Chereads / Aku Punya Lima Papa / Chapter 15 - Cuci Tangan Bersama Papa

Chapter 15 - Cuci Tangan Bersama Papa

"Papa!" Ruanruan yang melihat Mu Shen berjalan ke arahnya dengan tubuh berkeringat langsung menghentikan gerakannya, lalu dia berlari ke arah Mu Shen dengan kedua kakinya yang kecil dan pendek itu.

Setelah tiba di depan Mu Shen, dia langsung memeluk kaki Mu Shen seperti seekor beruang. Mu Shen melihat ke arahnya lalu mengusap kepalanya dengan lembut.

"Kita sudah harus pulang."

"Baiklah, aku akan berpamitan dengan para kakek dan nenek." Ruanruan menarik jari tangan Mu Shen dengan tangan kecilnya.

"Papa ikut juga ya, Ruanruan mau bersama Papa." Ruanruan tersenyum manis.

Mu Shen yang tangannya dipegang oleh Ruanruan dapat merasakan tangannya terasa lembut dan empuk.

Tangan Ruanruan terasa seperti tidak ada tulangnya, berisi, empuk dan putih, punggung tangannya juga terlihat berisi, membuat Mu Shen ingin meremasnya dengan lembut.

Mu Shen kemudian berjalan untuk berpamitan dengan Ruanruan yang terlihat antusias.

Para orang tua di sana juga menghentikan gerakan mereka lalu mereka semua melihat ke arah Mu Shren dan Ruanruan.

"Kakek, Nenek, Ruanruan mau pulang dengan Papa. Kalian semangat ya olahraganya jadi bisa hidup lebih sehat dan lebih lama." Ruanruan menggunakan tangan kecilnya untuk melambaikan tangannya.

Dia mengatakan hal itu dengan sangat tulus dan serius. Para orang tua yang mendengarnya merasa terharu dan seketika langsung tersenyum.

"Haduh, bagaimana bisa Ruanruan begitu pintar dan perhatian, nenek jadi tidak ingin kamu pulang."

Salah seorang nenek berlutut di depan Ruanruan kemudian mencubit pipi Ruanruan yang putih dan empuk itu.

Setelah mencubitnya dia tidak ingin melepaskannya karena pipi Ruanruan sangat enak untuk dicubit.

"Perkataan Ruanruan membuat kita semua tersentuh, Ruanruan benar-benar anak yang baik."

Kemudian para orang tua yang lain mengulurkan tangan mereka dan mengusap kepala Ruanruan, sama seperti nenek sebelumnya, mereka juga tidak ingin melepaskannya.

Para orang tua itu kembali mengelilingi mereka lagi hingga Mu Shen merasa seperti didesak keluar dari lingkaran para orang tua itu.

Mu Shen, "..."

Raut wajahnya seketika terlihat benar-benar muram!

Xiao Baibai juga dikelilingi oleh para orang tua, kemudian dia mulai mengeluarkan suara seperti sedang merintih.

Setelah bersusah payah mengeluarkan Ruanruan dari kerumunan para orang tua itu, dia melihat wajah Ruanruan yang putih itu menjadi merah dan terdapat banyak bekas cubitan. Hal itu membuat raut wajahnya menjadi muram.

Ruanruan bersandar di dalam pelukan Mu Shen. Dia tidak merasakan sakit tapi karena wajahnya lembut, cubitan pelan saja bisa meninggalkan bekas. Tapi tidak lama juga akan menghilang dengan sendirinya.

Setelah melihat Ruanruan seperti ini, para orang tua itu jadi merasa tidak enak hati.

Mereka semua tertawa canggung.

"... Itu, Ruanruan besok datang lagi untuk latihan bersama ya. Beberapa gerakan yang kamu lakukan ada yang tidak sama, besok kita bicarakan hal itu."

"Ah? Baiklah, Papa dan Ruanruan akan datang bersama, Papa juga harus ikut olahraga." Ruanruan memeluk leher Mu Shen sambil menjawabnya.

"Kami pulang dulu." Mu Shen menganggukkan kepalanya lalu membawa Ruanruan pergi, Xiao Baibai berlari mengikuti mereka.

"Sampai jumpa semuanya." Ruanruan melambaikan tangan kecilnya untuk berpamitan.

"Sampai jumpa Ruanruan, besok nenek bawakan permen ya. Besok harus datang ya."

"Sampai jumpa Mu Shen!"

"Besok datang lebih awal, ya!"

Raut wajah Mu Shen tetap datar mendengar semua itu. Dia sama sekali tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan disambut oleh sekelompok orang tua itu.

Dulu dia sering berlari di taman ini tapi para orang tua itu hanya akan menganggukkan kepala untuk menyapa karena Mu Shen tidak suka bicara dan selalu terlihat dingin, sehingga akhirnya para orang tua itu tidak sering menyapanya.

Dia tidak menyangka, hari ini karena Ruanruan mereka semua mengantarkan kepulangan mereka dengan begitu hangat seperti saat ini, tidak seperti saat dirinya pulang seorang diri.

Tapi tentu saja, dia juga merasa sedikit tidak nyaman dengan semua ini.

"Papa, Nenek Li memberiku banyak permen, permennya sangat enak. Lalu Nenek Wang mengatakan selanjutnya akan membawakan Ruanruan stroberi, kemudian Kakek Xiao mengatakan akan membawa anak burung beo agar Ruanruan bisa bermain bersamanya …"

Ruanruan yang digendong oleh Mu Shen terus membicarakan tentang hal yang terjadi padanya, bola matanya yang hitam itu berbinar dan terlihat begitu antusias.

"Kamu senang sekali?" Mu Shen mengerutkan alisnya.

Ruanruan menganggukkan kepala kecilnya itu dengan kuat.

"Hm, hm. Ada banyak orang yang menemani Ruanruan bermain, sebelumnya saat di gunung hanya ada Ruanruan dan master, sangat tenang, Xiao Baibai juga tidak bisa bicara denganku."

Ruanruan benar-benar merasa sangat senang, dulu setiap pagi dia akan bersama dengan Ji Yuan, tapi Ji Yuan sangat pendiam sedangkan dia suka keramaian. Selain itu di atas gunung selain dirinya dan Ji Yuan, tidak ada orang lain lagi, karena itu dia tidak pernah berpikir bisa mengalami keramaian seperti ini.

Tapi Ruanruan tetap paling menyukai Ji Yuan.

Karena di dalam hati Ruanruan, Ji Yuan ada di tempat pertama!

Mu Shen mendengar perkataan Ruanruan. Ruanruan jarang sekali bisa bicara begitu antusias seperti ini.

Saat tiba di rumah, Mu Shen menurunkan Ruanruan, lalu Ruanruan langsung menarik tangan besar Mu Shen.

"Tangan Papa sangat hangat." Ruanruan diam-diam tersenyum hingga matanya berbentuk bulan sabit seolah dia baru saja menemukan hal yang membahagiakan.

Sarapan sudah siap, karena ada Ruanruan jadi sarapan kali ini jauh lebih mewah daripada biasanya.

Saat Ruanruan melihat semua makanan yang ada di atas meja, dia membuka mulutnya dan terdengar sangat kagum.

"Banyak sekali makanannya."

Orang yang memasak itu adalah perempuan yang berumur 40 tahunan. Dia merasa sangat senang saat melihat senyuman di wajah Ruanruan.

Orang yang suka memasak selalu senang saat mendengar ada orang yang memuji masakan mereka, tentu saja dia tidak terkecuali.

Walaupun Ruanruan belum memakannya tapi raut wajahnya yang terlihat kagum itu membuat koki itu merasa sangat puas.

"Papa, kita pergi cuci tangan dulu ya, setelah itu baru makan." Ruanruan sudah tidak sabar untuk makan sarapannya. Dengan antusias ia menarik tangan Mu Shen untuk pergi mencuci tangan bersama.

Kepala pelayan dan Mu Shen merasa sedikit kebingungan melihat Ruanruan yang dididik dengan sangat baik. Mereka dapat melihatnya dari hal-hal yang kecil bahwa Ruanruan sangat pintar, selalu berterima kasih. Contohnya sekarang, sebelum makan hal pertama yang dia pikirkan adalah untuk pergi mencuci tangannya.

Anak kecil sangat lemah dalam mengendalikan diri. Mereka sulit untuk mengendalikan diri mereka sendiri, tapi Ruanruan memiliki pengendalian diri yang sangat kuat bahkan jauh lebih baik daripada orang dewasa.

Sejak tadi Ruanruan masuk dan melihat makanan, dari sorot matanya dapat terlihat jelas bahwa dia sangat suka makan, tapi walaupun dia sangat menyukainya dia tetap memutuskan untuk pergi mencuci tangannya terlebih dahulu. Hal itu sama sekali bukan hal yang mudah untuk dilakukan oleh anak seumurannya.

Mu Shen sekarang benar-benar ingin bertemu dengan Ji Yuan, orang yang sudah membesarkan dan mendidik Ruanruan.

Mu Shen dan Ruanruan pergi ke kamar mandi bersama, Ruanruan tidak dapat mencapai wastafel, tapi walalupun tanpa bantuan Mu Shen, dia langsung berbalik badan untuk menggeser kursi kecil ke bawah wastafel, setelah itu dia berdiri di atas kursi dan mencuci tangannya dengan serius.

"Papa, bantu Ruanruan untuk mengambilkan sabun cuci tangan."

Mu Shen tidak mengatakan apapun dan langsung memberikannya ke tangan Ruanruan.

"Terlalu banyak, terlalu banyak. Tangan Ruanruan kecil, tidak perlu sebanyak ini." Dia melihat Mu Shen menuangkan sabun cuci tangan cair terlalu banyak di tangannya dan membuatnya terkejut.

Saat sabun cuci tangan itu menetes di atas tangannya, tercium aroma mint.

Ruanruan diam-diam melihat ke tangan besar Mu Shen setelah itu dia dengan cepat mengusapkan tangannya ke tangan Mu Shen.

"Papa juga menggunakannya agar harum." Saat mengatakan itu dia diam-diam tertawa.

Mu Shen, "..."

Mu Shen terus mencuci tangannya dengan wajah datar.

Kemudian sepasang tangan besar dan kecil sedang mencuci tangan mereka di dalam wastafel yang sama, kemudian dalam waktu singkat ada banyak busa yang muncul.

Setelah selesai mencuci tangan, Ruanruan mencium aroma mint di tangan kecilnya, kemudian dia dan Mu Shen keluar untuk sarapan bersama.