Chereads / Aku Punya Lima Papa / Chapter 11 - Kamar Tidur Ruanruan

Chapter 11 - Kamar Tidur Ruanruan

Mu Shen membawa Ruanruan untuk mencuci tangan baru turun ke bawah.

Saat mereka berdua menuruni tangga, tangan kecil Ruanruan memegang satu jari Mu Shen dan sesekali akan diam-diam tersenyum membuat Mu Shen sesekali melihat ke arah Ruanruan.

Mu Shen, 'Anak ini bodoh ya?'

Di atas meja makan ada sangat banyak makanan. Setelah Mu Shen duduk, Ruanruan mendorong kursinya hingga tepat di sebelah Mu Shen.

"Sedang apa?" Mu Shen melihat ke arah Ruanruan.

"Mau duduk di samping papa." Setelah mengatakan itu Ruanruan naik ke atas kursi. Dia tidak mau kepala pelayan menggendongnya karena dia merasa dirinya sangat hebat.

Setelah Ruanruan duduk, dia tersenyum ke arah Mu Shen.

"Papa ayo makan, paman kepala pelayan dan yang lainnya tidak ikut makan?" Ruanruan bertanya dengan memiringkan kepalanya.

"Nona kecil, kami akan makan nanti." Kepala pelayan tersenyum dan menjawab pertanyaan Ruanruan.

"Oh, baiklah." Ruanruan tidak bertanya lagi kemudian dia mengambil sumpit. Saat dia mengambil lauk yang enak dia akan mengambilkannya juga untuk Mu Shen dan meletakkannya ke dalam mangkuk Mu Shen.

"Papa, ini enak, makanlah lebih banyak agar sehat."

Mu Shen melihat ke arah sayuran yang tiba-tiba ada di dalam mangkuknya.

Kepala pelayan, "..."

Dia langsung berkeringat dingin. Dia tahu kebiasaan Mu Shen, dia tidak suka orang lain menyentuh barang-barangnya terutama makanan.

Para pelayan yang ada di sekeliling mereka juga seketika merasa terkejut.

Kepala pelayan, 'Gawat, tuan muda tidak akan memukul nona kecil, kan?' Saat kepala pelayan sedang berpikir apa yang akan dilakukan Mu Shen kepada Ruanruan, dia malah melihat Mu Shen hanya terdiam kemudian dia mengambil sayur yang ada di dalam mangkoknya kemudian memakannya.

Kepala pelayan begitu terkejut melihatnya!

Dia bahkan mengira dirinya sedang berhalusinasi. Dia mengulurkan tangannya dan mengusap matanya, 'Aku tidak salah lihat! Tuan muda benar-benar memakannya!'

Dia langsung memegang dadanya dan sorot matanya kepada Ruanruan seketika menjadi semakin rumit.

Ruanruan sama sekali tidak mengetahui apa yang dipikirkan oleh kepala pelayan itu. Saat dia melihat Mu Shen memakan sayur yang dia ambilkan, dia jadi makan dengan semakin lahap.

Xiao Baibai juga sedang makan makanannya di bawah meja makan, dia makan dengan gembira.

Setelah selesai makan, Mu Shen pergi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ruanruan dan kepala pelayan membereskan barang-barang Xiao Baibai yang ada di lantai bawah.

Kepala pelayan sudah menyuruh orang untuk membeli beberapa barang untuk anjing, tentu tapi tentu saja dia tidak membeli makanan anjing karena Xiao Baibai tidak makan makanan anjing, dia hanya makan daging dan tulang.

Di sana ada rumah untuk anjing, berbagai mainan hingga keperluan toilet, semuanya sangat mahal dan mewah hingga Ruanruan bahkan merasa kagum melihatnya.

Xiao Baibai dengan senang melompat masuk ke dalam rumahnya yang mewah.

Di dalam sana sangat empuk. Dia berbaring dan berguling-guling di dalamnya hingga tidak ingin keluar.

"Bawa semua ini ke kamar tamu di sebelah kamar tidur nona kecil."

Setelah kepala pelayan memberikan perintah, semua orang langsung bergerak melaksanakannya. Ruanruan ikut naik ke atas, dia melihat semua orang yang keluar masuk ke sebuah ruangan kemudian isi ruangan itu menjadi berubah sepenuhnya.

"Nona Ruanruan, kelak ini adalah tempat tinggal Xiao Baibai."

Ruanruan membelalakkan matanya.

"Xiao Baibai tinggal di kamar sebesar ini?!"

Ruanruan merasa sangat kagum dan iri.

Kepala pelayan tersenyum lalu berkata, "Kamar tidur di sebelah adalah kamar anda, hanya saja karena anda datang secara tiba-tiba jadi malam ini hanya bisa menggunakannya seperti itu. Besok saya akan meminta orang untuk mengganti dekorasi kamarnya."

"Aku boleh masuk dan melihatnya?" Ruanruan tiba-tiba sangat menantikan kamarnya. Dia melihat ke arah kepala pelayan dengan mata berbinar.

"Tentu saja boleh." Kepala pelayan langsung membawa Ruanruan pergi ke sana, Xiao Baibai yang sebelumnya sedang bermain dengan mainan barunya langsung meninggalkan mainannya dan berlari mengikuti Ruanruan pergi.

Kamar Ruanruan ada di sebelah kamar tidur Mu Shen dan kamar tidurnya itu terbesar kedua setelah milik Mu Shen. Tidak hanya itu, dekorasinya benar-benar seperti selera Mu Shen.

Kamarnya sangat besar, ruangannya gelap dan terasa dingin, tidak hanya ranjang dan korden jendela, semuanya terasa dingin.

Tapi lantainya ditutupi oleh karpet bulu berwarna putih salju yang terlihat sangat tidak sesuai dengan dekorasi kamar itu secara keseluruhan.

Ruanruan melepaskan sandalnya di depan pintu kemudian berjalan masuk dengan kaki telanjang.

Kepala pelayan juga ikut melepas sepatunya dan masuk, sedangkan Xiao Baibai tidak menggunakan alas kaki apapun sehingga dia langsung berjalan masuk.

Ruanruan dengan hati-hati menginjak karpet bulu yang ada di atas lantai itu.

Jari kaki Ruanruan terlihat bulat seperti mutiara kecil yang indah dan jari kakinya juga dipotong dengan sangat rapi.

Dia meremas jari kakinya di atas karpet bulu itu dan terlihat sangat menggemaskan, seperti dirinya.

"...  Menginjak ini seperti menginjak tubuh Da Bai."

Ruanruan menginjak karpet itu beberapa kali dan saat mengatakan 'Da Bai' tiba-tiba dia jadi merindukannya.

Xiao Baibai berguling hingga ke samping kaki Ruanruan, Ruanruan menggunakan kakinya untuk menekan perut Xiao Baibai dengan perlahan.

"Xiao Baibai juga lembut."

Kepala pelayan melihat ke arah mereka dan tersenyum.

"Karpet bulu ini baru disiapkan hari ini atas perintah tuan muda. Dengan begini, walaupun nona Ruanruan jika tidak sengaja terjatuh ke lantai maka tidak akan kesakitan."

Saat Ruanruan mendengar ini semua adalah perbuatan Mu Shen, sorot matanya langsung terlihat berbinar. Dia berlari ke samping kepala pelayan lalu menarik ujung lengan pakaiannya dan melihat dengan penuh harapan.

"Papa yang membelinya? Apa berarti Papa menyukai Ruanruan, paman kepala pelayan?"

Kepala pelayan berlutut sehingga level pandangan mereka sama lalu dia mengulurkan tangannya dan mengusap kepala Ruanruan.

"Nona Ruanruan begitu baik dan menggemaskan, mana mungkin tuan muda tidak menyukai anda? Dia hanya tidak tahu bagaimana harus mengungkapkan perasaan sukanya saja."

Saat Ruanruan mendengar itu, dia langsung merasa senang. Dia mengangkat tangannya dengan bersemangat.

"Hm, hm, kelak aku akan membuat papa lebih menyukaiku."

Senyum kepala pelayan menjadi semakin lebar. Dia berjalan ke arah jendela kemudian membuka korden untuk membiarkan cahaya bulan masuk menyinari kamar.

Hari ini bulannya terlihat sangat bulat, langit malam terlihat sangat cantik, dan bintang-bintang yang bersinar hanya dari kaca jendela kamar dapat terlihat dengan jelas.

Ruanruan terlihat kagum. Dia membuka mulutnya lebar-lebar lalu tengkurap di depan jendela besar itu dan melihat keluar kaca dengan wajah kagum.

Kaca jendela itu menjadi mengembun karena nafas yang Ruanruan hembuskan dan mata Ruanruan menjadi berbinar karena bintang-bintang yang ada di langit.

"Nona Ruanruan mau melihatnya dari luar?"

Di luar adalah balkon, di balkon itu ada beberapa pot tanaman.

Lantai balkon itu sama seperti lantai kamarnya, semuanya ditutupi dengan karpet bulu. Ruanruan dengan senang berlari keluar kemudian dia berjinjit dengan kaki kecilnya sambil berpegangan di pagar balkon.

Lalu mengagumi pemandangan di luar sana.

Dari tempatnya, dia melihat ke bawah dan melihat sebuah taman bunga. Dia dapat melihat beberapa bunga yang mulai bermekaran, di bawah sinar bulan angin yang berhembus menggoyangkan bunga-bunga itu hingga terlihat seolah sedang menyapa dirinya.

"Ada banyak sekali bunga, cantik sekali."

Saat tinggal di gunung Ruanruan melihat banyak bunga dan di sana bunganya juga sangat cantik tapi bunga yang ada di sini tidak sama karena bunga di sini sengaja di tanam dan dirawat sehingga terlihat lebih indah.

"Nona Ruanruan menyukai tempat ini?"

"Hm, hm. Oh, master juga memiliki ini, sangat cantik, sangat harum." Ruanruan menunjuk ke salah satu bunga anggrek yang ada di balkon. Saat itu Ji Yuan mengambilnya dari hutan kemudian dia menanamnya di belakang rumah mereka.

Kepala pelayan tersenyum dan setelah menemani Ruanruan beberapa saat, dia membiarkan Ruanruan tidur seorang diri di dalam setelah itu dia baru berjalan keluar.

Dia menutup pintu kamar Ruanruan dengan pelan setelah itu berbalik badan dan pergi ke kamar tidur Mu Shen.

Mu Shen sedang membawa sebuah hasil tes DNA, dia berdiri di depan jendela dan melihat langit malam dengan sorot mata yang dalam dan muram.

Kepala pelayan melihat Mu Shen memegang hasil tes DNA dan dia menekan kedua bibirnya seolah sedang menahan sesuatu.

"Dia benar-benar adalah anakku, tapi… bagaimana mungkin?" Mu Shen bergumam, dia mengerutkan alisnya seolah sedang menghadapi sebuah masalah terbesar sepanjang abad.