Kepala pelayan tersenyum dan berkata, "Ini memang ceri tapi yang ini rasanya manis, Nona Ruanruan mau mencobanya?"
Ruanruan mempercayai perkataan kepala pelayan dan memakannya satu, setelah itu dia membelalakkan matanya.
"Benar, sama sekali tidak asam!"
Ruanruan merasa sangat senang, dia baru saja memakan stroberi yang sangat enak, sekarang dia memakan ceri yang enak juga, tapi sayang sekali Ji Yuan tidak ada di sini bersama dengannya. Karena jika Ji Yuan ada di sini maka dia pasti akan berbagi dengan Ji Yuan.
Setelah makan beberapa buah ceri, semangkuk mi vegetarian yang masih panas keluar dari dapur dan disajikan di depannya.
Ruanruan makan hingga perutnya yang kecil itu menjadi buncit sehingga dia harus berjalan-jalan di luar untuk membuat makanannya lebih cepat tercerna.
Xiao Baibai juga makan dengan kenyang. Dia cukup pintar karena semenjak datang kemari dia belajar untuk bersikap manis agar bisa mendapatkan makanan tanpa ada yang mengajarinya.
Bibi Liu adalah orang yang sangat menyukai anjing dan kucing, terlebih Xiao Baibai terlihat sangat lucu, jadi saat dia membuat suara memelas, bibi Liu langsung memberinya beberapa potong tulang rusuk kecil untuknya.
Dan akhirnya tentu saja Xiao Baibai makan dengan sangat cukup!
Ruanruan memanggil Xiao Baibai sehingga mereka berdua berjalan-jalan bersama di luar untuk melancarkan pencernaan mereka.
Kepala pelayan ikut bersama Ruanruan untuk membuat Ruanruan semakin mengenal vila ini. Saat mereka berjalan, mata Ruanruan yang tajam itu melihat ada seseorang yang sepertinya sedang berdiri di bawah pohon yang letaknya tidak jauh dari mereka, selain itu orang itu adalah anak kecil.
Kebetulan mereka hendak berjalan ke arah sana, jadi Ruanruan membawa Xiao Baibai ke sana.
Kepala pelayan melihat anak kecil itu dan dia mengenalinya, itu adalah anak kecil yang tinggal di samping vila ini.
"Mimi, turun, ini ikan kering untukmu."
Saat Ruanruan menghampirinya, dia mendengar perkataan anak laki-laki itu.
Dia melihat ke atas dengan rasa penasaran, kemudian dia melihat ada seekor kucing kecil yang ketakutan hingga tubuhnya gemetar di atas pohon.
Anak laki-laki itu berdiri di bawah pohon dan sedang berusaha membujuk kucingnya untuk turun, tapi masalahnya kucingnya sama sekali tidak terlihat mau turun!
"Kucingnya tidak berani turun, dia tidak bisa memakan itu."
Anak laki-laki yang sedang membujuk kucingnya menggunakan ikan kering itu mendengar suara Ruanruan dan membuat perhatiannya teralihkan ke arah suara itu.
Dia melihat ke arah Ruanruan dan kedua anak kecil itu langsung tertarik satu sama lain.
Anak laki-laki itu memiliki rambut berwarna hitam dan mengembang, kulitnya putih seperti salju, wajahnya terlihat seperti orang barat tapi dia terlihat seperti seorang peri.
Hal yang paling membuat Ruanruan tertarik adalah sepasang bola mata anak laki-laki itu yang berwarna biru.
Warna birunya seperti langit biru yang dipantulkan oleh air danau yang bersih, terlihat sangat cantik.
"Wah, kamu tampan sekali!" Ruanruan memuji anak laki-laki itu.
Saat Jiang Jincheng mendengar pujian dari seorang anak kecil cantik botak itu, wajahnya langsung memerah karena malu.
Ruanruan menghampirinya dan berdiri tepat di depan Jiang Jincheng. Mereka berdua saling menatap satu sama lain dan mereka berdua sama-sama terlihat sedang mengagumi kecantikan dan ketampanan satu sama lain.
"Namaku Ruanruan, aku berumur 5 tahun. Kakak yang tampan, namamu siapa?"
Ruanruan melihat ke arah anak laki-laki itu dengan sorot mata yang berbinar sambil memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.
"Aku… Aku Jiang Jincheng, 6 tahun."
Karena terus di lihat oleh Ruanruan, wajah Jiang Jincheng menjadi semakin merah karena malu.
Ruanruan berdiri di depan Jiang Jincheng dan dia menyadari bahwa tingginya tidak lebih dari dada Jiang Jincheng.
Wajah kecil Ruanruan seketika terlihat tidak senang sehingga dia mencibirkan bibirnya.
"Kenapa Ruanruan begitu pendek? Kapan Ruanruan bisa setinggi papa?"
Jiang Jincheng yang ada di depan Ruanruan, walaupun tidak tahu siapa ayah Ruanruan tapi dia merasa bahwa jika Ruanruan ingin tumbuh tinggi, maka itu akan memerlukan waktu yang lama, sangat lama.
Jiang Jincheng sedikit menundukkan kepalanya untuk melihat Ruanruan. Dia menekan kedua bibirnya kemudian akhirnya menanyakan apa yang membuatnya penasaran sejak tadi.
"Kenapa kamu tidak memiliki rambut?" Setelah tidak bisa menahan rasa ingin tahunya lagi, dia mengulurkan tangannya dan meletakkanya di atas kepala Ruanruan yang botak.
Ruanruan menggunakan kedua tangan kecilnya untuk menyentuh kepalanya sendiri, "Karena Ruanruan adalah biksu kecil, master adalah biksu yang sudah besar, jadi Ruanruan adalah biksu kecil."
Suara Ruanruan terdengar jelas dan manis, cara bicaranya terdengar sangat bangga.
Kepala pelayan hanya melihat kedua anak itu dari samping.
Jiang Jincheng menganggukkan kepalanya lalu bertanya lagi, "Biksu seperti yang ada di dalam televisi?"
Ruanruan, "..."
'Di dalam televisi ada biksu? Kenapa aku tidak pernah melihatnya?!'
Kepala pelayan yang menyaksikan mereka tidak menahan Ruanruan untuk berteman dengan anak lain, selain itu dia tahu bahwa Jiang Jincheng memiliki sifat yang baik.
"Kucing itu punyamu?" Ruanruan dan Jiang Jincheng mulai mendiskusikan hal yang sederhana, Ruanruan menanyakan itu sambil melihat ke arah kucing hitam yang ada di atas pohon.
Kucing kecil itu melihat ke arah 2 anak kecil di bawah serta seekor serigala.
Dia memegang dahan pohon dengan cakarnya dan seluruh bulu tubuhnya berdiri sambil terus mengeluarkan suara seperti sedang merintih.
"Hm, dia naik ke atas tapi tidak turun, jadi aku memberikan ikan kering untuknya agar dia mau turun tapi dia tidak mau. Mungkin dia tidak menyukaiku."
Jiang Jincheng melihat ke arah kucing yang ada di atas pohon itu dan bicara dengan suara yang sedih.
Ruanruan langsung menghiburnya.
"Dia menyukaimu, dia hanya tidak berani turun saja."
Saat Jiang Jincheng mendengar itu, dia dengan kebingungan berkata, "Tapi dia bisa naik ke atas."
Menurut pengertian Jiang Jincheng, jika dia bisa naik maka pasti bisa turun juga.
Ruanruan menghibur Jiang Jincheng yang baru saja dia kenal tadi, "Kucing itu masih kecil jadi penakut, dan pohon ini terlalu tinggi jadi dia tidak berani turun ke bawah. Sebelumnya Xiao Baibai juga suka berlari ke tempat yang tinggi kemudian dia tidak berani turun, jadi setiap kali itu terjadi harus Da Bai yang membawanya turun. Tidak apa-apa, aku akan membawanya turun."
Saat mengatakan itu, Ruanruan menggulung lengan pakaiannya dan bersiap untuk memanjat pohon.
Kepala pelayan yang sejak tadi berdiri di samping mereka seketika terkejut. Dengan cepat ia menggendong Ruanruan yang sudah memeluk pohon dan bersiap untuk memanjat.
"Nona kecil, Anda membuat saya kaget saja!"
Ruanruan tertegun karena kepala pelayan tiba-tiba menggendong dirinya.
"Ada apa Paman kepala pelayan?"
Jiang Jincheng mengangkat kepalanya dan melihat ke arah kepala pelayan.
"Nona kecil, Anda adalah anak perempuan, selain itu Anda masih kecil, bagaimana bisa memanjat pohon setinggi ini?!"
Kepala pelayan berusaha menasehati Ruanruan.
Ruanruan kemudian terlihat ragu-ragu dan berkata, "Tapi dulu Ruanruan sering memanjat pohon."
Kepala pelayan semakin merasa sedih.
"Nona Ruanruan masih kecil, bagaimana bisa memanjat pohon? Jika sampai terjatuh bagaimana?"
"Tidak akan, Ruanruan sangat jago memanjat pohon." Ruanruan sangat percaya diri dengan kemampuannya dalam memanjat pohon.
Tapi tetap saja kepala pelayan tidak akan membiarkan Ruanruan untuk naik ke atas pohon.
"Untuk keamanan Nona sebaiknya jangan, ya?"
"Lalu bagaimana dengan kucing kecil itu?" Ruanruan melihat ke arah kucing kecil yang ada di atas pohon itu, dia benar-benar sangat ingin naik ke atas untuk menyelamatkan anak kucing itu.
"Tenang saja, saya akan menyuruh seseorang membawa tangga kemari."
Saat melihat kepala pelayan yang khawatir, akhirnya Ruanruan memeluk leher kepala pelayan dan bersikap seperti seekor kucing yang manja, kemudian dengan menurut berkata, "Baiklah kalau begitu Ruanruan tidak akan memanjat pohon, Paman kepala pelayan jangan khawatir."
Kepala pelayan merasa sangat terharu dengan sikap Ruanruan yang begitu penurut, 'Dia penurut sekali. Bagaimana bisa ada anak yang begitu penurut dan menggemaskan seperti dirinya di dunia ini?'
Tiba-tiba kepala pelayan merasa ada yang menarik celananya. Dia menundukkan kepalanya dan melihat sepasang mata biru milik Jiang Jincheng.
"Ruanruan tidak takut." Jiang Jincheng mengulurkan tangannya dan juga ingin digendong.
'Dia mau berebut nona Ruanruan denganku?' Pikir kepala pelayan.
"Jiang Jincheng, kamu tunggu sebentar, Paman kepala pelayan akan membantumu menyelamatkan kucingmu." Ruanruan turun dari gendongan kepala pelayan lalu dia memeluk Jiang Jincheng sebentar kemudian melepaskannya.
Tapi Jiang Jincheng menarik tangan Ruanruan dan membawanya ke bawah pohon lagi, kemudian dia mengeluarkan sebuah cokelat dari dalam tasnya dan memberikannya ke tangan Ruanruan yang lembut."
"Ini untukmu."