Chereads / Akhir Deritaku / Chapter 58 - 58.Janji Sang Nenek

Chapter 58 - 58.Janji Sang Nenek

Kediaman mewah di kota Italia, Seorang pria tengah duduk dengan menyilangkan kakinya, mendengar laporan dari salah satu mata-matanya yang dia kirim ke negeri asalnya.

"Tuan berita yang ingin saya sampaikan ini, diluar yang kita duga. musuh anda akan melangsungkan pertunangan secara live disalah satu stasiun televisi"Terangnya pada sang Tuan.

"Itu bagus, kita akan datang kesana pastikan kamu mendapatkan undangannya"

"Tapi Tuan yang saya dengar jika Tuan Devan telah memiliki istri"

"Bukankah itu bagus, kita akan mengambil salah satu dari mereka. apa kamu memiliki identitas istri Devan?"

"Ini Tuan foto dan identitas wanita yang menjadi istri Devan dan yang saya dengar jika istrinya ini sedang hamil"

"Bagus ini kabar yang sangat bagus, dan ini foto..?"

"Kamu yakin jika wanita ini istri Devan?"

"Sangat yakin Tuan, apakah anda mengenalnya Tuan?"

"Tidak aku tidak mengenalnya"

"Apa tuan ingin saya membunuh istrinya?"

"Jangan coba-coba kamu menyentuhnya"

"Baik Tuan sesuai keinginan Tuan"

"Kamu cukup perhatikan istri Devan dan jangan berbuat tanpa perintahku"

"Baik Tuan'"

"Kamu bisa tinggalkan tempat ini"

"Baik Tuan, saya permisi" Setelah kepergian anak buahnya. pria itu kembali memandang foto Mila ibu jarinya membelai wajah cantik Mila. 'Aku berjanji akan menghancurkan siapapun yang menghalangi kebahagiaanmu' Pria itu kembali meletakan foto Mila di atas meja dan menghubungi seseorang.

"Siapkan Jet pribadi. dua jam dari sekarang kita harus terbang, batalkan semua rapat hari ini hingga dua Minggu kedepan"

"Baik Tuan"

Usai menghubungi, salah satu orang kepercayaannya, pria itu kembali membuka laptopnya dan kembali memeriksa pekerjaannya yang tertunda. 'Aku akan kembali dan merebut kembali kebahagiaanmu yang telah di renggutnya '

Pagi yang indah ini, terlihat seorang wanita yang tengah berkutat di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk sang suami dan tentunya Nenek. setelah menemui Devan dan Mila Nenek memilih menginap dan tentunya dengan bujukan Mila. seperti pagi ini Nenek yang melarang Mila memasak entah rayuan seperti apa hingga sang Nenek luluh dan memilih duduk di meja makan melihat Mila yang tengah memasak. tidak membutuhkan waktu lama Mila telah menyelesaikan masakannya. terlihat berapa menu sarapan yang di buat Mila dari nasi goreng ayam goreng capcay dan roti bakar serta minuman sehat di pagi hari, dan Mila tidak melupakan menu spesial untuk sang Nenek bubur ayam spesial.

"Mila sudah kamu duduk, nenek tidak mau jika kamu kelelahan ingat kamu sedang mengandung cicit nenek"

"Iya Nek, tapi percayalah ini tidaklah berat bahkan Mila lebih suka memasak dari pada berdiam diri"

"Pantas cucu nakalku lebih suka makan di rumah dari pada di luar. ternyata di manjakan olehmu di rumah"

"Bukan di manjakan Nek. tapi ini adalah kewajiban seorang istri memenuhi kebutuhan suami"

"Benar yang dikatakan istriku Nek" Devan datang dengan penampilan yang berantakan ciri khas orang Bagun tidur.

"Selamat pagi sayang"Devan memberikan kecupan pada kening Mila. lalu beralih pada sang Nenek.

"Selamat pagi sayangku"Dua wanita yang sangat disayanginya kini berada di dalam jangkauannya.

"Nek tetap tinggal disini bersamaku dan istriku, tidak lama lagi cicit Nenek akan lahir bukankah lebih mudah tinggal disini Nanak bisa melihatnya setiap hari"bujuk Devan pada sang Nenek.

"Kamu tau, di Mansion banyak kenangan yang tidak bisa Nenek tinggalkan. disana Nenek bisa mengenang kakekmu. jika nanti cicit Nenek sudah lahir Nenek janji akan sering-sering disini bahkan Nenek akan menetap disini"

"Benarkah Nek?"Mila menghambur kedalam pelukan sang Nenek dirinya sangat bahagia Nenek Devan sangat menyayanginya tidak seperti keluarga yang justru ingin membunuhnya. tanpa sadar air matanya menetes dengan cepat Mila menghapusnya. Mila tidak ingin kebahagiaan yang di rasakannya saat ini berubah menjadi kesedihannya.

"Tentu Nenek tidak akan melewati satu detik tanpa melihat pertumbuhan cicitku"

"Mila bahagia jika Nenek benar-benar akan tinggal disini, hidup Mila akan lebih sempurna"

"Apa kalian akan berpelukan tanpa memelukku?"

"Apa kau iri cucu nakal?"

"Tidak hanya saja kenapa kalian berpelukan tanpa mengajakku apa kalian tidak melihatku ada di sini?"

"Kemari Nenek juga ingin memelukmu"Mereka saling berpelukkan kebahagiaan yang mereka rasakan saat ini. tidak ada yang tahu kejadian esok hari yang akan menimpa pada salah satu dari mereka.

"Nek, Dev ayo kita sarapan aku memasak nasi goreng kesukaanmu"

"Terima kasih sayang, jangan terlalu lelah jika di dapur aku tidak ingin terjadi sesuatu pada kalian"

"Iya sayang, aku hanya memasak tidak lebih"

"Baiklah sekarang kamu duduk disini"Devan menepuk pahanya agar Mila duduk di pangkuannya. Mila mengikuti apa yang di katakan Devan.

"Buka mulutmu, Aaa"Devan memberikan suapan pertama pada Mila dan di lanjutkan untuknya dan seterusnya hingga satu piring nasi goreng telah tandas. Nenek yang melihat pemandangan di depannya hanya bisa tersenyum haru. 'Kebahagiaan yang sempurna' Bisiknya dalam hati.

Usai sarapan Devan Mila kembali kekamar untuk menyiapkan keperluan Devan.

"Dev, ada yang ingin Nenek katakan?"

"Apa ini mengenai acara pertunangan yang di percepat Nek?"

"Kau sudah mengetahui? Nenek tidak percaya tanpa Nenek mengatakan kamu pasti sudah tau"

"Nenek tau siapa aku, hal sekecil apapun aku pasti mengetahuinya bukan"

"Jika hal kecil kamu bisa mengetahuinya. lalu kenapa Mila sampai di culik bahkan semua anak buahmu tidak ada yang becus menjaga Mila!!?"Devan menundukkan kepalanya rasa sesak menghimpitnya mengingat dirinya gagal menjaga Mila bahkan di depan matanya Mila tertembak.

"Itu tidak akan terjadi lagi Nek"

"Nenek pegang kata-katamu Devan, jangan biarkan sesuatu terjadi pada Mila dan bayinya"

"Aku berjanji Nek"

"Mengenai pertunanganmu dengan Jenni apa kamu sudah mendapatkan apa yang kamu cari?"

"Semua sudah beres Nek tinggal kita umumkan saja, untuk penjagaan Mila aku telah menambah personil berjaga di titik tertentu bahkan mereka ada yang akan berbaur dengan tamu Nek"

"Pastikan jika Mila tidak akan mengalami kejadian seperti sebelumnya!!?"

"Iya Nek, semua sudah di siapkan tinggal Nenek bersikap seperti biasanya"

"Apa Mila sudah mengetahui jika pertunangan kalian di percepat?"

"Belum Nek"

"Kenapa tidak kamu ceritakan pada Mila?"

"Belum saatnya Nek, biar ini menjadi kejutan untuknya"