Chereads / Aku Punya Lima Papa / Chapter 21 - Ruanruan Yang Menunggu Papa Pulang

Chapter 21 - Ruanruan Yang Menunggu Papa Pulang

Ruanruan dengan penasaran melihatnya dan bertanya, "Apa ini termasuk permen?"

Jiang Jincheng menganggukkan kepalanya, "Hm, rasanya enak."

"Terima kasih." Ruanruan tersenyum manis sambil berterima kasih. Jiang Jincheng melihat senyuman Ruanruan dan seketika juga ikut tersenyum.

'Adik laki-laki ini sangat manis.' 

Seperti yang lainnya saat pertama kali bertemu dengan Ruanruan, mereka mengira bahwa Ruanruan adalah seorang anak laki-laki!

Sedangkan Ruanruan masih tidak tahu bahwa Jiang Jincheng salah paham dan mengira bahwa dirinya adalah anak laki-laki.

Jiang Jincheng memberikan coklat untuk Ruanruan dan kebetulan sekali itu adalah cokelat rasa stroberi yang disukai Ruanruan. Ruanruan membagi coklat itu menjadi 2 bagian kemudian memberikan setengahnya kepada Jiang Jincheng.

"Kita makan sama-sama, ya."

Jiang Jincheng tersenyum dan bola matanya yang berwarna biru itu terlihat berbinar sehingga dia terlihat semakin tampan.

"Terima kasih Ruanruan."

Ruanruan melambaikan tangannya, "Tidak, tidak, cokelat ini pemberian Jiang Jincheng jadi harusnya Ruanruan yang berterima kasih kepada Jiang Jincheng."

Ruanruan ingin membalas hadiah Jiang Jincheng untuknya, tapi kemudian dia baru sadar di dalam kantongnya hanya tersisa permen susu untuk Mu Shen dan dia tidak memiliki barang lainnya.

Dia hanya bisa merasa sedih dan memutuskan untuk membalas hadiah Jiang Jincheng di lain waktu.

Ruanruan dan Jiang Jincheng berdiri di bawah pohon dengan tenang, sedangkan Xiao Baibai menggunakan kaki kecilnya untuk berusaha memanjat batang pohon itu.

"Jiang Jincheng, dimana rumahmu? Ruanruan nanti boleh datang ke rumahmu dan mengajakmu main bersama?" Tanya Ruanruan kepada Jiang Jincheng dengan suara pelan.

Mereka berdua terlihat seperti 2 pangsit kecil saat berdiri bersama.

Kedua bola mata Jiang Jincheng seketika menjadi berbinar, kemudian dia langsung menganggukkan kepalanya dan menunjuk ke arah vila yang tidak jauh dari sana.

"Rumahku di sana."

"Oh… Rumah Papaku di sini, tidak jauh dari rumahmu."

Jiang Jincheng melihat ke arah yang di tunjuk oleh Ruanruan dan matanya menjadi semakin berbinar.

"Hm, tidak jauh."

"Kalau begitu kelak aku akan memanggilmu Kak Jincheng, ya~?"

"Hm." Jiang Jincheng menganggukkan kepala kecilnya dengan sangat senang.

Mereka berdua mengobrol membicarakan berbagai hal. Tidak lama kemudian ada seseorang yang datang membawa tangga, tanpa bantuan Ruanruan dan Jiang Jincheng kucing kecil itu berhasil diselamatkan.

Kucing yang baru saja diselamatkan itu masih sedikit takut sehingga dia menjadi sangat galak. Dia mencakar tangan orang yang menggendongnya untuk menurunkannya sehingga orang itu tanpa sadar melepaskan tangannya dan kucing itu langsung terjatuh ke bawah.

Xiao Baibai melolong antusias melihat kucing kecil itu sehingga membuat kucing kecil yang baru saja turun itu ketakutkan.

Kucing itu panik dan langsung berlari ke arah Ruanruan, membuat kepala pelayan terkejut hingga raut wajahnya berubah.

"Nona Ruanruan!"

Jiang Jincheng yang ada di samping Ruanruan dengan cepat menarik tangan Ruanruan kemudian menarik ke sampingnya, setelah itu dia berputar dan melindungi Ruanruan ke dalam pelukannya.

Kucing kecil itu kemudian menabrak kaki Jiang Jincheng, setelah itu dia mencakar celana Jiang Jincheng.

"Xiao Baibai jangan kemari!"

Ruanruan dengan tepat waktu menghentikan gerakan Xiao Baibai, dan akhirnya kucing kecil itu menjadi lebih tenang, tapi bulu tubuhnya masih berdiri seperti landak dan tubuhnya yang kecil itu juga gemetar.

Jiang Jincheng menekan kedua bibirnya. Dia hendak menggendong kucing kecil itu tapi kucing kecil itu melihat ke arahnya dengan sorot mata waspada dan membuatnya tidak berani bergerak.

Ruanruan melepaskan diri dari pelukan Jiang Jincheng, kemudian dia berjongkok sambil membawa ikan kering yang tadi digunakan oleh Jiang Jincheng untuk membujuk kucing kecil itu turun dari pohon, lalu menggoyang-goyangkannya.

"Kucing kecil, jangan takut. Kucing baik…"

Kepala pelayan mau menghentikannya tapi dia takut akan membuat kucing itu takut lagi kemudian mencakar Ruanruan, seketika dia merasa kesal.

Tapi Ruanruan sama sekali tidak merasa takut dan matanya yang berbinar malah membuat orang yang melihatnya terkejut.

Jiang Jincheng ikut berjongkok bersama Ruanruan, kemudian kedua matanya yang indah itu melihat ke arah Ruanruan, setelah itu melihat ke arah kucing kecil itu.

Kedua anak itu berjongkok dan kucing kecil itu benar-benar berjalan ke arah Ruanruan dengan perlahan-lahan.

Kepala pelayan langsung menggulung lengan pakaiannya. Dia melihat keadaan yang sedang terjadi dengan serius. Dia berencana untuk langsung bertarung melawan kucing kecil itu jika sampai kucing kecil itu mau melukai Ruanruan.

Kedua mata Jiang Jincheng berbinar, tapi dia tidak bergerak dan hanya melihat kucing itu yang semakin lama semakin mendekat ke arah mereka. Pada akhirnya kucing kecil itu melihat mata Ruanruan kemudian membuka mulutnya dan memakan ikan kering yang ada di tangan Ruanruan.

Setelah selesai makan ikan kering itu, kucing kecil itu mengeong lagi kemudian dia mengusapkan kepala kecilnya ke tangan Ruanruan.

"Kamu penurut sekali." Ruanruan mengusap kepala kucing kecil itu kemudian mengendongnya.

Kucing kecil itu berhenti bergerak di dalam gendongan Ruanruan dan mengeong dengan manja.

Jiang Jincheng mendekati Ruanruan kemudian kepala mereka berdua semakin dekat dan mereka berdua melihat ke arah kucing itu.

Kepala pelayan yang melihat kucing itu tidak membawa ancaman untuk Ruanruan langsung menghela nafas lega. Dia kembali menurunkan lengan pakaiannya kemudian berdiri dengan tegak dan kembali bersikap seperti kepala pelayan biasanya.

Dia melangkah maju mendekati Ruanruan, "Nona Ruanruan, kita sudah harus pergi. Tuan muda akan segera pulang, bukankah Nona mengatakan akan menyambutnya?"

Saat Ruanruan yang sedang menggendong kucing kecil itu mendengarnya, dia langsung mengangkat kepalanya dengan senang.

"Papa sudah mau pulang? Ruanruan mau menyambutnya."

Dia akhirnya memberikan kucing kecil yang ada di dalam gendongannya itu kepada Jaing Jincheng, kemudian Jiang Jincheng menerimanya.

"Kak Jiancheng, Ruanruan mau pergi menyambut Papa. Sampai jumpa."

Saat dia baru saja mau bangkit berdiri, tangannya ditahan.

Jiang Jincheng bangkit berdiri sambil menggendong kucing itu dan mereka berdua sama-sama melihat ke arah Ruanruan.

Anak laki-laki yang menggendong kucing kecil itu dengan wajahnya memerah dan suara panik bertanya kepada Ruanruan, "Kapan kamu akan datang mencariku untuk bermain bersama?"

Ruanruan mengangkat kepalanya melihat ke arah kepala pelayan, "Paman kepala pelayan, apa aku besok boleh pergi menemui Kak Jincheng untuk bermain?"

Kepala pelayan tersenyum dan menganggukkan kepalanya, "Nona Ruanruan bisa pergi kapan saja kalau Anda ingin pergi."

Setelah mendapatkan jawaban itu, Ruanruan langsung menolehkan kepalanya melihat ke arah Jiang Jincheng.

"Kak Jiancheng, besok Ruanruan akan mencari Kakak dan kucing kecil untuk bermain bersama."

"Hm." Jiang Jincheng menganggukkan kepalanya, lalu dia melepaskan tangan Ruanruan dengan tidak rela. Dia dan kucing yang ada di dalam pelukannya melihat ke ararh Ruanruan dan kepala pelayan itu pergi.

Xiao Baibai mengikuti Ruanruan lalu tiba-tiba dia menolehkan kepalanya dan membuat suara yang agresif sambil melihat kucing kecil itu, kemudian dia berjalan semakin dekat ke tubuh Ruanruan seolah dia tidak senang kucing kecil itu dekat-dekat dengan Ruanruan.

Dia kemudian merasa puas karena Ruanruan pada akhirnya kembali menjadi miliknya. Dia tidak senang melihat Ruranruan dekat dengan binatang lain selain dirinya!

Setelah mereka tiba di vila, Ruanruan tidak masuk ke dalam. Dia dan Xiao Baibai menunggu di depan pintu. Setiap kali mendengar suara, Ruanruan pasti akan mengulurkan kepalanya untuk melihat ke arah asal suara itu.

Kepala pelayan kemudian membawakan kursi kecil untuk Ruanruan agar Ruanruan tidak berjongkok lagi.

"Kenapa Papa masih belum pulang?" Ruanruan duduk di kursi kecil lalu dia menggunakan kedua tangannya untuk menyangga dagunya, kemudian dia melihat ke arah mobil Mu Shen saat pergi tadi pagi.

Xiao Baibai langsung duduk di atas punggung kaki Ruanruan. Saat dia mendengar suara Ruanruan yang lesu, Xiao Baibai hanya mengangkat kepalanya kemudian dia kembali memejamkan matanya.

"Sebentar lagi." Kepala pelayan melihat ke arah jam, dia tahu jika Mu Shen tidak bekerja lembur maka sebentar lagi Mu Shen akan pulang.

Saat kepala pelayan baru saja mengatakan itu, Xiao Baibai yang memiliki pendengaran tajam, langsung mendengar sesuatu kemudian dengan cepat mengangkat kepalanya.

"Papa sudah pulang ya?!" Melihat reaksi Xiao Baibai, Ruanruan langsung bangkit berdiri. Dia berjinjit melihat ke luar, lalu tidak lama kemudian dia melihat sebuah mobil hitam yang tidak asing.

"Itu mobil Papa!" Ruanruan dengan senang melompat-lompat. Matanya terbuka lebar dan menantikan mobil itu berhenti di depannya, tapi karena sudah tidak sabar lagi akhirnya ia berlari menghampiri mobil itu.

Saat Mu Shen baru saja membuka pintu dan keluar dari mobil, Ruanruan sudah berlari dan langusng memeluknya.

"Papa, Ruanruan sudah menunggu Papa lama sekali~"

Suara manis Ruanruan membuat Mu Shen merasa senang, dia tersenyum kecil sambil melihat ke arah Ruanruan lalu tangannya yang besar mengusap kepala Ruanruan.

"Dasar bodoh, untuk apa menunggu? Seperti tidak akan pulang saja."

Walaupun dia mengatakan itu tapi sebenarnya dia terlihat senang. Kepala pelayan yang melihat itu langsung tersenyum.