Chereads / Mencintai Bosku Sendiri / Chapter 39 - Kakak Han Terlalu Tampan, Song Ci Tidak Tahan

Chapter 39 - Kakak Han Terlalu Tampan, Song Ci Tidak Tahan

Setelah para tentara muda ini pergi, Han Zhan dan Li Li naik mobil yang sama untuk kembali ke kantor.

Li Li duduk di kursi di samping pengemudi. Ia berbalik dan bertanya kepada Han Zhan dengan suara rendah, "Tuan Han, sejak kapan kau tidak lagi jomblo?" Sebagai rekan kerja, teman dekat, bahkan teman terdekat Han Zhan, Li Li justru tidak tahu kalau Han Zhan sudah tidak jomblo lagi.

Di sini, ia sama sekali tidak disukai Han Zhan.

Han Zhan menjawab singkat, "Baru juga beberapa hari."

Li Li merenung sejenak. Otaknya menginstruksikan bahwa ada kandidat yang cocok untuk Han Zhan. "Apakah dia … Nona Song?" Li Li teringat bahwa pada hari itu Nona Song memotong rambutnya demi mengejar Tuan Han. Li Li merasa kali ini Tuan Han telah bertemu dengan seorang pejuang sejati.

Song Ci memang seorang gadis cantik, tapi tidak sabaran. Ia benar-benar susah payah mengejar Tuan Han dan Tuan Han mungkin tidak bisa mengendalikan gadis itu.

Han Zhan melirik Li Li sekilas, kedua sudut bibirnya menekuk ke atas dan ia menjawab singkat, "Ya." 

Li Li menarik napas dalam-dalam.

Dengan suara dingin, Li Li berkata, "Nona Song baru mengejarmu beberapa hari ini. Kau langsung menyetujuinya?" Bagaimana kualitasmu sebagai lelaki jomblo? 

Han Zhan menjawab, "Cepat atau lambat aku pasti menjawabnya, mengapa aku harus menunggu?"

Jawaban yang lebih cepat akan mendapat kenikmatan lebih cepat juga. Han Zhan terlalu malas membicarakan kegembiraan yang semacam ini.

Li Li sangat terkejut dengan kejujuran Han Zhan.

Benar juga. Cepat atau lambat, Nona Song pasti akan mendapatkannya. Mengapa tidak berbaring lebih awal untuk menikmatinya?

Li Li begitu terkejut hingga ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia hanya bisa bersembunyi di kursi di samping pengemudi dan tampak melankolis. Ponsel di dalam saku Han Zhan mendadak bergetar, menandakan ada pesan WeChat yang masuk. Ponsel Han Zhan akhir-akhir ini bergetar lebih sering dari sebelumnya. Saat ponselnya bergetar, Han Zhan mengeluarkannya untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan untuknya.

Song Ci: [Kakak Han, ibuku berkata agar aku mengajakmu ke rumah untuk makan bersama].

Song Ci: [Ibuku berkata bahwa dia ingin mengujimu, apakah kita cocok atau tidak].

Mengujiku?

Han Zhan sama sekali tidak takut menghadapi ujian dari calon ibu mertuanya besok.

Han Zhan membalikkan ponselnya dengan tangan kirinya. Ia berkata dalam hati. Apa yang sedang kupikirkan? Aku punya mobil dan rumah. Kedua orang tuaku sudah meninggal. Aku tidak punya selingkuhan dan tidak ada gosip apa pun tentang diriku. Bukankah aku memenuhi syarat?!

 --

Keesokan harinya, Han Zhan tiba di rumah sakit tepat pada pukul 07.40.

Sesampainya Han Zhan di kamar rawat inap Song Ci, gadis itu sudah berganti pakaian. Karena mengenakan rok dengan penyangga leher itu merepotkan, hari ini Song Ci mengenakan kemeja sutra model V-neck berwarna ungu tua, dipadukan dengan rok panjang model A-line berwarna putih bersih.

Saat Han Zhan tiba, Song Ci sedang duduk di tepi tempat tidur. Tangan kirinya memegang cermin, sedangkan tangan kanannya memegang celak. Song Ci sedang menggambar garis mata di atas kelopak matanya. Han Zhan berdiri di depan pintu, memperhatikan kekasih kecilnya merias wajah dengan penuh minat.

Apakah beban idola begitu berat? Apakah para idola harus merias wajah saat meninggalkan rumah sakit dengan menggunakan penyangga leher?

Song Ci mendengar suara langkah kaki Han Zhan. Saat ia sudah menggambar garis matanya, ia menoleh dengan anggun ke samping. Sambil melambaikan tangan kepada Han Zhan, ia bertanya, "Kakak Han, lihatlah, bagaimana garis mata yang kugambar?"

Han Zhan sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud Song Ci dengan garis mata, tapi ia berjalan mendekati Song Ci.

Han Zhan berdiri tepat di depan Song Ci, menundukkan kepala, dan menatap mata gadis itu dari dekat.

Song Ci merias wajah dan alisnya, tapi Song Ci tidak memakai lipstik. Saat melihat wajah Song Ci dari jarak dekat, gadis itu sama sekali tidak ada cacat. Song Ci merias kelopak matanya dengan warna ungu lavender yang sedikit dibaurkan. Dua garis mata yang membingkai kelopak mata atas dan bawahnya membuat gadis itu jauh lebih menawan. 

Han Zhan sama sekali tidak mengerti bagaimana Song Ci melukis garis matanya, tapi ia merasa gadis ini cukup cantik.

Song Ci bertanya, "Bagaimana? Cantik, tidak?"

Han Zhan mengangguk dan berkata dengan jujur, "Sangat cantik." Han Zhan harus mengakui kecantikan Song Ci.

Saat Han Zhan hendak menegakkan kembali tubuhnya, Song Ci mendadak meraih dasi Han Zhan dengan tangan kanannya yang masih memegang pensil celak. Sementara Han Zhan tidak memperhatikan, Song Ci bangkit berdiri. Bibir merah muda Song Ci tercetak di bibir Han Zhan. 

Han Zhan sangat terkejut dengan sikap Song Ci yang agresif dan tiba-tiba ini!

Setelah mencuri ciuman dari Han Zhan, Song Ci segera kembali ke tempat tidur. Ia mengangkat kepalanya. Jarinya yang lentik dan halus seperti giok merapikan dasi Han Zhan yang kusut. Song Ci juga menggunakan jarinya untuk menutupi telinga dan pipinya yang memerah, dan jantungnya yang berdetak makin cepat.

Han Zhan membiarkan Song Ci merapikan dasinya. Ia mendengar Song Ci berkata, "Kakak Han terlalu tampan, aku sudah melihatnya dan aku tidak tahan."

Han Zhan merasa bahwa ia dan Song Ci telah mengambil skenario yang salah. Keberanian seperti inilah yang seharusnya menjadi skenario sang aktor utama.

Setelah Song Ci melepas tangannya dari dasi Han Zhan, pria itu berdiri tegak. Ia menatap Song Ci dalam-dalam, lalu mundur selangkah dan berkata, "Aku akan mengurus prosedur pemulangan untukmu. Kau beres-beres dulu saja."

Han Zhan membalikkan badan dan berjalan menuju pintu kamar. Ia terlihat sangat tenang dan kuat.

Han Zhan menghampiri meja pelayanan rumah sakit dan meminta surat pemulangan untuk Song Ci. Setelah surat itu sudah berada di tangannya, Han Zhan masuk ke dalam lift. Ada begitu banyak orang di dalam lift. Dengan tinggi badannya yang 189 sentimeter, Han Zhan tampak menonjol.

Setelah membayar biaya pemulangan dan mengambil surat pemulangan yang sudah distempel, Han Zhan duduk di kursi besi di lantai satu seperti orang kesurupan.

Han Zhan menyentuh sudut bibirnya dan menjadi bengong.

Ia bertahun-tahun tidak pernah menjalin cinta, bahkan Han Zhan sudah lupa rasanya berciuman.

Ternyata rasanya sangat lembut.

Setelah ia kembali ke ruang rawat inap, Song Ci sudah selesai berkemas. Gadis itu tidak punya banyak barang, melainkan hanya koper kecil untuk menyimpan kosmetik dan sebuah tas tangan. Han Zhan bertanya kepadanya, "Apakah barang-barang yang lain tidak mau dibawa juga?"

Song Ci menjawab, "Aku tidak mau. Barang-barang rumah sakit tidak ada gunanya dibawa pulang."

Han Zhan menimpali, "Sayang kalau dibuang begitu saja."

Song Ci terkejut mendengar kata-kata Han Zhan. Ia berpikir sejenak, lalu berkata, "Aku akan memberikan ember dan baskom ini kepada orang tua di sebelah. Keluarganya berasal dari provinsi lain dan miskin. Ia baru saja dipindahkan dari rumah sakit lain dan tidak menyiapkan apa pun."

Penyakit Song Ci tidak menular. Baskom dan ember yang digunakannya juga bersih. Song Ci bertanya kepada orang tua itu sebelumnya, apakah ia menginginkan baskomnya dan orang tua itu sangat berhemat, jadi tentu saja sangat menginginkannya.

Song Ci mengambil ember dan baskomnya, lalu berkata kepada Han Zhan, "Ayo, kita pergi."

Song Ci memberikan ember dan baskomnya kepada orang tua di sebelahnya, setelah itu turun bersama dengan Han Zhan. Saat berada dalam lift, Song Ci menyindir Han Zhan, "Tak kuduga tuan kaya di masa mendatang ternyata menjadi seorang pembantu."

Han Zhan menanggapi, "Kakek dari pihak ibuku yang mengajariku seperti ini. Memalukan sekali jika memboroskan sesuatu."

Melihat Song Ci yang terkejut, Han Zhan berusaha menjelaskan, "Nenek buyutku meninggal karena kelaparan di masa-masa kelaparan. Saat ia meninggal, kakekku baru berusia tiga tahun." 

Han Zhan lahir dengan menggunakan nama keluarga ibunya. Kakek dari pihak ibunya, Han Aoyu, yang merupakan orang Henan, lahir pada akhir tahun 1930an.

Pada awal tahun 1940an, terjadi bencana kelaparan hebat yang menimpa Tiongkok dan negara di sekitarnya. Setelah ibunya meninggal, Han Aoyu dibawa oleh ayahnya dan mereka mengembara sampai di daerah Hunan. Mereka berdua akhirnya selamat.

Karena ibunya meninggal karena kelaparan, di bawah doktrin sang ayah, Han Aoyu sangat hidup hemat sejak ia masih kecil. Meskipun ia selangkah demi selangkah menjadi seorang jenderal berdarah besi, setelah ia pensiun, ia kembali ke kabupaten di kampung halamannya dan membangun sebuah rumah kecil biasa berlantai dua. Hanya seorang pensiunan yang merawatnya.

Kakek Han adalah orang yang sangat luar biasa hemat seumur hidupnya. Di bawah pengaruhnya, keluarga Han tidak menjadi orang-orang yang boros. Han Zhan sangat kaya, tapi tidak boros. Ia punya sepasang sepatu seharga puluhan ribu yuan dan sepatu karet kuning seharga lebih dari sepuluh yuan. 

Setelah mendengar kata-kata Han Zhan, Song Ci mengangkat tas tangannya dan mendadak mengencangkannya.

Song Ci merasa dirinya sangatlah konyol berada di hadapan Han Zhan seperti ini. Ia tidak punya tempat untuk menyembunyikan dirinya. Keluarga Mu sama sekali tidak kekurangan uang, kaya, dan punya dua orang putri. Harga tas Song Ci tak kurang dari lima digit. Manakah yang bukan merek terkenal, sepatunya atau pakaiannya?

Namun, berdiri di samping Han Zhan telah membuat Song Ci menganggap dirinya sangat konyol.

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan. 

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya. 

Terimakasih atas pengertian Anda.