Chereads / Aku Punya Lima Papa / Chapter 19 - Stroberi

Chapter 19 - Stroberi

"Katakan yang ingin kamu katakan!"

Suara Mu Shen yang dingin itu terdengar sehingga membuat Li Yan yang membawa dokumen tertegun. Sekretaris Jin jauh lebih terkejut hingga tangannya gemetar, sorot matanya seketika menjadi tegang dan dia langsung berdiri dengan tegak.

"Sekretaris Jin?" Mu Shen mengangkat kepalanya melihat ke arahnya.

"Kamu sekarang sudah diam-diam terus melihat ke arahku setidaknya 10 kali, ada yang ingin kamu katakan?"

Li Yan tertegun melihat ke arah teman kerjanya itu, 'Apa yang dia pikirkan?! Kenapa harus diam-diam melihat ke arah bos?!'

Menghadapi sorot mata Mu Shen yang serius itu membuat Sekretaris Jin menjadi gemetar dan takut.

Dia seketika langsung merasa menyesal tapi tetap berusaha untuk tersenyum walaupun senyumannya terlihat canggung.

"Ehm… Direktur, bukan apa-apa…"

"Katakan."

Mu Shen bersandar di kursinya lalu dia mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja dan melihat ke arah sekretaris Jin dengan sorot mata dingin.

Sekretaris Jin seketika menjadi semakin panik. Dia merasa seluruh bulu kuduknya berdiri dan akhirnya dia memutuskan untuk mengungkapkan hal yang ingin dia tanyakan.

"Semua orang sedang membicarakan tentang Anda yang datang terlambat, saya sedang berpikir apa mungkin alasannya karena Ruanruan yang menggemaskan itu…"

Semakin bicara suaranya menjadi semakin kecil hingga saat selesai bicara, dia merasa riwayatnya sudah akan tamat.

Aura tubuh Mu Shen seketika terasa semakin dingin.

Li Yan, "..."

'Aku benar-benar ingin menjahit mulut perempuan ini!' Batin Li Yan.

Mu Shen dengan wajah muram berkata, "Sepertinya pekerjaan kalian terlalu sedikit ya sampai mengurus hal seperti ini."

"Tidak, tidak, tidak… Tidak sama sekali. Direktur, saya salah, saya tidak akan mengulanginya lagi!"

Sekretaris Jin dengan cepat menggelengkan kepalanya dan dia langsung berdoa di dalam hati, 'Ruanruan, anak manis, tolong lindungi kakak agar tidak diberi hukuman oleh papamu!'

"Sekretaris Jin akan mendapatkan potongan gaji 1 bulan, jangan biarkan aku melihat kalian bersikap seperti tidak ada pekerjaan seperti ini lagi."

Sekretaris Jin sudah memejamkan matanya dan mempersiapkan diri untuk mendengarkan makian Mu Shen, tapi dia tidak menyangka Mu Shen hanya mengatakan itu lalu melanjutkan pekerjaannya tanpa mengatakan apapun lagi… Seolah melepaskannya begitu saja...

Walaupun pemotongan gaji 1 bulan sangat tidak enak, tapi jika dibandingkan dengan mendapatkan makian dari Mu Shen, ini sama sekali tidak ada apa-apanya! Baginya uang itu hanya berarti dia tidak bisa membeli sebuah tas dan pakaian baru saja.

"Baik Direktur, tidak masalah, saya akan segera memperingatkan pegawai yang lain."

Setelah mengatakan itu, dengan cepat ia berjalan keluar dari kantor Mu Shen lalu menutup pintu. Saat di luar dia menepuk-nepuk dadanya sendiri seolah merasa lega karena berhasil lolos dari 'kematian', dia bahkan langsung melipat kedua tangannya dan seperti berdoa.

"Ruanruan, anak manis, kamu sangat hebat, kelak kakak akan berdoa kepadamu."

Di dalam kantor, Li Yan diam-diam melihat raut wajah Mu Shen, 'Hm, raut wajahnya sangat baik, tidak terlihat begitu marah.'

Dia menjadi penasaran, 'Kenapa hari ini direktur tidak marah seperti biasanya? Apa benar-benar karena Ruanruan?'

Tapi saat dia baru saat memikirkan hal ini, detik setelahnya dia menyangkalnya sendiri, 'Tidak mungkin, aku adalah orang yang paling memahami direktur. Dia sama sekali orang yang tidak memiliki kesabaran kepada anak kecil, jadi tidak mungkin dia akan merasa senang hanya karena seorang anak kecil.'

Mu Shen tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh asistennya sendiri. Dia mempercepat pekerjaannya karena ingin menyelesaikannya sebelum jam pulang kerja.

'Jika aku pulang terlambat maka dia pasti akan menangis, itu akan menyebalkan.'

Saat memikirkan itu, dia teringat bagaimana Ruanruan melihat ke arahnya sebelum dia berangkat bekerja dan tanpa sadar perlahan ia mulai tersenyum sendiri.

 ***

Tim yang melakukan dekorasi ulang untuk kamar tidur Ruanruan memiliki efisien kerja yang sangat tinggi. Dalam kurun waktu kurang dari 1 hari, kamar tidur Ruanruan sudah mengalami perubahan yang sangat besar.

Setelah menyelesaikan tugasnya, dia makan lagi kemudian Ruanruan pergi melihat televisi. Setelah itu, karena dia merasa bosan, dia akhirnya pergi dengan Xiao Baibai ke taman bunga lagi untuk bermain, dan setelah beberapa saat baru kembali. Saat itu kepala pelayan sedang mengantarkan tim yang mendekorasi ulang kamar tidur Ruanruan ke depan pintu.

Saat dia menolehkan kepalanya, dia melihat Ruanruan yang berjalan kembali menuju pintu untuk kembali masuk ke dalam. Melihat itu dia langsung tersenyum lebar.

Dia menghampiri Ruanruan lalu berlutut dan mengambil sebuah sapu tangan bersih berwarna putih, lalu mengusap keringat di dahi Ruanruan dengan perhatian.

"Nona kecil pasti sudah lelah, ya? Apa sudah lapar? Saya akan meminta pelayan untuk menyiapkan makanan."

Ruanruan memegang perut kecilnya sambil tersenyum malu.

"Sebenarnya Ruanruan baru saja minum susu jadi belum terlalu lapar."

Kepala pelayan berkata dalam hati, 'Dia jelas-jelas terlihat lapar tapi sepertinya dia malu mengatakannya.'

Dia kemudian memberikan perintah kepada seorang pelayan perempuan, "Pergi dan katakan kepada Bibi Liu untuk menyiapkan makanan."

"Baik." Pelayan perempuan itu langsung pergi untuk menemui Bibi Liu.

Ruanruan membuka matanya dengan lebar, setelah itu dia mengeluarkan sebuah permen susu dari dalam kantongnya.

"Paman kepala pelayan, ini untuk Paman."

Walaupun tadi pagi dia sudah tahu bahwa Ruanruan menyiapkan sebuah permen susu untuknya, tapi sekarang saat dia melihat Ruanruan memberikannya kepadanya secara langsung, dia tidak bisa menahan diri untuk merasa senang.

"Nona kecil, ini khusus untuk saya?"

"Hm, hm." Ruanruan menganggukkan kepala kecilnya dengan wajah serius.

"Paman kepala pelayan bersikap baik kepada Ruanruan, jadi Ruanruan juga mau bersikap baik kepada Paman kepala pelayan."

Hal ini benar-benar membuat kepala pelayan merasa terharu.

Kepala pelayan bahkan hampir meneteskan air matanya.

Ruanruan membukakan bungkus permen susu itu lalu menyuapi kepala pelayan. Setelah itu ia melihat kepala pelayan dengan sorot mata penuh penantian, "Apa enak?"

"Enak, ini adalah permen terenak yang pernah Paman kepala pelayan makan."

Saat Ruanruan mendengar itu, bibir kecilnya yang berwarna merah muda langsung tersenyum dan membuat giginya yang putih itu terlihat.

Kepala pelayan kemudian membawa Ruanruan masuk ke dalam vila untuk makan. Di atas meja ada buah stroberi dan buah ceri yang baru saja dibeli hari ini. Karena makanan untuk Ruanruan masih belum jadi, jadi kepala pelayan memberikan sebuah piring yang berisi buah-buahan ke depan Ruanruan.

"Nona Ruanruan, makan ini dulu untuk mengganjal perut ya."

Buah-buahan itu sangat segar, semuanya berwarna merah dan membuat orang ingin memakannya.

"Stroberi!" Wajah kecil Ruanruan langsung terlihat senang saat melihat Stroberi yang merah.

Dia paling menyukai buah stroberi, Ji Yuan bahkan menanam beberapa stroberi untuk dirinya dan rasanya sangat enak, dia bahkan bisa makan beberapa sekaligus.

Dia mengambil sebuah stroberi yang ada di depannya itu dan langsung memakannya.

Ruanruan menikmatinya, bahkan kedua kakinya yang kecil juga mulai bergoyang-goyang.

'Sangat enak, tapi stroberi yang ditanam oleh master yang paling enak.'

"Paman kepala pelayan, ini untuk Paman." Ruanruan tidak melupakan kepala pelayan, dia memilih sebuah stroberi yang besar lalu memberikannya kepada kepala pelayan.

Kepala pelayan menerimanya sambil tersenyum, setelah itu dia memfoto stroberi pemberian Ruanruan yang ada di tangannya.

Dia sedikit merasa menyesal karena lupa memfoto permen susu pemberian Ruanruan untuknya tadi.

Setelah itu dia mengirimkan foto itu kepada teman-temannya, dia merasa puas mendapatkan banyak tanggapan dari teman-temannya.

"Ini adalah milik papa, jadi aku akan menyisakannya untuk papa lalu untuk master juga."

Setelah selesai makan stroberi yang ada di tangannya, Ruanruan memilih 2 buah stroberi yang paling besar dan paling bagus lalu memegangnya dengan kedua tangannya.

Tapi kemudian dia bergumam dengan kecewa, "Tapi master tidak bisa memakan stroberi pilihan Ruanruan."

"Tidak apa-apa Nona Ruanruan, saat master Nona kembali, maka kita bisa pergi membeli stroberi ini lagi untuk master."

Saat Ruanruan mendengar itu, seketika matanya berbinar.

"Benar juga, nanti setelah master pulang, Ruanruan akan memberikan stroberi terbesar untuk master!"

Kepala pelayan, "..."

Tiba-tiba dia memiliki rasa cemburu yang sangat kuat di dalam hatinya.

"Hm… Jika begitu maka 2 stroberi ini untuk papa saja." Ruanruan meletakkan kedua stroberi besar itu kemudian dia baru melihat ke arah buah ceri.

"Ini buah ceri? Di gunung ada buah ceri tapi rasanya sangat asam."

Dia mengerutkan alisnya seolah sedang mengingat kembali bagaimana rasa buah ceri asam yang pernah dia makan, ekspresi itu membuatnya terlihat sangat lucu.