Udara di sekitar Song Ci begitu panas dan beberapa calon penumpang di samping Song Ci sedang menunggu bus yang datang. Ada seorang anak perempuan di antara calon penumpang itu dan semuanya mengenakan pakaian yang indah. Wajah Song Ci memerah seperti kepiting rebus karena tersengat sinar matahari yang terik, tapi ia sangat menawan.
Han Zhan ragu apakah ia harus menghentikan mobilnya atau tidak, karena saat ini Song CI mendadak melihat ke arahnya.
Han Zhan yakin bahwa yang dilihat Song Ci pastilah dirinya.
Karena mata gadis itu sangat cerah.
Seperti ada bintang bertaburan.
Kehadiran Song Ci di tempat ini mungkin hanya kebetulan, tapi mungkin saja disengaja.
Han Zhan tidak menyelidikinya.
Han Zhan hanya tahu bahwa Song Ci bukanlah orang asing baginya, melainkan pilot magang yang menerbangkan pesawat untuknya, rekan kerjanya, dan orang yang dengan berani dan menyerahkan nyawanya di masa depan.
Mobil Han Zhan akhirnya berhenti tepat di depan Song Ci.
Song Ci membungkukkan badannya, mencoba melihat orang yang ada di dalam mobil.
Jendela di samping kursi pengemudi diturunkan di depan Song Ci dan memperlihatkan sosok kaku dan dalam pria tersebut.
Ketika melihat Han Zhan yang berada di dalam mobil, secara refleks Song Ci terkejut. "Tuan Han?" Ia tampak terkejut dengan penampilan Han Zhan.
Gadis muda di era modern sekarang punya sarana yang luar biasa. Han Zhan tak yakin apakah keberadaan Song Ci di tempat ini apakah disengaja atau hanya kebetulan saja. Oleh karena itu, ia bersikap sopan, tapi tidak terlalu bersemangat, dan ada sedikit rasa keterasingan.
Han Zhan bertanya kepada gadis itu, "Nona Song, apa kau sedang menunggu bus?"
Song Ci melemparkan senyum kepada Han Zhan sambil memutar bola matanya, membuatnya makin cantik dan menawan. "Benar. Sekarang ada banyak orang yang mengantre untuk menunggu bus yang datang. Sudah ada lebih dari 20 orang yang mengantre di depanku." Setelah berkata demikian, suara Song Ci makin pelan dan lembut, "Apakah Tuan Han bersedia mengantarku jalan-jalan?"
Khawatir Han Zhan menolak permintaannya, Song Ci berkata lagi, "Tolong bawa aku ke daerah kota dan cari sembarang tempat untuk menurunkanku. Di sana lebih mudah mencari taksi."
Bagaimana mungkin Han Zhan menurunkan seorang gadis di sembarang tempat?
"Baik. Naiklah."
Ada dua koper di bagasi mobil Han Zhan dan pria itu meminta Song Ci meletakkan kopernya langsung di jok belakang mobil. Song Ci sering melakukan perjalanan bisnis. Pakaian, aksesoris, dan produk perawatan kulitnya harus disimpan di dalam kotak besar.
Saat kotak itu diletakkan, jok belakang mobil Han Zhan sudah tidak bisa lagi diduduki.
Melihat Song Ci yang masih minta maaf karena duduk di belakang, Han Zhan melirik tempat duduk di sampingnya, lalu berbalik dan bertanya kepada Song Ci, "Mengapa kau tidak duduk di depan?"
Kursi di samping pengemudi biasanya diduduki istri atau kekasih. Song Ci lebih memilih duduk di belakang untuk menghindari kecurigaan.
Mendengar kata-kata Han Zhan, Song Ci juga tidak menolak. Ia menutup pintu belakang dan membuka pintu mobil di samping sisi pengemudi, duduk, dan memasang sabuk pengaman dengan patuh.
Song Ci duduk dengan tertib. Kalimat pertama yang diucapkannya adalah, "Aku dengar, yang berhak duduk di kursi di samping pengemudi adalah pacar dan istri. Apakah Tuan Han tidak tahu?" Ia mengatakan ini sebagai solusi dari kata-kata Han Zhan. Selain itu, kata-kata ini juga sebagai jurus untuk menskak mat emosi Han Zhan.
Apakah kau masih jomblo, sudah menikah, atau sudah punya pacar?"
Han Zhan menjawab santai, "Ini kan hanya satu kursi saja, mana ada ucapan seperti itu."
Song Ci menduga bahwa hal ini salah. Saat ia berkata seperti itu, Han Zhan seharusnya menjawab tentang apakah dia punya kekasih atau tidak.
Ini pasti salah.
Di kehidupan sebelumnya, saat Song Ci berusia 23 tahun, nama Zeus Airlines telah berubah menjadi Zeus International. Saat ia berusia 24 tahun, Han Zhan untuk pertama kalinya tampil di hadapan publik sebagai kepala Zeus International.
Han Zhan sepertinya muncul begitu saja. Begitu ia muncul, perhatian seluruh penduduk Kota Wangdong tertuju kepadanya.
Di usianya yang ke 34 tahun, Han Zhan adalah orang terkaya di Kota Wangdong. Meski ia sudah lewat dari usia menikah, ia tetap sendirian. Ada rumor yang mengatakan bahwa orang terkaya punya cacat dan tidak bisa menulis dan makan dengan tangan kanannya, oleh karena itu menjadi orang kidal.
Terlepas dari kecacatannya, justru tak terhitung betapa banyaknya wanita, atau bahkan pria, yang ingin bersamanya.
Namun, Han Zhan tidak pernah menerima lamaran cinta dari siapa pun.
Di kehidupan sebelumnya, setelah kecelakaan pembajakan pesawat, Song Ci punya kesempatan untuk bertemu dengan Han Zhan lagi. Saat itu, ia adalah kepala sanatorium, donatur untuk orang buta dan cacat, dan dia adalah pria yang sabar dan bisa merawat dirinya sendiri.
Sedangkan Song Ci adalah seorang pemain biola yang diundang untuk tampil di sanatorium.
Han Zhan sangat suka mendengarkan permainan biola Song Ci. Setiap kali Song Ci pergi ke sana, diam-diam ia bisa melihat Han Zhan berdiri di bawah sebuah pohon besar di taman sambil memegang cangkir termos di tangannya. Setelah beberapa kali berdiskusi bersama, keduanya secara bertahap saling mengenal dan menjadi teman baik.
Hingga di tahun meninggalnya Song Ci, posisi pendamping sang pria kaya selalu kosong. Song Ci juga tidak yakin apakah Han Zhan sudah punya kekasih atau belum. Meskipun ada, pasti akan disembunyikan olehnya.
Song Ci merasa Han Zhan tak mungkin belum pernah jatuh cinta. Pria itu juga tidak terlihat seperti orang yang aseksual. Mungkin saja Han Zhan adalah orang yang terlalu penuntut dan punya banyak masalah, sehingga ia tidak bisa menemukan pasangan yang cocok untuknya.
Namun, saat ini, keduanya sebenarnya tidak begitu saling mengenal dan tidak ada yang bisa dibicarakan meski mereka berada di mobil yang sama.
Saat mendekati pusat kota, Han Zhan memecah keheningan di antara mereka dan menoleh, lalu bertanya kepada Song Ci, "Cuacanya panas sekali dan sinar matahari sangat menyengat. Nona Song tinggal di mana? Biar kuantarkan pulang saja." Han Zhan benar-benar pria sejati.
Inilah kata-kata yang ditunggu-tunggu Song Ci.
Song Ci ragu sejenak, lalu tersenyum dan meminta maaf dengan sopan kepada Han Zhan, "Aku tinggal di Distrik Jinshan, Perfektur Zijing. Maaf telah merepotkan Tuan Han."
Han Zhan hanya menjawab singkat, "Tidak masalah. Jalannya lancar."
Song Ci tidak tahu apakah jalur perjalanan ke arah rumahnya lancar atau tidak, jadi tentu saja ia tidak sebodoh itu tidak menanyakan tempat tinggal Han Zhan.
Song Ci tidak tahu di mana Han Zhan tinggal saat ini. Namun, dia tahu Han Zhan akan tinggal di Gunung Yulong dua tahun mendatang. Seluruh bagian gunung itu adalah wilayahnya, yang juga disebut kemewahan mulia.
Kota Wangdong dibagi menjadi Kota Timur dan Kota Barat. Keduanya dipisahkan oleh sebuah sungai yang bernama Sungai Yulong yang cukup besar. Kemudian, Han Zhan lahir dan pindah ke Gunung Yulong. Secara pribadi, semua orang menyebut Han Zhan sebagai Naga dari Gunung Yulong.
Bisa dibayangkan betapa spesial dan mulianya Han Zhan di hati penduduk Kota Wangdong.
Han Zhan memarkirkan mobilnya di depan pintu gerbang Perfektur Zijing. Entah sudah berapa lama Song Ci tertidur. Ia seperti seorang gadis cantik dan menawan saat sudah bangun. Bibirnya sedikit terbuka saat tidur dan sepertinya ada air liur di kedua sudut bibirnya.
Jika ada orang yang melihat wajah Nona Song Ci yang tercantik di Kota Wangdong sedang tidur, pasti mereka akan mengejeknya.
Han Zhan menggoyangkan tubuh Song Ci dan membangunkannya, "Nona Song, kita sudah sampai."
Saat Song Ci membuka matanya, ia kebingungan ketika melihat sepasang mata yang asing baginya, tapi indah dan berwarna biru keabuan yang jernih. Ia duduk tegak dan memandang sekelilingnya dan baru menyadari bahwa ia tertidur di mobil Han Zhan.
Song Ci tanpa sadar menghapus air liurnya.
Ya Tuhan, Song Ci masih ingin merayu Han Zhan dengan kecantikannya. Saat Han Zhan melihat wajahnya yang tidur, ke mana pesonanya pergi?
Song Ci tidak menghapus air liurnya dan bersikap tenang.
Butuh beberapa menit untuk berjalan dari pintu gerbang ke rumah keluarga Mu. Koper Song Ci besar dan berat, jadi ia harus merepotkan Han Zhan untuk mengantarkannya.
Tentu saja Han Zhan tidak akan menolak.
Song Ci menyapa satpam yang bertugas dan mobil Han Zhan melaju tanpa halangan hingga mereka akhirnya tiba di rumah keluarga Mu.
Dan mobil pun berhenti.
Song Ci melepaskan sabuk pengamannya dan mengucapkan terima kasih kepada Han Zhan dengan tenang dan anggun, "Terima kasih banyak, Tuan Han."
Han Zhan hanya merespon singkat, "Ya."
Setelah Song Ci turun dari mobil, ia membuka kompartemen belakang dan mengeluarkan koper besar dari mobil Han Zhan, kemudian mengucapkan selamat tinggal kepada pria itu. Setelah melihat Han Zhan pergi meninggalkannya, Song Ci akhirnya masuk ke dalam rumah.