Chereads / Akhir Deritaku / Chapter 57 - 57. Bentakan Kamila

Chapter 57 - 57. Bentakan Kamila

Di Mansion mewah milik keluarga Prasaja. Kamila Nenek Devan yang kedatangan Herman dan Jenni. Kamila yang menginginkan acara pertunangan Devan dan Jenni di tunda mengingat kondisi Mila yang baru saja mengalami penculikan

Namun Jenni tetap pada pendiriannya. menginginkan pertunangannya di percepat.

"Kamila ikuti kemauan cucuku, tolong bujuk Devan agar bersedia mempercepat bertunangan mereka"

"Herman, kamu tau apa yang terjadi dengan cucu menantuku Apa kamu ingin Devan menolak perjodohan ini dan semakin membencimu dan Jenni!?"

"Aku tidak pedulikan hal itu. yang aku inginkan hanya pertunangan Devan dengan cucuku"

"Aku semakin tidak mengenalmu Herman!?"

"Aku begini demi cucuku Kamila"

"Aku tau. tapi caramu benar-benar membuatku kecewa. cucuku sudah berkorban demi melanjutkan Perjodohan ini tapi lihat dirimu dan cucumu, kalian tidak memikirkan bagaimana kondisi Mila istri Devan!"

"Kamila maaf tapi kali ini aku egois. katakan pada cucumu acara pertunangan akan segera di lakukan"

"Kamu tau siapa cucuku bukan Herman?"

"Aku tau, itu sebabnya aku menemuimu?"

Herman berharap jika usahanya tidak sia-sia, dia tau sepak terjang seorang Devan, meskipun sedikit orang tau namun lain halnya dengan dirinya, Devan pria memiliki sifat yang keras namun hatinya sangatlah lembut terlebih menyangkut dengan Kamila sang Nenek dia akan menuruti apapun yang di inginkan sang Nenek.

"Kamila kami permisi dulu. jangan lupakan persahabatan kita apa yang terjadi hari ini, semua adalah rencan kita bersama"

"Pergilah"

"Kakek pergilah dulu, aku ingin di sini menemani Nenek"

"Tidak.!"

"Kamila ada apa denganmu?"

"Jenni pergilah, aku ingin sendiri. Herman bawa serta cucumu pergi aku hanya ingin sendiri"

"Baiklah, Jenni ayo kita pulang"

Setelah kepergian mereka Kamila, bergegas pergi kerumah Devan.

"Nyonya besar kita pergi kemana?"

"Ke kerumah Devan"

"Baik Nyonya"

Di kediaman Devan, Mila yang tengah duduk di sebuah kazebo pandangan matanya menatap lurus pada taman bunga yang berapa hari tidak di rawatnya. Devan yang merasa di abaikan oleh, sang istri berpura-pura merajuk.

"Sayang apakah bunga itu lebih menarik dari pada wajahku yang tampan ini?" Mila menundukan wajahnya menatap wajah sang suami.

"Wajahmu tetaplah yang terindah untukku tatap setiap saat suamiku, hanya saja mereka berapa hari aku tidak menyentuh mereka lihat berapa bunga layu?"Devan mengikuti arah yang di tunjukan Mila. benar saja berapa bunga kesayangan Mila layu dan berapa ada yang mati. Devan geram pada pelayan yang bertugas untuk merawat taman bunga milik Mila. bahkan mereka tidak bisa seperti Mila yang pandai mengurus bunga.

"Apa aku harus memecat mereka yang tidak bisa mengurus taman ini?"Devan menatap wajah Mila yang teduh.

"Jangan suka memecat orang sayang, mereka juga membutuhkan pekerjaan untuk keluarganya. ini hanyalah

masalah kecil dan aku pasti bisa mengatasinya, cukup merawatnya dengan ini"Mila meletakan tangannya tepat dihati

Devan meraih tangan sang istri dan menciumnya.

"Sungguh hatimu yang lembut membuatku semakin mencintaimu sayang"Devan kembali meletakan kepalanya di pangkuan Mila dan menciumi perut Mila yang mulai terlihat membesar.

"Berhentilah mencium perutku Dev ini sangat geli"

"Benarkah, tapi aku ingin mencium anakku bukan perutmu sayang"Devan menggoda Mila. dia tau jika Mila geli saat dirinya mencium perutnya.

"Dev hentikan aku gak kuat"Mila yang mendapat serangan bertubi-tubi oleh Devan hanya mampu menutup perutnya namun Devan tidak mau mengalah dia terus saja menciumi apapun yang di depannya. tawa mereka memenuhi taman belakang. tanpa mereka sadari Kamila melihat bagaimana mereka tertawa bahagia. tanpa terasa air matanya menetes bagaimana hal sederhana membuat cucu kesayangannya bahagia. ya kebahagiaan Devan ada pada Karmila istrinya. tawa yang entah berapa tahun yang lalu menghilang kini tawa itu kembali lagi. tidak ingin merusak kebahagiaan mereka Kamila memilih pergi, menunggu mereka di ruang keluarga.

Jenni yang berada di kediaman orang tuanya mengamuk karena Nenek Devan dengan terang-terangan mengusirnya

membuatnya malu di depan kakeknya.

"Siallll dia benar-benar membuatku malu, dasar tua Bangka menyebalkan lihat saja nanti jika Devan menjadi suamiku aku pastikan orang yang pertama aku singkirkan yaitu kamu"

"Apa yang di lakukan tua Bangka itu padamu sayang"Rudi yang baru keluar dari ruang kerjanya mendengar teriakan putri semata wayangnya.

"Aku berniat menemaninya tapi dengan sombongnya tua Bangka itu menolaknya bahkan berani membentakku Ayah aku sangat membencinya"

"Kita tidak bisa menyingkirkan dia, Devan sangat menyayanginya kita tidak bisa gegabah untuk hal itu"

"Tapi Ayah dia sudah mempermalukan aku ayah"

"Sudah ayah bilang kamu jangan gegabah dengannya. ingat Devan mau bertunangan denganmu karena Neneknya. kamu bisa melakukan apapun padanya setelah kamu resmi menyandang Nyonya Prasaja"

"Baik Ayah"

"Sekarang katakan apa kamu berhasil membujuk kakekmu untuk mempercepat tunangan kalian?"

"Sudah Ayah"

"Bagus"

"Ayah bagaimana dengan Mila?"

"Kamu jangan pikirkan itu, ayah sudah menyuruh orang untuk menyingkirkannya tepat di hari bahagiamu"

"Apa ayah akan menculiknya?"

"Tidak. bahkan Devan sekalipun tidak akan menyadarinya jika istri tercintanya meregang nyawa didepannya"

"Apakah ayah akan mengirim penembak jitu untuk menyingkirkan Mila?"

"Tidak. sudahlah kamu jangan pikirkan apapun sekarang kembalilah kerumah kakekmu, yang lain biar menjadi urusanku tugasmu pastikan waktu pertunangan sesuai rencana kita"

"Baik Ayah, aku pergi dulu sampai nanti"