Chereads / Mencintai Bosku Sendiri / Chapter 31 - Siapa Bilang Tidak Ada Aturan Tak Tertulis?

Chapter 31 - Siapa Bilang Tidak Ada Aturan Tak Tertulis?

Klakson ambulans itu terus meraung-raung sepanjang jalan. Semua para pengguna jalan pasti akan memberikan jalan. Mereka hanya butuh waktu sekitar setengah jam untuk sampai di RS TNI.

Song Ci masih bernapas, pendarahannya juga sudah berhenti, tapi ia masih belum sadarkan diri. Setibanya Song Ci di rumah sakit, ia langsung dibawa masuk ke ruang operasi oleh tim bedah yang sudah menunggu di depan pintu masuk.

Entah sampai di mana kesabaran Han Zhan. Operasi ini mengejutkan direktur RS TNI.

 --

Setelah operasi selesai, Song Ci masih harus menunggu di ruang operasi untuk pemeriksaan. Direktur rumah sakit dan asistennya meninggalkan tempat itu lebih dulu.

Melihat direktur rumah sakit keluar dari ruang operasi, Han Zhan bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekatinya, lalu berkata, "Terima kasih atas kerja kerasnya, Direktur Su. Bagaimana hasil operasinya?"

Direktur Su memandang Han Zhan selama beberapa saat dengan hati-hati dan berkata, "Lama tidak bertemu, Han Zhan." Direktur Su memandang Han Zhan seolah sedang bernostalgia.

Kedua sudut bibir Han Zhan menaik, memancarkan senyuman yang tak terlukiskan. "Benar. Sudah lama sekali kita tidak bertemu." Mereka terakhir kali bertemu delapan tahun lalu. Saat itu, Direktur Su secara pribadi mengamputasi telunjuk dan jari tengah tangan kanan Han Zhan.

Direktur Su tahu jelas bahwa peristiwa di masa lalu itu bukanlah kenangan yang baik bagi Han Zhan, sehingga ia tidak mengungkitnya. 

Mengetahui Han Zhan sangat mengkhawatirkan kondisi pasien, Direktur Su memberitahu kondisi Song Ci kepada Han Zhan secara detail, "Dua tulang belakang serviks pasangan Anda patah dan memerlukan peralatan penyangga serviks. Untunglah, sendi di bagian lainnya tidak rusak. Pecahan kaca memotong lengannya, menyebabkan trauma dan pendarahan berlebih. Dia harus beristirahat lebih banyak."

"Tapi, karena ia mengalami benturan yang cukup keras, pasangan Anda mengalami gegar otak parah. Dia mungkin akan muntah saat sadar nanti dan ini juga membutuhkan lebih banyak perhatian."

Han Zhan dengan tenang mendengarkan setiap kata yang diucapkan Direktur Su, tapi ia tidak menjelaskan hubungannya dengan Song Ci. Ketika Direktur Su selesai bicara, ekspresi wajah Han Zhan yang tadinya menegang menjadi lebih rileks dan Han Zhan berterima kasih sekali lagi kepadanya.

Direktur Su melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan Han Zhan.

Setelah Direktur Su menjauh, Han Zhan memanggil Li Li dan bertanya, "Bagaimana dengan dokter dari RS Xin Qiao?"

Li Li menjawab, "Sesuai dengan perintahmu, kuminta Long Yu membawanya pergi. Kapan kau mau bertemu dengannya?"

"Aku sekarang tidak sedang buru-buru."

Li Li merasa lapar. Saat melihat Song Ci masih belum keluar, Li Li minta izin untuk pergi makan, lalu berganti shift dengan Han Zhan.

Sepuluh menit kemudian, Song Ci dibawa keluar dari ruang operasi.

Song Ci menyipitkan mata, menatap sosok Han Zhan yang tinggi dan tegap dengan latar belakang lampu rumah sakit. Bibirnya bergerak pelan, tapi Han Zhan tidak tahu apa yang dikatakan gadis itu. Han Zhan membungkukkan badan, mendekatkan telinganya ke dekat bibir Song Ci dan mendengar gadis itu berkata, "Jangan pergi."

Raut wajah Han Zhan menjadi ragu-ragu. Sorot matanya memancarkan pertanyaan dan keraguan saat melihat Song Ci.

Kenyataannya, Song Ci sama sekali tidak bisa mengenali siapa orang yang ada di hadapannya. Ia hanya tahu bahwa Han Zhan tak bisa meninggalkannya dan tidak boleh meninggalkannya sendirian di tempat ini. Song Ci ketakutan jika ia berada di rumah sakit sendirian. Ia takut jika tidak ada orang yang menjaganya, Mu Mian akan punya kesempatan untuk membawanya pergi. 

Dalam perjalanan ke ruang rawat inap, Song Ci memegang erat tangan kanan Han Zhan. Meskipun Han Zhan mengenakan sarung tangan kulit, pria itu bisa merasakan betapa eratnya Song Ci menggenggam tangannya.

Ketika kesadarannya berangsur-angsur pulih, akhirnya Song Ci terjaga. Song Ci membuka kedua matanya dan melihat Han Zhan sedang duduk di tepi tempat tidur rumah sakit dengan darah yang masih berlumuran di jasnya.

Song Ci tertegun melihatnya.

Han Zhan membuka mulutnya dan bertanya kepada Song Ci, "Bisakah kau melepaskan tanganku?"

Song Ci masih tertegun.

Han Zhan mengangkat tangan kanannya dan menggenggam tangan kanan Song Ci, lalu berkata, "Kau sudah lebih dari dua jam menggenggam tanganku."

Song Ci secara refleks melepaskan genggaman tangannya.

Song Ci melepaskan sarung tangan Han Zhan. Pria itu menundukkan kepala dan melepaskan sarung tangan kulitnya. Gerakannya begitu elegan dan modis.

Song Ci merasa malu saat menyadari apa yang telah dilakukannya. Namun, pada saat ini, kebahagiaan mendapatkan kehidupan kembali jauh lebih dari sekadar rasa malu. Song Ci menatap Han Zhan yang sedang merapikan sarung tangan kulit miliknya. Nada suara Song Ci sangat lembut, seakan membawa hal-hal yang aneh. "Kau selalu berada di sini?"

Han Zhan hanya menjawab singkat, "Ya."

"Lalu, perjalanan kita … "

"Sudah hancur." Han Zhan menjawab dengan santai. "Karena kau mengalami kecelakaan, perjalanan kita kali ini dibatalkan. Nona Song, katakan kepadaku. Bagaimana kau bisa memberikan kompensasi kepada perusahaan karena kejadian ini?"

Song Ci tahu bahwa Han Zhan sedang menakutinya, tapi ia tidak mau kalah. Ia menjawab, "Jika tidak menyukainya, maka aku hanya dapat membayarnya."

Han Zhan membeku mendengarnya.

Jawaban Song Ci sungguh di luar dugaannya.

Melihat senyuman di mata Song Ci, Han Zhan tahu bahwa gadis itu sedang mempermainkannya.

Song Ci merasa puas saat melihat Han Zhan tercengang. Ia terus menggodanya, "Bagaimana lagi. Saat aku sadar, aku melihat Tuan Han. Aku rasa itu sungguh manis dan romantis."

Han Zhan tetap terus membisu dan memperhatikan sandiwara gadis ini.

Song Ci menekan dadanya dan mengedipkan mata kepada Han Zhan. Jika ia tidak mengenakan penyangga leher yang lucu ini, pastilah ia merasa glamor jika ia mengedipkan matanya. "Tuan Han telah menyelamatkan nyawaku. Aku tidak bisa membalas kebaikan Tuan, jadi aku harus menyetujui apa pun permintaan Tuan Han. Aku harap Tuan Han tidak keberatan."

Song Ci rupanya memutuskan untuk mengikat pria ini di masa depan!

Entah perkataan Song Ci yang mana yang membuat Han Zhan tertawa. Bahu pria itu bergerak naik turun sambil tertawa terbahak-bahak.

"Apa yang Tuan tertawakan?" Song Ci tidak bisa memahami pikiran Han Zhan dan merasa ada yang membuatnya bingung.

Setelah Han Zhan berhenti tertawa, ia berkata, "Siapa yang langsung mengatakan pada hari wawancara bahwa tidak ada aturan tak tertulis?"

Song Ci-lah yang mengatakannya dan Song Ci menjadi bingung.

Matanya yang atraktif dan cerah menatap lurus kepada Han Zhan. 

Han Zhan tidak tahan dengan Song Ci yang sangat terus terang. Ia bangkit dari tempat duduknya dan mundur. Ia menjaga jarak dari Song Ci agar ia tetap bisa menjaga kepalanya tetap jernih dan tidak jatuh ke dalam jebakan gadis kecil ini.

Begitu Han Zhan menggerakkan kaki kirinya, ia mendengar Song Ci berkata, "Tuan Han tak bisa membuat aturan tak tertulis, tapi Tuan bisa bercinta."

Han Zhan merasa aneh mendengarnya. Ia berhenti dan bertanya kepada Song Ci dengan geli, "Mengapa gadis-gadis muda sekarang begitu terus terang dan berani?"

Song Ci balik bertanya, "Berapa usia Tuan Han?"

"32."

"Oh … " Song Ci ingin memiringkan kepalanya. Namun, baru saja ia memikirkannya, lehernya terasa sakit dan ia harus menyerah.

Song Ci dengan berani mengulurkan tangannya, memegang pergelangan tangan Han Zhan, menundukkan kepala dan berkata, "Kakak Han itu tertutup, sedangkan Song Ci begitu terus terang dan ceroboh. Kita berdua saling melengkapi dan merupakan pasangan yang sempurna."

Kata-kata 'Kakak Han' membuat rambut Han Zhan seakan tersetrum. 

"Katakan saja baik-baik kalau ada sesuatu." Han Zhan menarik tangan Song Ci dengan kasar. "Jangan gunakan tangan dan kakimu untuk memanfaatkan orang lain."

Song Ci menjerit dalam hati.

Sudah berakhir. Trik wanita cantik tidak berguna.

Saat Han Zhan menolaknya baik-baik, raut wajah Song Ci cemberut dan tidak berani bicara lagi.

Ruangan itu begitu hening untuk beberapa saat. Han Zhan tidak berniat untuk pergi, tapi Song Ci juga tidak mempermainkannya lagi.

Pipi Song Ci yang cantik tampak lemah karena kecelakaan hari ini, tapi Han Zhan juga merasa kasihan terhadap gadis itu. Entah apa yang sedang dipikirkan Song Ci, tapi pandangan matanya mendadak terang dan redup, membuat orang tidak bisa melihatnya.

"Sopir truk itu … " Baru saja Song Ci bicara, Han Zhan langsung memotong kata-katanya dan memberitahunya, "Dia sudah meninggal."

Song Ci mencelos mendengarnya.

"Sopir truk itu dibawa keluar oleh orang-orang dan meninggal dalam beberapa menit, bahkan sebelum ambulans datang." Han Zhan menduga Song Ci begitu ketakutan, sehingga ia memasang raut wajah muram.

Namun, karena Han Zhan tidak tahan melihat Song Ci sedang ketakutan, ia berusaha menenangkan gadis itu, "Tidak apa-apa, kau sudah aman." 

Aman?

Hanya ada rasa putus asa dalam hati Song Ci.