, ia melekatkan tatapan mata pada Kimmy dengan dimaksudkan agar wanita itu bisa sedikit terpengaruh.

***