Hingga selesai sarapan, handphone Ruanruan sama sekali tidak berbunyi. Dia merasa sangat kecewa hingga di akhir makan dia tidak terlihat bersemangat seperti saat awal makan, dan perlahan-lahan dia mencibirkan mulutnya.
Saat melihat ini sorot mata Mu Shen menjadi semakin muram, sedangkan kepala pelayan dan koki merasa sedih melihat Ruanruan.
"Tidak apa-apa, Ruanruan sudah kenyang! Lihatlah, Ruanruan makan lebih banyak, bahkan lebih banyak dari Papa, jadi sudah tidak kuat makan lagi."
Ruanruan tidak ingin melihat kepala pelayan dan koki khawatir kepadanya sehingga dia ingin menghibur mereka. Dia bersandar di kursi lalu mendorong bagian perutnya ke depan sehingga perutnya terlihat besar.
Dia tidak sengaja menunjukkan perutnya yang sedikit keluar dari pakaiannya dan terlihat lembut seperti arti namanya itu, tapi dia juga melihat ke arah 2 orang itu dengan kedua bola matanya yang hitam dan berbinar.
Melihat sikap Ruanruan yang seperti ini, kepala pelayan dan koki itu tidak bisa menahan tawa mereka.
Raut wajah Mu Shen sudah menjadi semakin gelap. Dia mengulurkan tangannya dan menarik pakaian Ruanruan untuk menutupi perut Ruanruan.
"Apa-apaan ini!"
Ruanruan yang melihat wajah serius Mu Shen seketika menarik lehernya dan melihat Mu Shen dengan wajah memelas.
"Papa …"
Xiao Baibai yang ada di bawah meja juga menarik lehernya, lalu dia duduk di samping kursi Ruanruan. Dan sama seperti Ruanruan, dia melihat ke arah Mu Shen dengan sorot mata memelas.
Mu Shen, "..."
Amarah di dalam hatinya sebagian besar menghilang karena melihat wajah Ruanruan dan Xiao Baibai.
"Kamu adalah anak perempuan, tidak boleh membuka pakaianmu di depan orang lain."
Raut wajah Mu Shen menjadi lebih hangat, tapi dia tetap mengajarkan hal yang menurutnya benar kepada Ruanruan.
Ruanruan menganggukkan kepala kecilnya dengan cepat, "Hm, hm, kelak Ruanruan tidak akan menunjukkan perut Ruanruan di depan orang lain."
Mu Shen bangkit berdiri lalu menggunakan jarinya untuk mengetuk-ngetuk kepala Ruanruan.
"Tidak ada lain kali."
Ruanruan langsung menutup kepalanya dengan tangannya yang kecil.
Saat dia melihat raut wajah Mu Shen yang sudah tidak terlihat seburuk sebelumnya, dia langsung memeluk tangan Mu Shen. Dia mengusapkan wajah kecilnya di telapak tangan Mu Shen yang besar seperti seekor kucing yang penurut dan membuat perasaan Mu Shen menjadi berubah.
"Papa, Ruanruan akan mendengarkan perkataan Papa."
Mu Shen berdeham lalu menarik tangannya, setelah itu melihat jam.
"Aku mau pergi, kamu di dalam rumah jangan kemana-mana. Sebelum pergi kemanapun, harus mengatakan kepada kepala pelayan."
Saat Ruanruan mendengar Mu Shen hendak pergi, sorot mata Ruanruan seketika terlihat takut dan panik. Dia langsung turun dari kursinya kemudian memeluk kaki Mu Shen dengan erat.
"Papa tidak menginginkan Ruanruan lagi?" Ruanruan melihat Mu Shen dengan mata berair dan terlihat memelas seolah sudah diperlakukan dengan tidak adil.
Mu Shen yang melihat Ruanruan bergelantungan di kakinya, raut wajahnya kembali menjadi dingin, dia melihat ke arah kepala pelayan seolah mengatakan 'Cepat gendong dia!'
Kepala pelayan tidak membantunya, dia melihat Ruanruan yang memeluk kaki Mu Shen tapi berpura-pura seperti tidak melihatnya!
Mu Shen, "..."
Setelah melihat kepala pelayan dengan sorot mata dingin, dia menundukkan kepalanya dan terlihat menjadi lebih hangat.
"Tidak, aku harus bekerja."
Ruanruan masih tetap tidak mau melepaskan Mu Shen, "Lalu … apa Papa akan kembali?"
Dia benar-benar takut Mu Shen akan meninggalkannya di sini kemudian dia tidak akan menjadi anak Mu Shen lagi.
"Setelah selesai bekerja akan pulang."
"Yang benar? Kalau begitu janji jari kelingking, yang berbohong kepada Ruanruan adalah anjing kecil."
Xiao Baibai kemudian melolong seolah mendukung perkataan Ruanruan kepada Mu Shen.
Mu Shen terlihat tertegun, dia melihat Ruanruan mengulurkan jari kelingkingnya. Dia merasa Ruanruan benar-benar memiliki keberanian yang sangat besar, dia tidak menyangka akan sampai di tahap ini.
Mu Shen menarik nafas kemudian mengulurkan tangannya dan … melakukan janji jari kelingking dengan Ruanruan!
Saat kepala pelayan tersenyum, Mu Shen seketika melihat ke arah kepala pelayan dengan sorot mata marah. Kepala pelayan itu seketika berbalik badan seolah mengatakan bahwa dia tidak melihat apapun, tapi dia tidak bisa menahan diri untuk tertawa diam-diam hingga pundaknya bergoyang ke atas dan ke bawah secara terus menerus.
Mu Shen melihat ke arah kepala pelayan itu dengan wajah muram, kemudian dengan cepat dia menarik tangannya dari tangan Ruanruan, tapi Ruanruan malah menahannya.
"Janji jari kelingking, Papa harus cepat pulang untuk menemui Ruanruan, jika tidak akan berubah menjadi anjing kecil."
Setelah itu dia kembali melihat ke arah jarinya.
"Papa, Papa, keluarkan ibu jari Papa lalu tekankan ke ibu jari Ruanruan sebagai segel dari janji kita."
Melihat sorot mata Ruanruan yang penuh harapan membuat Mu Shen melakukan permintaannya dengan wajah dingin.
Ruanruan melihat ke arah Mu Shen dengan ragu-ragu, tapi dia tetap memberanikan dirinya lalu menggembungkan pipinya dan menekan ibu jarinya dengan ibu jari Mu Shen sebagai sebuah segel.
Melihat tangan Mu Shen dan tangan Ruanruan yang bersentuhan untuk membuat janji tanpa melihat wajah muram Mu Shen, maka mereka akan terlihat seperti ayah dan anak yang harmonis.
Setelah selesai membuat janji, Mu Shen mengambil pakaiannya kemudian berjalan keluar. Ruanruan dan Xiao Baibai mengkuti Mu Shen berjalan keluar hingga tiba di depan mobil. Ruanruan menggendong Xiao Baibai dan melihat ke arah Mu Shen dengan tidak rela.
Saat Mu Shen mau masuk ke dalam mobil, dia melihat ke arah Ruanruan dan merasa ragu-ragu sesaat, kemudian dengan sedikit hangat berkata, "Masuk saja, aku … ehm, Papa akan segera pulang."
Saat Mu Shen menyebut dirinya sendiri 'papa', dia tidak berani melihat wajah kepala pelayan dan Ruanruan, kemudian dengan cepat ia masuk ke dalam mobil.
Ruanruan melihat bayangan mobil yang perlahan menjauh, lalu dia berbalik badan dengan sorot mata yang sangat cerah dan matanya berbinar seolah penuh dengan bintang.
Dia menggendong Xiao Baibai dengan antusias, "Paman kepala pelayan, tadi papa menyebut dirinya sendiri 'papa', kan?"
Perkataan itu terdengar sedikit konyol, tapi kepala pelayan dapat memahami perasaan Ruanruan. Dia langsung tersenyum.
"Benar, benar, tadi tuan muda menyebut dirinya sendiri 'papa', Nona kecil senang sekali, ya?" Kepala pelayan menggendong Ruanruan.
Ruanruan tidak menolaknya, kemudian dia menggoyang-goyangkan kedua kaki kecilnya dengan senang.
Ruanruan tertawa, "... Papa mengakui bahwa papa adalah papaku, Ruanruan sangat senang."
Mereka berdua masuk kembali ke dalam vila dengan sangat senang, di sisi lain Mu Shen yang ada di dalam mobil merasa malu hingga telinganya merah!
Supir itu melihat raut wajah Mu Shen dari kaca spion, tadi dia juga mendengar perkataan Mu Shen dan dia sendiri merasa sangat terkejut.
Mu Shen kemudian melihat ke arah supirnya dengan sorot mata dingin. Supir itu langsung duduk dengan tegak dan sorot matanya berubah menjadi serius dan fokus melihat ke depan, bersikap seolah dia tidak pernah melihat Mu Shen dari kaca spion.
Kemudian Mu Shen melihat ke arah tangannya sendiri yang tadi dia gunakan untuk membuat janji jari kelingking dengan Ruanruan. Dia membayangkan wajah Ruanruan yang menantikan kepulangannya dan seketika dia tidak bisa menahan dirinya untuk tersenyum.
Supir yang ada di depan diam-diam mengintip melalui kaca spion dan dia hampir merasa ada yang salah dengan matanya!
Tidak lama setelah Ruanruan dan kepala pelayan kembali masuk ke dalam, tim yang dipanggil untuk mendekorasi ulang kamar tidur Ruanruan datang.
Ruanruan dan Xiao Baibai melihat ke arah mereka dengan penasaran, lalu kepala pelayan menyuruh pelayan lain membawa Ruanruan pergi.
"Nona kecil, di sini akan ada banyak debu, saya akan menyuruh orang membawa Anda bermain di taman bunga, ya?"
Ruanruan menganggukkan kepalanya. Dia masih kecil tapi dia khawatir dirinya dan Xiao Baibai akan mengganggu semua orang itu, jadi dia dengan penurut ikut dengan seorang pelayan perempuan pergi ke taman bunga di belakang vila.
Pelayan perempuan yang menggendong Ruanruan langsung merasa begitu beruntung. Tubuh Ruanruan terlihat lembut dan empuk, dan saat di gendong dia dapat merasakan tubuh Ruanruan yang empuk itu. Selain itu di tubuhnya juga terdapat aroma bubuk susu yang harum.
Setelah tiba di taman bunga belakang, Ruanruan ingin turun untuk berjalan sendiri, tapi pelayan perempuan itu tidak rela menurunkan Ruanruan.
"Terima kasih Kakak, ini permen untuk Kakak."