Mata Biksu kecil itu berair dan dia tidak bisa menahannya lagi. Sebenarnya ia tidak ingin menangis, tapi dia tidak bisa menahannya lagi karena dia merasa sangat sedih.
Mu Shen menundukkan kepalanya dan melihat Ruanruan yang menundukkan kepalanya dan menyandarkannya ke celananya, pundaknya terus bergerak dan kedua tangannya yang kecil itu memegang celananya dengan sangat erat. Dia dapat merasakan dengan jelas bahwa ada bagian dari celananya yang basah..
Xiao Baibai yang ada di samping Ruanruan ikut menangis dan dia terus menggosokkan kepalanya ke tubuh kecil Ruanruan.
Orang-orang yang melihat itu semuanya merasa tidak tega, mereka semua merasa prihatin karena melihat Ruanruan memeluk kaki yang seharusnya tidak dia peluk.
Semua orang sepertinya memiliki pemikiran yang sama, tapi saat mereka mendengar suara Mu Shen, mereka seperti merasa diri mereka sedang berhalusinasi.
"Ayo pergi." Mu Shen mengatakan itu sambil menggendong seseorang.
Orang yang digendong tersebut merasa tidak nyaman, tapi Ruanruan mengangkat kepalanya lalu dengan mata terkejut melihat ke arah Mu Shen, lalu dengan hati-hati bertanya, "Papa… Papa tidak akan membuang Ruanruan?"
Mu Shen melihat wajah cantik Ruanruan lalu akhirnya dia menjawab, "Hm."
Orang-orang yang mendengar tanggapan Mu Shen seketika langsung kebingungan.
Tapi bagi Ruanruan, jawaban Mu Shen membuatnya seperti mendapatkan sebuah hal yang membahagiakan. Senyum terlihat di wajahnya, matanya yang indah itu seketika berubah menjadi berbentuk seperti bulan sabit kecil. Bibirnya yang berwarna merah muda itu tersenyum lebar menunjukkan deretan giginya yang putih.
Ini adalah pertama kalinya dia merasa senang di hari ini.
Senyumannya terlihat sangat jernih dan manis, membuat semua orang yang melihatnya ikut merasa senang.
"Anak ini sangat cantik." Li Yan yang ada di belakang Mu Shen tidak bisa menahan diri untuk bergumam saat melihat wajah kecil Ruanruan.
Li Yan, 'Direktur mendapat keberuntungan dari mana, tiba-tiba muncul seorang anak perempuan berkulit putih yang cantik dan menggemaskan, bahkan aku sendiri ingin merawatnya.'
"Ah… Gemas sekali." Sekretaris Mu Shen adalah seorang perempuan, biasanya saat bekerja dia begitu rajin dan serius, dia bahkan memiliki raut wajah yang sama dinginnya dengan Mu Shen. Tetapi saat melihat Ruanruan yang begitu menggemaskan, dia langsung menjerit dengan suara tertahan.
Tapi sesaat Li Yan melihat ke arahnya, dia langsung kembali terlihat serius seperti biasanya. Hanya saja dia tetap tidak bisa menahan diri untuk terus melihat ke wajah Ruanruan dan berteriak dalam hati.
"Papa, bisa tunggu sebentar? Aku… Aku mau berterima kasih kepada nenek."
Dia ingat bahwa nenek Wu baru saja membantunya dan dia ingin berterima kasih atas bantuan nenek Wu.
Ruanruan melihat Mu Shen dengan penuh harapan. Akhirnya Mu Shen menganggukkan kepalanya kemudian dia menurunkan Ruanruan.
Ruanruan tersenyum kecil. Dia memeluk tangan Mu Shen yang besar dan mengusapkan wajahnya ke tangan Mu Shen beberapa kali, setelah itu baru berlari dengan kedua kakinya yang kecil itu.
Mu Shen, "..."
Dia melihat ke arah tangannya sendiri. Baru saja dia merasakan wajah Ruanruan yang lembut dan dia tidak pernah merasakan hal itu sebelumnya. Yang paling membuatnya terkejut adalah dia sama sekali tidak merasa terganggu atau tidak senang dengan hal itu.
Tapi… Air mata Ruanruan membasahi tangannya.
Ruanruan berlari ke depan nenek Wu, kemudian dia mengeluarkan sebuah apel yang berwarna merah dan memberikannya kepada nenek Wu.
Setelah memberikan apel itu, dia mengangkat kepalanya dan dengan tulus berterima kasih kepada nenek Wu.
"Terima kasih Nenek Wu tadi sudah membantu Ruanruan, Ruanruan sekarang sudah menemukan papa dan akan pulang bersama papa. Nenek harus menjaga diri Nenek dengan baik ya, Ruanruan pasti akan sering datang untuk menjenguk Nenek."
Saat nenek Wu melihat wajah kecil Ruanruan, hatinya terasa sangat luluh. Dia berlutut kemudian mengusap kepala Ruanruan yang tak berambut, lalu tersenyum dengan semakin lebar.
"Iya, iya. Bagus kalau kamu sudah menemukan papamu, kamu harus menurut kepada papamu ya, dengan begitu papamu pasti akan menyukaimu, mengerti? Jika kamu ditindas orang lain maka datang temui Nenek, Nenek akan merawatmu. Walaupun Nenek tidak memiliki uang tapi Nenek tidak akan membiarkanmu kelaparan."
Ruanruan menganggukkan kepalanya dengan serius, kemudian dia mencari sesuatu di dalam tasnya. Dia memberikan semua buah yang dia miliki kepada para penduduk yang tadi sudah membantunya dan setelah itu dengan tulus berterima kasih kepada mereka.
Semua orang merasa tersentuh karena sikap Ruanruan, awalnya mereka hanya tidak setuju dengan sikap Li Miao, tapi mereka tidak menyangka Ruanruan bisa bersikap begitu dewasa dan pengertian seperti ini.
Semua orang di desa merasa senang, hanya saja sepasang suami istri dan anak laki-lakinya tadi sudah pergi sejak lama.
Mereka tahu bahwa Mu Shen bukan orang yang bisa mereka singgung, terlebih lagi setelah mendengar Ruanruan memanggil Mu Shen dengan sebutan 'Papa', mereka langsung merasa takut.
Setelah selesai berterima kasih, Ruanruan dan Xiao Baibai berlari kembali ke arah Mu Shen.
"Papa, kita bisa pergi." Ruanruan menggandeng tangan Mu Shen dengan gembira, dia merasa tangan Mu Shen sangat hangat.
Ruanruan merasa semakin senang saat menarik tangan Mu Shen. Sorot matanya terlihat berbinar seolah di dalam matanya penuh dengan bintang yang mampu membuat orang tidak bisa berhenti untuk melihatnya.
Tapi semua orang juga terkejut dengan gerakan Ruanruan. Mereka semua merasa tegang, bahkan asisten dan sekretaris Mu Shen langsung berdoa dalam hati untuk mendoakan Ruanruan agar tidak dibuang oleh sang direktur yang terkenal tidak berperasaan.
Li Yan bahkan sudah berpikir apa yang harus dia katakan untuk menghibur Ruanruan.
Tapi… hal yang mereka khawatirkan sama sekali tidak terjadi.
Mu Shen hanya melihat ke arah tangan Ruanruan yang memeluk tangannya, kemudian dia berjalan bersama Ruanruan. Bahkan orang-orang tidak ada yang tahu bahwa Mu Shen diam-diam mengeratkan genggamannya. Tangan kecil Ruanruan sangat lembut dan empuk, sama seperti arti namanya.
Kaki Mu Shen terlalu panjang sehingga saat dia baru saja melangkah, Ruanruan harus berlari kecil untuk bisa mengikutinya. Setelah berjalan beberapa saat, wajah kecil Ruanruan menjadi merah dan wajahnya penuh dengan keringat.
Mu Shen melihat ke arah Ruanruan, nafasnya terengah-engah dan terlihat jelas dia sangat lelah, tapi sama sekali tidak mengeluh. Dia tidak melepaskan tangan Mu Shen dan berusaha berlari mengikuti langkah kaki Mu Shen dengan kedua kakinya yang pendek itu.