Xiong Jian mencoba menelepon Song Ci. Sambungan telepon memang terhubung, tapi tidak ada yang menerima. Tepat pada saat Xiong Jian hendak menutup panggilan telepon, ponsel Song Ci diangkat.
"Song Ci, kita harus berangkat. Jika kau terlambat magang, jangan ambil pekerjaan ini," nada suara Xiong Jian terdengar sangat serius dan tidak sedang main-main.
Suara latar belakang di ujung sana sangat berisik. Beberapa saat kemudian, Xiong Jian mendengar suara laki-laki yang terdengar kasar di ponsel Song Ci, "Halo! Maaf, apakah kau teman dari pemilik ponsel ini?"
Xiong Jian mengerutkan kening dan bertanya-tanya, mengapa bukan Song Ci yang menjawab panggilan teleponnya.
Xiong Jian menyadari ada yang tidak beres. Ia langsung berdiri dari kursi dan berjalan menuju ke kokpit sambil tetap berbicara di telepon, "Saya adalah rekan kerja Nona Song. Maaf, di mana dia?"
Pria di seberang telepon menjawab, "Dia mengalami kecelakaan mobil. Rekan Anda terluka parah. Kami sudah menelepon ambulans, tapi belum datang."
"Di mana tempat kejadiannya?"
"Di Jalan Wangjiang, dekat persimpangan dusun Tianjia."
"Oh, aku tahu."
Xiong Jian menutup telepon. Begitu ia mendongakkan kepala, ia menyadari bahwa Li Li dan Han Zhan menatapnya dengan serius. "Apa yang terjadi?" Han Zhan menatap posisi kursi di belakang Xiong Jian yang masih kosong. "Song Ci masih belum datang juga?"
Alis Xiong Jian bertaut dan menjawab, "Song Ci mengalami kecelakaan mobil. Lukanya sangat parah dan ambulans belum datang."
Raut wajah Han Zhan langsung berubah.
Li Li bertanya kepada Xiong Jian dengan nada mendesak, "Di mana dia?"
"Di dekat perempatan dusun Tianjia."
Han Zhan tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya dan berkata dengan tegas, "Penerbangan hari ini dibatalkan!" Setelah itu, ia berjalan menuju pintu keluar, sementara Li Li buru-buru mengikutinya.
--
Lokasi kecelakaan mobil itu benar-benar porak poranda.
Song Ci ditarik keluar dari mobilnya dan ditempatkan di sebuah lokasi yang teduh di bawah sebuah pohon. Baik cuaca maupun tanah saat itu sangat panas. Beruntung, ada seseorang yang baik hati bersedia meletakkan sepotong pakaian di bawah tubuh Song Ci.
Song Ci terluka parah dengan darah yang masih mengucur deras di kepala dan wajahnya. Ada juga pecahan kaca yang menusuk lengannya.
Song Ci mengerang kesakitan dalam kondisi tidak sadar.
Ketika Song Ci mulai sadar dan pelan-pelan membuka mata, ia bisa melihat sinar matahari yang menyelinap di antara dedaunan. Darah segar membasahi bulu matanya dan semua yang ada di sekitarnya seperti berwarna merah darah.
Song Ci melirik dan melihat sopir truk itu tergeletak tak jauh dari posisinya saat ini. Sopir truk itu terus memuntahkan darah segar dari mulutnya, kakinya remuk, dan Song Ci bisa melihat tulang berwarna putih yang menyembul di bawah daging dan lumuran darah.
Song Ci tiba-tiba merasa ketakutan.
Apakah dia sekarat?
Mobil ambulans akhirnya tiba di tempat itu. Petugas medis segera keluar sambil membawa tandu dan berjalan ke bawah pohon, ke tempat Song Ci berada. Saat mereka baru saja meletakkan Song Ci di atas tandu, Li Li dan rombongannya datang.
Beberapa orang terlihat membawa korban masuk ke ambulans. Li Li juga membantu para dokter membawa Song Ci ke atas tandu.
Melihat Song Ci masih hidup, ekspresi sedih di wajah Han Zhan meleleh.
Melihat kata-kata yang ada di ambulans, Han Zhan mendadak berkata, "Kecelakaan di sekitar dusun Tianjia seharusnya dibawa ke RS Rakyat Ketiga." Mata Han Zhan yang tajam tertuju pada dokter yang memakai masker dan bertanya kepadanya, "Kalian datang dari RS Xin Qiao, kenapa bisa datang kemari?"
Para dokter dan perawat sibuk memasukkan Song Ci ke dalam mobil ambulans. Ia tidak menjelaskan, melainkan berkata, "Pasien saat ini kondisinya kritis. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit!"
Tepat pada saat itu, Song Ci yang berada di atas tandu bergerak dengan susah payah. Ia mengangkat tangan kanannya dan memegang pergelangan tangan kiri Han Zhan.
Han Zhan terkejut.
Kesadaran Song Ci begitu kacau. Saat ini, ia tidak bisa berpikir apa-apa sama sekali, dan juga tidak tahu apa yang dilakukannya.
RS Xin Qiao ...
Di kehidupan sebelumnya, Song Ci dibawa ke RS Xin Qiao setelah ia mengalami kecelakaan!
Bibir Song Ci mengatup erat, seolah ia hendak mengatakan sesuatu yang penting. Karena Han Zhan tak bisa mendengarnya dengan jelas, maka ia membungkukkan badannya dan mendekatkan telinganya ke samping bibir Song Ci. Ia mendengar Song Ci berkata, "Bawalah aku … "
"Han Zhan."
Inilah pertama kalinya Han Zhan mendengar Song Ci menyebut namanya. Suaranya terdengar lemah, tapi maksud kata-kata dibalik ucapannya itu sangat berarti.
Han Zhan menatap Song Ci dalam-dalam dan mengeluarkan ponselnya, menelepon seseorang.
Li Li mendengar Han Zhan meminta seseorang di ujung telepon untuk menyiapkan ruang operasi darurat. Setelah menutup telepon, Han Zhan berkata kepada dokter yang mengenakan masker, "Pasien harus dibawa pergi ke RS TNI denganku sekarang juga."
Dokter tersebut tanpa sadar menolak dan menanggapi ucapan Han Zhan dengan nada tinggi, "Tidak boleh! Keadaan pasien sangat parah dan serius! Memangnya, siapa Anda? Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi!"
Han Zhan mendorong tandu masuk ke dalam ambulans, lalu menjawab, "Dia istriku." Kemudian, Han Zhan masuk ke ambulans dan meminta para dokter untuk segera naik.
Meski perawakan tubuh Han Zhan termasuk tinggi, tapi ia tidak terlihat seperti orang yang kuat secara fisik. Namun ia mengambil dan melemparkan tandu Song Ci dengan mudah, membuat para dokter bingung.
Li Li juga bereaksi cepat, ia menyusul Han Zhan masuk ke ambulans.
Xiong Jian mengusir paksa sopir ambulans. Ia dan Song Shiqing mengemudikan ambulans hingga ke RS TNI.
Ambulans itu pergi meninggalkan lokasi kejadian dengan angkuhnya, meninggalkan sekelompok staf medis yang saling bertatapan dan kebingungan.
Ini adalah pertama kalinya mereka mengalami situasi seperti ini setelah bertahun-tahun lamanya berkecimpung dalam profesi ini. Mereka mengemudikan ambulans untuk menyelamatkan korban, tapi kali ini korban tidak diselamatkan dan justru dokter dan ambulans dibawa pergi.
--
Setelah masuk ke dalam ambulans, Han Zhan buru-buru memakaikan masker oksigen untuk Song Ci. Kemudian ia mengangkat kepalanya dan menatap dokter dengan dingin. Tak diduga, ia berkata, "Operasi di Xin Qiao harus menunggu lama."
Dokter itu tak berani menatap Han Zhan secara langsung.
Dokter itu menunduk dan mencoba membela, "Anda telah melakukan tindakan kriminal karena membawa lari ambulans."
Han Zhan hanya tersenyum dingin dan membalas dokter itu sengit, "Apa kau tidak melakukan kejahatan?" Ia melirik jam tangan mewah yang dikenakan dokter itu dan berkata lagi, "Dokter macam apa kau, telah merampok uang dari pasien, huh!"
Kulit kepala sang dokter terasa dingin, tapi ia tidak berani berkata apa-apa.
"Dia tidak boleh mati! Jika dia mati, kau jangan pernah berpikir bisa hidup!" Meski Han Zhan tidak tahu siapa yang disinggung Song Ci saat gadis itu berbisik, tapi dia tahu bahwa RS Xin Qiao bermasalah. Song Ci menolak untuk dibawa ke Xin Qiao dan ia harus tahu cerita di dalamnya.
Han Zhan melirik Song Ci lagi.
Siapa yang dia maksud tadi?
Li Li diam-diam memperhatikan Han Zhan. Ia merasakan aura Tuan Han setinggi 2,8 meter dan ia sangat tampan! Dokter tidak berani membantah Han Zhan, melainkan hanya berusaha menghentikan pendarahan Song Ci.
Li Li memandang Song Ci dan pandangannya beralih lagi kepada Han Zhan. Kalimat Han Zhan sebelumnya 'dia adalah istriku' terus terngiang-ngiang dalam benaknya.
Ia benar-benar terpukul!
Ia hanya mengatakan bahwa Tuan Han berbeda dengan Nona Song.
Tuan Han, seekor sapi tua, akhirnya menjemput Song Ci yang seperti rerumputan lembut.
Suasana di dalam ambulans begitu tegang. Song Ci berlumuran darah dan Li Li bergidik melihatnya. Ia mencoba mencairkan suasana dan melemparkan candaan kepada Han Zhan, "Aku sudah mengenalmu selama bertahun-tahun, tapi baru kali ini aku melihatmu begitu mengerikan."
Han Zhan tak mengucapkan sepatah kata pun.
Li Li berkata lagi, "Kau merampok mobil dan orang, dan aku sama sekali tidak terbiasa dengan sikapmu yang sombong seperti ini."
Han Zhan hanya menimpali dengan singkat, "Tenanglah sedikit."
Han Zhan melihat Song Ci yang berlumuran darah dan berkata, "Apa kau tidak merasa suasana di sini terlalu sepi dan membuat kita semua panik?" Song Ci berbaring di atas tandu di sana, seperti sudah kehabisan napas. Suasana di dalam mobil ambulans terlalu sepi dan membuat hati setiap orang menjadi tak menentu.
Han Zhan meletakkan telapak tangannya di atas dada Song Ci dan menemukan bahwa detak jantungnya begitu lemah. Hal ini membuatnya bingung, sehingga Han Zhan menoleh kepada dokter yang berusaha menghentikan pendarahannya. Kemudian ia berkata kepada Li Li, "Apa katamu?"
Li Li balik bertanya, "Apa yang kukatakan?"
Han Zhan menjawab, "Cross talk (T/N: seni rap daerah) juga boleh."
Li Li hanya bisa tersenyum. "Baiklah." Li Li akhirnya melakukan cross talk di Komunitas Deyun di sepanjang jalan mereka ke rumah sakit. Kata-kata dalam cross talk tersebut sangat baik, tapi semakin Han Zhan mendengar, semakin dingin pula ekspresinya.