"Suasana hati Qiutian sekarang sudah jauh lebih stabil. Mungkin pikirannya lebih terbuka. Ia berkata bahwa ia tidak ingin tinggal di rumah sakit dan ingin pulang. Tapi aku dan ayahmu tidak setuju. Keadaannya sangat parah. Lebih baik ia tetap tinggal di rumah sakit karena lebih terjamin."
"Aku sudah menemukan donor dengan rhesus negatif sebelumnya, tapi tidak cocok dengan Qiutian dan akhirnya diberikan kepada pasien lain. Aku sudah mencari tahu bahwa operasi pasien tersebut lancar dan keadaannya sudah pulih."
"Nasib Qiutian benar-benar buruk."
Suasana hati Du Tingting begitu buruk sehingga ia mengatakan hal-hal ini.
Song Ci bertanya, "Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Setelah selesai memakan mi, Du Tingting meletakkan mangkuk mi miliknya. Kedua tangannya meremas rok di kakinya dan berkata dengan ragu-ragu, "Song Song, Ibu punya ide."
Song Ci menatap Du Tingting curiga, "Apa itu?"
Du Tingting mengangkat kepalanya dan memandang Song Ci. Ia menggigit bibir bawahnya dan berkata, "Aku juga sudah berusia empat puluhan tahun. Aku sudah menikmati semua kekayaan dan kemuliaan yang semestinya kunikmati. Aku juga sudah merasakan cinta dan kasih sayang keluarga."
Du Tingting tersenyum tipis, tapi senyumannya dipenuhi dengan tekad yang kuat. "Menurutmu, bagaimana kalau aku memberikan jantungku untuk Qiutian?"
Song Ci terkejut mendengar ucapan Du Tingting. Ekspresinya mendadak membeku. "Ibu … " Hati Song Ci terasa seperti diiris pisau. Ia langsung memikirkan ibu kandungnya. Saat ia masih kecil, ibunya sangat memperhatikan dirinya dan Song Fei.
"Ibu, jangan berpikir seperti itu. Hal itu tidak boleh. Mana mungkin Ayah … " Sebelum Song Ci menyelesaikan kalimatnya, Du Tingting menyelanya, "Aku akan memberitahu ayahmu."
"Tahun ini usia Qiutian baru 20 tahun," Du Tingting tersenyum sedih kepada Song Ci dan melanjutkan kalimatnya, "Saat usiaku 24 tahun, aku baru mengenal ayahmu. Saat itu adalah saat yang menggairahkan. Usia 20 tahun adalah masa-masa terindah."
Du Tingting menghapus air matanya dan berkata lagi, "Kupikir Qiutian bisa hidup dengan selamat. Kuharap dia bisa bertemu dengan seseorang yang bisa mencintainya, dan sama seperti wanita lain, kuharap ia bisa punya anak dengan pria yang mencintainya."
Du Tingting menghapus air matanya dengan bantalan jari-jarinya, tapi air matanya makin mengalir lebih deras. "Tapi, tidak bisa! Qiutian sudah divonis mati oleh dokter! Jika tidak bisa menemukan jantung yang cocok, dia akan mati!"
Du Tingting menutupi wajahnya dengan tangannya dan menangis berderai-derai.
Song Ci diam-diam memperhatikan Du Tingting yang menangis hebat. Hatinya begitu pedih, tapi juga tidak nyaman. Dendam antara dirinya dengan Mu Mian dan Mu Qiu memang menjadi perhitungannya, tapi Song Ci juga tergerak oleh cinta Du Tingting terhadap putri kandungnya.
Song Ci memeluk Du Tingting, ia tidak tahu harus berkata apa.
Setelah menangis beberapa saat, perasaan Du Tingting menjadi jauh lebih tenang.
Du Tingting tidak membawa sapu tangan, sehingga Song Ci memberikan dua lembar tisu untuknya. Du Tingting mengambil tisu dari tangan Song Ci dan menghapus air matanya. Setelah menangis, riasan di wajahnya terhapus. Ia tersenyum malu kepada Song Ci dan berkata, "Akhir-akhir ini aku terlalu depresi. Jika aku tidak menangis, aku bisa gila."
Song Ci hanya mengangguk-anggukkan kepala dan berkata, "Jika Ibu bisa menangis, maka itu hal yang baik." Yang ditakutkan adalah jika Du Tingting mencapai akhir dari keputusasaan, bahkan ia pun tak bisa menangis.
"Kau besok sudah boleh keluar dari rumah sakit, kan? Ibu akan menjemputmu besok pagi."
"Hm, ini … " Song Ci ragu-ragu sejenak, lalu berkata, "Ibu tidak perlu datang besok. Han Zhan akan datang kemari dan mengantarku pulang besok."
Du Tingting tercengang.
Du Tingting berkata, "Ayahmu berkata bahwa kau sudah punya pacar, Han Zhan … " Du Tingting berpikir sejenak dan menanyai Song Ci, "Apakah dia Han Zhan yang terakhir kali mengantarmu pulang?"
"Ya, memang dia orangnya."
"Kata ayahmu, usianya 32 tahun?"
Sepertinya usia adalah halangan.
Song Ci menyentuh hidungnya dengan canggung. Secara natural, ia ingin menyelamatkan wajah Han Zhan, "Memangnya kenapa kalau usianya 32 tahun? Dia sangat mapan dan dapat diandalkan. Dia sangat mencintaiku dan bijaksana, tidak sama seperti pria lain yang datang melamarku, yang selalu cemburu buta."
Setelah Du Tingting memikirkannya, kata-kata Song Ci memang cukup beralasan. "Apa pekerjaan keluarga Han Zhan?"
Song Ci menjawab, "Latar belakang keluarganya biasa saja, tapi Han Zhan bisa menghasilkan uang. Meskipun dia tidak terlalu kaya, dia punya rumah di Kota Wangdong. Meskipun dia tidak bisa dibandingkan pria lain yang melamarku, tapi dia sangat mengerti dan menghormatiku."
Berbeda dengan Mu Mian, Du Tingting menganggap Song Ci tidak harus menikahi pria kaya. Saat itu, Du Tingting berani menikah dengan Mu Mian yang memiliki latar belakang keluarga biasa-biasa saja, yang menunjukkan bahwa ia adalah wanita dengan cinta yang luar biasa.
Tentu saja Du Tingting juga berharap Song Ci bisa menikah karena cinta, bukan karena uang dan kekuasaan.
"Ini juga bagus. Kau harus menikah dengan seseorang yang mencintai dan menghormatimu. Kau juga sudah melihat bagaimana Paman Fang memperlakukan menantu barunya. Mereka meremehkan wanita itu dan merasa bahwa wanita itu hanya menginginkan uang."
Paman Fang adalah mitra bisnis Mu Mian, sekaligus sahabatnya. Hubungan kedua keluarga ini sangat dekat. Beberapa hari lalu, putra Paman Fang menikah dengan model yang tak begitu terkenal. Semua anggota keluarga Paman Fang tidak menyukainya dan merasa cintanya hanya demi uang dan kekuasaan.
Du Tingting berkata lagi, "Meski keluarga kita tidak buruk, tapi keluarga Cheng masih lebih tinggi daripada kita. Ayahmu berharap kau bisa menikah dengan anak keluarga Cheng. Tapi, jika kau benar-benar menikah dengannya, bagaimana keluarga Cheng akan memperlakukanmu?"
Saat Song Ci belum menikah, Du Tingting juga mengatakan hal ini di kehidupan sebelumnya. Namun, saat itu Song Ci ingin membalas budi akan kebaikan dan didikan keluarga Mu. Setelah mendengarkannya, ia bisa berpura-pura tak peduli.
Hati Song Ci menghangat ketika ia mendengar kata-kata yang sama, "Apa yang Ibu katakan memang benar."
"Undanglah Han Zhan datang ke rumah besok untuk makan bersama. Ibu tak bisa melakukan apa-apa lagi. Ini tergantung pada pandangan orang. Ibu akan membantumu apakah Han Zhan cocok denganmu atau tidak."
"Baiklah, Bu."
Setelah Du Tingting meninggalkannya, Song Ci mengirim pesan teks kepada Han Zhan.
Song Ci: [Kakak Han, ibuku menyuruhku untuk membawamu ke rumah besok untuk makan bersama].
Song Ci: [Katanya, ibu ingin mengujimu dan melihatmu apakah cocok denganku.]
Proyek Menggapai Bintang telah diluncurkan. Han Zhan telah menemukan sekelompok pilot angkatan udara profesional dengan total 12 orang dan mereka sudah menandatangani untuk masuk di perusahaannya.
Hari ini adalah hari saat para pilot berangkat ke Aviation Flight Academy untuk studi lanjutan.
Han Zhan membawa para eksekutif senior perusahaan ke bandara dan melatih mereka.
Melihat bos besar yang misterius datang untuk menemui mereka secara pribadi, sekelompok pria muda dengan usia rata-rata 27 tahun ini sangat senang dan bersemangat. Kepribadian setiap orang berbeda. Di antara mereka ada seorang pemuda yang sangat pemberani dan gemuk. Ia berkata kepada Han Zhan, "Tuan Han, saat kami kembali ke akademi, kami semua sudah berusia tiga puluhan tahun. Apakah Anda akan menugaskan kami secara resmi?"
Li Li melontarkan candaan mengenai Han Zhan, "Tuan Han kalian sudah berusia 32 tahun dan dia masih jomblo. Mengapa kalian cemas?"
Mereka mendadak langsung kecewa.
Saat ini, Han Zhan yang tadinya diam seperti ayam berkata, "Aku tidak jomblo."
Li Li menatapnya dengan bingung sekaligus terkejut.
Orang-orang yang berdiri di samping Li Li, yang merupakan orang-orang dengan pangkat tinggi juga tak kalah heran saat menatap Han Zhan. Li Li bertanya kepada Han Zhan dengan penuh rasa penasaran, "Kau sudah pacaran?"
Han Zhan menjawab singkat, "Ya." Mungkin karena Han Zhan berpikir bahwa jawabannya kurang menarik, ia melanjutkan kata-katanya, "Aku akan segera menikah."
Li Li terkejut bukan main mendengarnya.
Han Zhan melihat kepada sekelompok anak muda di hadapannya dan berkata, "Saat kalian kembali ke akademi nanti, aku akan memberi kalian tugas. Dan juga, rumah."
"Hore!"
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.