Chereads / Mencintai Bosku Sendiri / Chapter 35 - Han Zhan: Paman Mu

Chapter 35 - Han Zhan: Paman Mu

Song Ci ditempatkan di kamar rawat inap dengan satu tempat tidur. Jika pintu kamarnya dibuka, maka akan langsung menghadap koridor. Terdapat ruangan minum teh berukuran kecil yang terletak di samping koridor tersebut. Mu Mian berdiri di tengah koridor. Kemejanya yang berwarna abu-abu tampak kusut, sepertinya ia belum tidur semalaman.

Dalam satu detik, Song Ci menyadari siapa yang datang. Ia sangat terkejut sambil meneriakkan kata 'ayah'.

"Ayah, bagaimana Ayah bisa datang ke sini?"

Mu Mian berjalan mendekati Song Ci sambil berkata, "Jika semalam polisi tidak datang untuk memberi kabar tentang keadaanmu, kami juga tidak tahu bahwa kau mengalami kecelakaan. Song Song, mengapa kau tidak memberitahu kami kalau kau mengalami kecelakaan?"

Song Ci mengenakan penyangga leher, sehingga ia tidak bisa menundukkan kepalanya dan harus mengangkat kepalanya sepanjang waktu. Oleh karena itu, ia tidak bisa menyembunyikan mimik muka dan reaksinya dari Mu Mian.

Song Ci benar-benar tak berkutik menghadapi Mu Mian.

Song Ci tampak merasa bersalah. Mu Mian mendengar Song Ci berkata dengan lirih, "Aku pingsan saat kecelakaan itu terjadi dan rekan kerjaku membawaku ke rumah sakit. Setelah aku sadar, aku mengalami gegar otak parah. Aku sangat depresi, sehingga aku tidak memberitahu kalian."

"Selain itu … "

Song Ci menggigit bibir bawahnya. Dengan perasaan bersalah, ia berkata, "Kondisi Qiutian jauh lebih serius. Dia juga tertekan dan melakukan hal yang bodoh. Untung saja dia selamat. Kupikir, Ayah dan Ibu lebih baik mendampinginya."

Song Ci mengatakan hal ini dengan sangat bagus. Bahkan, Song Ci juga menunjukkan 'kebaikan' dan 'pemikiran'nya, hingga berhasil membuat Mu Mian tak bisa bicara.

Kata-kata yang diucapkan Song Ci terdengar tulus. Sebaliknya, Mu Mian merasa curiga. 

Dokter di RS Xin Qiao kemarin memberitahu Mu Mian bahwa mereka awalnya yang membawa Song Ci, tapi kemudian sekelompok orang muncul. Tanpa berkata apa-apa, mereka membawa pergi mobil ambulans dan melarikan Song Ci ke RS TNI.

Mu Mian sebenarnya ingin mencari RS TNI saat itu juga, tapi ia khawatir jika ia kebetulan datang, sehingga ia harus bersabar dan menahan diri. 

Banyak hal yang dipikirkan Mu Mian sepanjang malam.

Ia merasa ada seseorang yang menghalangi tindakannya.

Song Fei mendadak sadar saat ia ingin mengambil Song Fei dan gadis yang mati otak itu mendadak kabur sendirian dari sanatorium. Keberadaannya sampai hari ini masih belum diketahui. Saat Mu Mian memutuskan untuk mengambil nyawa Song Fei, rencananya juga gagal dan Song Ci lolos dari kecelakaan maut itu.

Siapa yang bersembunyi di balik kegelapan?

Siapa yang membawa Song Ci?

Ataukah … orang itu adalah Song Ci sendiri?

Mu Mian ingin melihat wajah Song Ci yang sebenarnya, tapi Song Ci berhasil menyembunyikannya dengan sangat baik, sehingga Mu Mian tidak dapat menemukan kekurangannya sedikit pun.

Apakah aku terlalu banyak berpikir? Apakah semua ini hanya kebetulan saja?

Saat ini, Han Zhan kembali sambil membawa satu tas belanja yang berisi kebutuhan sehari-hari.

Pintu kamar ruang rawat inap Song Ci tidak ditutup. Han Zhan bermaksud langsung masuk ke kamar, tapi saat ia melihat Mu Mian berdiri di tengah ruangan, langkahnya terhenti. Ia bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh kedua orang itu.

Rubah tua sedang menyelidiki, rubah kecil sedang menyamar. Keduanya adalah bintang film yang hebat, dan akting mereka sangat sempurna.

Ayah dan anak itu pun mengakhiri pembicaraan rahasia mereka. Mu Mian berjalan mendekat ke arah tempat tidur Song Ci dan menanyakan luka-lukanya. "Yang mana yang sakit? Apa yang dikatakan dokter?"

Song Ci menunjuk ke lehernya dan berkata, "Dua tulang belakang leherku retak. Tulang keringku sebelah kiri sakit dan seharusnya terluka, tapi tidak ada patah tulang. Kepalaku terbentur parah dan gegar otak. Sekarang di depanku ada dua atau tiga ayah."

Mu Mian bingung dan mengerutkan kening, "Apa yang terjadi?"

"Aku juga tidak begitu jelas. Sebuah truk mendadak menyerbu dan menabrak mobilku. Untungnya, aku bereaksi cepat dan segera membanting setir. Saat truk menabrak, mobilku terguling."

Song Ci masih ketakutan saat membicarakan kecelakaan yang dialaminya kemarin.

Dia hampir benar-benar mati.

"Jika bukan karena aku cepat bereaksi, mungkin aku … " Song Ci menceritakan kronologi kecelakaan itu. Jika ia terlambat bereaksi kemarin, mungkin saja ia terjepit dan menjadi gepeng, atau sesuatu yang menghentikan reaksinya.

Mu Mian berkata, "Aku sudah melihat rekaman CCTV kejadian kecelakaanmu, tapi aku tidak menunjukkannya kepada ibumu, karena aku takut dia tidak akan tahan." Mu Mian menekankan telapak tangannya yang besar dan lebar di bahu Song Ci, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Kami hampir saja kehilangan dirimu."

Sudut bibir Song Ci menegang.

Intuisi Han Zhan memberi tahu dirinya bahwa Song Ci hampir tidak bisa meneruskan sandiwaranya lagi. Siapapun akan melihat iblis yang akan membunuh dengan berkedok wajah yang kebapakan seperti ini akan merasa mual.

Han Zhan melangkah masuk ke dalam ruang rawat inap dan menginterupsi percakapan antara ayah dan anak itu.

Mu Mian mendongak ke arah pintu kamar dan melihat sesosok pria dengan tubuh yang luar biasa jangkung. Han Zhan memiliki postur tubuh setinggi 189 sentimeter dan dengan postur tubuh seperti itu, dia menarik perhatian banyak orang di mana saja.

Saat Han Zhan berdiri di koridor, Mu Mian merasa pria itu telah menghalangi cahaya yang masuk.

Ketika melihat Han Zhan telah kembali, Song Ci menghela napas lega diam-diam. "Kau sudah kembali? Apa kau membawa sarapan? Aku lapar sekali."

Han Zhan mengangguk. Ia meletakkan tas belanjanya di nakas di samping tempat tidur, dan berkata dengan nada wajar, "Aku tidak membeli jenis odol yang kau inginkan. Aku beli secara daring saja, hari ini biar aku memakai yang rasa lemon ini dulu."

Han Zhan berbicara sembarangan, tapi tetap tenang.

Song Ci juga berusaha mengimbanginya, bersandiwara dengan Han Zhan, dan berkata, "Kalau begitu, saat kau membelinya lagi, belilah beberapa."

"Ya."

Song Ci sengaja tidak memanggil nama Han Zhan dan berbicara dengannya dengan nada yang biasa-biasa saja. Ia ingin Mu Mian penasaran dengan Han Zhan.

Rupanya Mu Mian tidak mengecewakan ekspektasi Song Ci. Ia bertanya, "Song Ci, siapa pria ini?"

Pipi Song Ci memerah dan ia tampak malu. "Namanya Han Zhan, dia … "

Telinga Han Zhan bergerak dan langsung menyambung kata-kata Song Ci, "Saya pacarnya."

Han Zhan mengangkat kedua alisnya tanpa ragu.

"Kakak Han, ini ayahku."

Han Zhan menurunkan dagunya dan menatap Mu Mian beberapa detik dan menyapanya, "Tuan Mu."

Alis Mu Mian saling bertautan dan dia memberondong Han Zhan dengan pertanyaan, "Namamu Han Zhan, kan? Berapa usiamu? Apa pekerjaanmu?"

Han Zhan menjawab, "Usia saya 32 tahun dan bekerja di Zeus Airlines."

Mu Mian berkata dengan wajah yang datar tanpa ekspresi, "Usiamu 32 tahun? Aku lebih tua 12 tahun darimu." Mu Qiu lahir saat usia Mu Mian 24 tahun dan saat ini Mu Mian berusia 44 tahun.

Mu Mian bermaksud mengingatkan dan memberitahu Han Zhan bahwa usianya sedikit lebih tua dari pemuda itu. Jika seorang pria berusia 32 tahun mencari seorang gadis berusia 22 tahun sebagai kekasihnya, itu sama seperti seekor sapi tua yang memakan rumput muda yang lembut dan mereka bukanlah pasangan yang cocok.

Entah bagaimana otak Han Zhan tumbuh. Setelah beberapa detik terdiam, Han Zhan dengan penuh hormat menyapa, "Paman Mu." Terlihat jelas bahwa Han Zhan sama sekali tidak mengerti metafora yang diucapkan Mu Mian.

Mu Mian terkejut saat mendengar Han Zhan memanggilnya dengan sebutan paman. 

Usiaku 12 tahun lebih tua darimu! Paman apa maksudmu!

Tanpa menunggu pernyataan Mu Mian, Han Zhan berkata dengan nada serius, "Tuan Mu, tenang saja. Aku hanya beberapa tahun lebih tua daripada Song Song dan aku juga sudah melewati masa-masa yang kacau balau. Mulai saat ini dan seterusnya, aku akan menjaga Song Song dengan baik dan akan memperlakukannya dengan serius."

Song Ci tersentuh saat mendengar perkataan Han Zhan.

Song Ci juga membalikkan sikunya dan mengatakan hal-hal yang baik mengenai Han Zhan, "Tenang saja, Ayah. Meskipun Han Zhan dan aku berbeda 10 tahun, dia sangat baik. Dia makin tua makin baik, lembut, dan perhatian. Semua yang ada pada dirinya cocok denganku." 

"Aku telah mengalami banyak suka dan duka, dan aku tahu aku harus mencari seseorang yang baik kepadaku, mau mengerti diriku dan lebih mementingkan aku dari segalanya."

Apa yang dikatakan Song Ci benar adanya dan Han Zhan mempercayainya. 

Ini adalah pertama kalinya Song Ci jatuh cinta dan Mu Mian tidak bisa berkata apa-apa jika hanya cinta yang ada di otak seseorang.

Mu Mian berpikir bahwa Han Zhan, seorang pemuda berusia 30an tahun, masih merupakan bawahan Li Li. Ia pesimis Han Zhan bisa menjadi seorang yang besar dan berhasil, karena pemuda ini akan menghabiskan hidupnya hanya untuk bekerja. Sedangkan Song Ci seorang gadis muda dan segar yang hanya terpesona untuk sementara dan mendambakan Han Zhan yang lembut dan perhatian. Saat kemudaan dan kesegarannya telah berlalu, maka rasa cinta itu akan memudar.

Lagipula … 

Hidup Song Ci tak lama lagi akan berakhir. Sebelum mati, lebih baik Mu Mian membiarkannya bahagia dulu.