Di sebuah gudang yang pengap dan lembab, tubuh Mila tergeletak tak berdaya tangan dan mulutnya terikat. dengan sedikit kesadaran Mila memandang sekeliling, tubuhnya yang terasa lemas akibat obat bius yang mereka gunakan untuk membekapnya. Mila mengingat bagaimana dia bisa sampai di tempat itu air mata Mila berlahan mengalir.
Terdengar suara orang berjalan mendekati, Mila menutup matanya kembali, dia hanya ingin tau siapa yang sudah menculiknya.
" Bos...wanita ini benar-benar cantik, sayang kalau di bunuh. bagaimana sebelum di bunuh, kita garap dulu bos.." Tanya salah satu penculik.
" Aku juga maunya begitu, tapi kita liat dulu, bos maunya gimana "
"Bos besar kapan ke sini"
" Sebentar lagi bos besar datang, kamu periksa apa sekeliling tempat ini apa laki-laki tadi masih mengikuti kita ?"
" Baik bos.."
" Gadis yang malang, tunggulah sebentar lagi jika bos besar menyuruhku untuk membunuhmu, maka aku akan menyelamatkanmu, dan menjadikanmu istriku..."
" Bos..bos besar sudah datang "
seorang pria separuh baya mendekati tempat Mila tergeletak, dan menatapnya penuh kemarahan.
" Bagaimana apa laki-laki yang bersamanya mengikuti kalian "
" Tidak boss.. kami bisa mengecohnya "
" Bagus. bangunkan dia "
" Baik bos " dengan sigap mereka membangunkan Mila dengan menyiram air ke tubuhnya.
Mila yang sedari tadi sudah sadar, seperti mengenali suara itu namun menepisnya.
" Bawa gadis itu kemari "
" Baik bos " mereka membawa Mila ke hadapan sang bos besar, saat sampai di depan laki-laki yang duduk dengan angkuhnya, tubuh Mila berlahan mundur kebelakang dengan pandangan terus kearah laki-laki di hadapannya.
melihat Mila yang mundur kebelakang membuat laki-laki itu berdiri mendekatinya dan tanpa belas kasih menarik lakban yang menutupi mulutnya. Mila hanya meringis menahan sakit akibat tarikan yang kasar.
" Ayah..." dengan suara melemah Mila memanggil laki-laki yang kini berdiri dihadapannya.
Plakkk....
Satu tamparan keras mengenai pipi, Mila merasakan sudut bibirnya berdarah.
" Anak sialan berani kamu kabur dari rumah hha..!!!" teriakan sang Ayah menggema di ruangan.
" Ayah ampun..maafkan Mila ayah " Mila terus berlutut meski tangan masih terikat. dia berharap sang ayah memaafkannya.
Namun harapan tinggal harapan sang Ayah terus memukul Mila tanpa ampun.
" Akibat perbuatanmu Ayah menanggung semua kemurkaan juragan Broto."
" Katakan apa yang sudah kamu lakukan hha...dasar anak tidak tau diri, dasar pelacurrr " Budi yang kemarahannya tidak lagi terbendung dengan kejamnya menarik rambut Mila hingga kepala Mila mendongak ke atas.
" Katakan siapa laki-laki yang bersamamu anak sialan "
" Sakit ayah..." Mila meringis saat tangan besar Ayahnya mencengkram dagunya dengan kencang.
" Katakan sialan...berapa harga yang kamu tawarkan padanya sampai dia berani berbuat keji pada juragan Broto hha..!!"
" Kalian berdua bawa anak sialan ini ke Villa yang ada di luar kota, kurung dia disana. " Dengan sangat kasarnya Budi mendorong tubuh Mila.
Dua orang suruhan Budi menyeret tubuh Mila. mereka membawanya ke dalam mobil dengan tangan Mila yang masih terikat.
Saat mereka berhasil memasukan Mila ke dalam mobil. sebuah mobil hitam menghadang mobil mereka dan suara tebakan terdengar.
Doorr.....