Di dalam restoran, Devan benar-benar dibuat kesal dengan kelakuan Jenni, sudah empat jam di restoran namun Jenni tidak ingin dirinya pergi.
"Dev kamu mau kemana?"
"Aku harus kekantor"Saat akan beranjak tangan Jenni menariknya dengan kuat sehingga dirinya kembali duduk.
"Sebentar lagi, setelah itu kita pergi dari sini"
"Tanpa mendengar perkataan Jenni Devan melangkah meninggalkan Jenni.
"Devan tunggu" Devan melangkah tanpa memperdulikan panggilan Jenni. sesampainya di parkiran Devan yang melihat Dewi dan Berapa pengawal bayangan berada tidak jauh dari restoran. tanpa pikir lagi Devan mendekati Dewi yang terlihat mondar-mandir.
"Apa yang kalian lakukan disini?" kedatangan Devan membuat mereka terlonjak kaget.
"Kami sedang menunggu nyonya Tuan"
"Nyonya..??"
"Benar Tuan, nyonya berada di restoran ini" Devan mendengar perkataan Dewi merasa kaget, dirinya cemas jika Mila melihat dirinya dengan Jenni.
"Sejak kapan nyonya disini?"
"Dua jam yang lalu Tuan"
"Aapaa..."
"Dengan siapa nyonya disini, kenapa kamu tidak ikut masuk bukankah tugasmu menjaga nyonya?"
"Maafkan saya Tuan, nyonya melarang saya masuk"
"Apa dia ada janji dengan seseorang disini?"
"Entahlah Tuan, cuma saya khawatir sudah dua jam lebih nyonya tidak keluar dari restoran"
"Baik kalian tunggu disini" Devan meninggalkan Dewi dan berapa pengawal bayangan.
Devan kembali kedalam untuk mengecek keberadaan Mila. saat berada di depan ruang private, seorang pelayan menghampirinya.
"Maaf Tuan, kalau boleh saya tau apa yang Andi lakukan disini?* tanya seorang pelayan pada Devan.
"Apakah di dalam ada orang?"
"Tidak ada Tuan, beliau sudah keluar satu jam yang lalu"
"Kalau begitu panggil menajer restoran ini"
"Baik Tuan"
"Dev, untuk apa kamu mencari Mila?" Jenni menahan tangan namun dengan kasarnya Devan menepis tangan Jenni.
melihat menejer restoran datang dengan cepat Devan menanyakannya prihal orang yang menyewa ruang private hari ini.
"Tuan Devan ada yang bisa saya bantu?"
"Aku ingin tau siapa yang menyewa ruang private hari ini?"
"Maaf Tuan saya tidak bisa mengatakannya"
"Katakan atau restoran ini akan aku buat tutup selamanya"
"Baik Tuan Devan"
"Tuan besar Herman"
"Apa ada yang menemuinya?"
"Iya Tuan, seorang wanita, tapi mereka sudah pergi satu jam yang lalu"
"Aku ingin memeriksa rekaman cctv dua jam yang lalu" Devan membawa sang menejer menuju ruang keamanan.
"Pak menejer apa ada hal yang penting, hingga Anda datang kesini?"
"putar cctv dua jam yang lalu"
"Baik Tuan" Devan melihat bagaimana Mila datang sampai masuk di salah satu ruang private dan setelah satu jam terlihat Mila keluar dengan tubuh yang terlihat menahan sesuatu terlebih wajah Mila yang terlihat merah dan lengan Mila yang memerah. saat berada di toilet tubuh Mila ambruk namun sebuah tangan besar menahannya dengan cepat membawanya ke dalam gendongan. dan pergi dari restoran Devan menatap punggung seorang yang membawa istrinya.dengan cepat Devan menghubungi Andy sang asisten.
"Andy selidiki orang yang membawa istriku? periksa semua rumah sakit sekarang juga!!"
"Baik Tuan" Devan meninggalkan ruang cctv dengan cepat menuju parkiran.
"Apa yang kalian lakukan hah!!!?"
"Tuan..maafkan kami nyonya..."
"Dan kamu Dewi. kenapa kamu tidak menghubungiku jika nyonya keluar hah!!"
"Tuan nyonya melarang kami menghubungi Anda"
"Cari nyonya sekarang, jangan perlihatkan batang hidung kalian jika belum menemukannya"
Tubuh mereka gemetaran, apa yang di katakan oleh Tuannya sudah pasti akan terjadi jika mereka tidak menemukan nyonya.
"Baik Tuan"Devan menaiki mobil dan pergi mencari Mila di rumah sakit.
Di sebuah mansion Herman, perasaannya kini tidak menentu melihat bagaimana Mila yang alergi dengan kacang seperti dirinya dan putra semata wayangnya apakah Mila cucunya. mengingat bagaimana reaksi tubuh Mila yang terlihat tersiksa menahannya sesak.
"Tidak mungkin, dia bukan cucuku"dengan perasaan yang binggung Herman menghubungi orang kepercayaannya.
"Tuan besar apakah ada yang harus saya lakukan?"
"Kumpulkan detektif yang terhebat kemari"
"Baik Tuan besar" setelah mengetik di ponselnya orang kepercayaannya kembali berkata.
"Sepuluh menit lagi mereka datang Tuan" terangnya pada Tuan besar. tidak lama orang yang di tunggu telah datang, Tuan Besar pergi ke ruang kerja di ikutin detektif dan orang kepercayaannya.
"Tuan Besar apakah ada pekerjaan yang harus saya lakukan?"
"Benar cari tau tentang Karmila Hartanto?"
"Tuan bukankah...?"
"Itu nama cucuku"
"Tapi Tuan bukankah cucu Anda sudah di temukan?"
"Aku ingin kamu mencari tau, gadis ini" Herman memberikan foto Mila yang tengah tersenyum memandang bunga lili di tangannya.
"Baik Tuan, akan saya selidiki"
"Lakukan dengan cepat dan detail"
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi Tuan" setelah kepergian sang detektif, kini tinggal Herman dengan seorang asistennya di ruang kerja.
"Tuan bukankah itu istri Tuan Devan?"
"Ya dia istri Devan, wanita yang bertemu denganku di salah satu pusat perbelanjaan dan dia wanita yang menarik perhatianku, entah kenapa aku merasa sakit saat melakukan ini padanya"
"Apa mungkin, Rudi??"
"Tugasmu selidiki Rudi, jika terbukti dia menipu. aku pastikan dia membayar semuanya!!"
"Tapi Tuan bukankah, media mengetahui jika Rudi putra Anda?"
"Mereka tidak tau kebenarannya. tugasmu selidiki Rudi dan cucuku Jenni"
"Baik Tuan" setelah kepergian asistennya. Herman menghubungi Jenni.
"Ada apa kek?"
"Cepatlah pulang ada yang ingin kakek katakan padamu"
"Baik kek" usai menghubungi Jenni, Herman menghubungi Kamila Nenek dari Devan.
"Kamila, apa kamu menyukai cucu menantumu?"
"Apa yang kamu inginkan Herman?"
"Tidak ada aku hanya ingin tau saja"
"Aku tidak perlu menjelaskannya padamu, kamu tau siapa aku bukan?"
"Aku tau bagaimana kamu"
"Katakan ada apa?"
"Tidak ada apa-apa, sudah dulu cucuku sudah datang" Herman mematikan sambungan telponnya.
"Kakek ada apa?"
"Jenni ikutlah kakek" Jenni yang binggung dengan sikap kakeknya hanya mampu mengikutinya. sesampainya di ruang makan Herman meminta salah satu pelayan mengambilkan es krim dalam lemari pendingin dan menyerahkannya pada Herman.
"Sayang di antara es krim ini mana yang paling kamu suka, coklat, vanilla atau kacang?"
"Sebenarnya aku suka semuanya kek, tapi.."
"Tapi kenapa sayang, apa salah satu dari es krim ini membuatmu alergi?"
"Tidak kek, tidak ada yang membuatku alergi tapi aku dulu sering menganggun Mila. karena dia dari kecil tidak bisa makan kacang kek, itulah kenapa setiap kali liat es krim kacang aku teringat Mila dia pasti kesakitan setiap kali makan kacang dan aku paling suka melihat dia tersiksa hahaaa" penjelasan dari Jenni membuat Herman menundukan wajahnya. ada sesak di ujung hatinya siapakah cucu kandungnya Mila atau Jenni.