Dibandingkan dengan Mu Shen yang tidak bisa memercayainya, kepala pelayan malah langsung merasa senang sesaat mendengarnya.
Kepala pelayan, 'Bagus sekali ternyata nona Ruanruan benar-benar anak tuan muda! Aku sudah menduga, anak semanis itu hanya mungkin terlahir dengan papa sehebat tuan muda. Hanya saja… siapa mama nona kecil?'
Mu Shen kembali melihat hasil tes DNA yang sedang ia pegang. Dia melihat tulisannya dengan sangat jelas yang menyatakan bahwa Ruanruan memang adalah anak kandungnya.
Entah kenapa dia merasa bingung tapi di saat yang sama dia malah merasa lega. Dia sama sekali tidak berniat untuk menyangkal bahwa Ruanruan adalah anak kandungnya.
"Tuan muda, apa yang sedang Anda pikirkan? Nona Ruanruan sangat baik, Anda juga sangat menyukainya, bukankah ini akhir yang Anda inginkan?"
Kepala pelayan merasa tidak senang saat melihat Mu Shen seolah kehilangan sifatnya yang tegas dan kuat.
Jika saja memang Mu Shen tidak menyukai Ruanruan lalu mendapatkan hasil seperti itu, maka kepala pelayan dapat paham kenapa Mu Shen bersikap seperti ini, tapi dia tahu dengan jelas bahwa Mu Shen menyukai Ruanruan.
"Siapa yang menyukainya." Mu Shen menolak untuk mengakuinya.
"Baiklah, Anda tidak menyukainya. Saya ubah pertanyaan saya, jika hasil tes DNA hari ini menunjukkan nona muda bukan anak Anda, apa yang akan Anda lakukan? Mengusirnya keluar?"
Mu Shen mengerutkan alisnya, "Dia masih begitu kecil dan tidak memiliki siapapun, jika aku mengusirnya keluar apa yang akan terjadi kepadanya."
Mu Shen sangat dingin tapi bukan tidak berperasaan.
Terlebih lagi …
Saat hanya membayangkan dirinya mengusir Ruanruan yang tidak memiliki siapapun saja sudah tidak tega.
Kepala pelayan tersenyum melihat raut wajah Mu Shen, "Jika begitu tidak masalah bukan, sekarang Nona Ruanruan memiliki identitas yang jelas untuk bisa tinggal di sini bersama Anda, bukankah itu hal yang baik?"
Mu Shen, "..."
Dia sama sekali tidak bisa menyanggah perkataan kepala pelayan.
Kepala pelayan sama sekali tidak khawatir jika Ruanruan bisa mempengaruhi kehidupan Mu Shen, selain itu dia tahu jika memang Mu Shen mau mengusirnya maka dia tidak mungkin menunggunya hingga saat ini. Dia merasa kekhawatiran nyonya besar sama sekali tidak perlu.
"Lalu… Apa masalah ini akan diberitahukan kepada nyonya besar?"
Mu Shen melambaikan tangannya, "Tidak perlu."
Mu Shen masih belum siap. Tiba-tiba memiliki anak yang sudah sebesar ini, perasaannya sangat kacau bahkan lebih kacau daripada saat mengurus projek rumit yang bernilai ratusan juta yuan.
"Baik. Kalau begitu saya permisi dulu." Kepala pelayan tersenyum kecil kemudian pergi, dia bahkan membuka dan menutup pintu dengan pelan.
Setelah keluar, senyuman di wajahnya menjadi semakin lebar. Dia bahkan ingin memasang sederet kembang api untuk merayakannya.
Tapi dia juga menyayangkan hal ini karena berita yang begitu bagus ini tidak boleh ada yang mengetahuinya!
Mu Shen yang berada di dalam kamarnya itu meletakkan hasil tes DNA di atas meja. Awalnya dia berencana untuk membaca beberapa dokumen untuk mengembalikan suasana hatinya, tapi setelah dia duduk, dia menyadari bahwa dia sama sekali tidak bisa fokus bekerja.
Ini sama sekali tidak pernah terjadi sebelumnya. Jika ada orang yang tahu bahwa Mu Shen, seorang mesin yang gila kerja, tiba-tiba tidak bisa fokus bekerja karena merasa tidak tenang, maka hal ini akan menjadi bahan lelucon internasional.
Mu Shen bersandar di kursinya, tubuhnya sedikit tegang dan dia mengetuk meja dengan jarinya secara teratur.
Setelah beberapa saat, dia membuka laci dan mengambil selembar foto dari dalam.
Foto itu adalah foto yang Ruanruan berikan kepadanya sebelumnya, Ruanruan mengatakan kepadanya tulisan yang ada di belakang foto itu adalah tulisan Ji Yuan, masternya.
Mu Shen, 'Ruanruan adalah seorang biksu kecil, jadi dia dibesarkan oleh masternya?'
Sorot mata Mu Shen menjadi muram.
Mu Shen, 'Dimana mamanya …?'
Dia membayangkan saat Ruanruan memanggil dirinya dengan sebutan' Papa' dan perlahan tubuh Mu Shen menjadi lebih santai. Seolah ia merasa… ini memang bukan hal yang buruk.
Ruanruan yang sedang berbaring di atas ranjang kamarnya tiba-tiba bersin.
Dia mengusap hidung kecilnya, setelah itu dia mengambil handphonenya dan bergumam, "Master sedang memikirkan Ruanruan, ya?"
Dia membuka chat roomnya bersama Ji Yuan. Dia sudah mengirimkan beberapa pesan suara serta rentetan pesan lainnya, tapi Ji Yuan masih belum membalasnya.
Ruanruan memeluk handphonenya itu kemudian menggembungkan pipinya seperti seekor ikan mas. Dia berguling-guling di atas ranjangnya yang besar itu dengan menggunakan pakaian tidur berbulu kelinci berwarna merah muda.
Tiba-tiba handphonenya berbunyi. Spontan Runaruan langsung bangkit duduk. Dia membuka matanya dengan lebar dan melihat ada permintaan untuk melakukan video call dari Ji Yuan.
Dengan cepat ia menerimanya. Da meletakkan handphonenya di atas ranjang, tidak lama kemudian, wajah tampan Ji Yuan terlihat di layar handphonenya.
"Ruanruan."
Suaranya masih hangat seperti sebelumnya, hanya saja terdengar sedikit lebih serak.
Saat melihat wajah yang tidak asing itu, kedua mata Ruanruan menjadi merah, matanya berair, dan dia ingin menangis.
Dia mengusap hidungnya, lalu sambil menahan tangis ia memanggil Ji Yuan dengan lembut.
"Ruanruan jangan menangis, master ada di sini. Apa kamu ditindas? Kenapa kamu menangis seperti ini? Katakan kepada master siapa yang menindasmu? Master akan membalasnya untukmu."
Terdengar jelas suara lembut dan khawatir dari Ji Yuan, suara yang tidak asing di telinga Ruanruan.
Di sisi lain, Ji Yuan yang melihat Ruanruan menangis membuatnya merasa sedih. Dia membesarkan Ruanruan secara langsung, jadi tentu saja dia tidak rela meninggalkan Ruanruan. Tapi dia tidak ingin membawa Ruanruan dan membuatnya berada dalam bahaya.
"Tidak … tidak ada, Ruanruan … Ruanruan merindukan Master, Ruanruan tidak menangis jadi Master jangan … jangan sedih."
Ruanruan mengusap air mata di wajahnya dengan tangannya yang kecil, setelah itu dia terus bicara walaupun terbata-bata karena tidak ingin Ji Yuan berpikir dirinya menangis sedih. Melihat itu membuat Ji Yuan mengangkat jarinya yang kurus dan putih, ingin mencubit hidung kecil Ruanruan seperti sebelumnya, tapi tangannya berhenti dan dia kembali meletakkan tangannya.
Karena dia sadar, sekarang … Dia tidak bisa memeluk Ruanruan seperti dulu, dia juga tidak bisa mencubit hidung Ruanruan seperti dulu.
Dia mengepalkan tangannya, Ji Yuan berusaha untuk tersenyum seperti biasanya dan melihat Ruanruan dengan sorot mata hangat.
"Ruanruan jangan menangis, kamu sudah terlihat seperti babi kecil yang gendut. Apa Ruanruan menyukai papa?"
Ruanruan mencibirkan bibirnya dengan tidak senang.
"Ruanruan bukan … bukan babi kecil yang gendut."
Dia sangat ingin memeluk tangan Ji Yuan seperti dulu.
"Ruanruan menyukai papa, papa sangat baik terhadap Ruanruan, selain itu dia juga sangat tinggi. Ruanruan sangat menyukai papa, tapi Ruanruan paling menyukai master. Papa memberikan Ruanruan kamar yang besar lalu makanan yang enak, tapi makanan master adalah makanan yang terenak di dunia…"
Dia duduk di atas ranjang dengan menyilangkan kakinya, dia menceritakan bagaimana bisa bertemu dengan Mu Shen, tapi tidak lupa untuk menjaga perasaan Ji Yuan dengan berkali-kali mengatakan bahwa orang yang paling dia sukai adalah Ji Yuan.
Ji Yuan tersenyum dan dengan serius mendengar itu, sorot matanya kepada Ruanruan dari awal hingga akhir penuh dengan kasih sayang.
Ruanruan bicara panjang lebar dan saat melihat kantung mata Ji Yuan, dia langsung merasa sedih.
"Master, Ruanruan bicara begitu banyak dan sudah ingin tidur. Besok Ruanruan bercerita lagi ya, Master juga harus tidur, tidak boleh tidur larut malam, harus makan tepat waktu, saat tidur harus menggunakan selimut supaya tidak flu ya."
Senyuman Ji Yuan semakin lebar, dia tahu bahwa Ruanruan sangat menyayanginya, 'Pangsit kecil-ku masih sama seperti dulu, tidak bisa berbohong.'
Jarinya yang kurus itu mengetuk layar seolah dia sedang menyentuh hidung kecil Ruanruan.
Ruanruan tersenyum senang, dia sama sekali tidak merasakan sentuhan Ji Yuan sehingga dia menggunakan tangan kecilnya untuk menyentuh hidungnya sendiri seolah Ji Yuan yang melakukannya.
"Kalau begitu Master, Ruanruan tutup ya."
"Hm, Ruanruan harus menjaga diri dengan baik ya, jangan lupa dengan tugas yang master berikan, saat master kembali master pasti akan memeriksanya."
Ruanruan duduk dengan baik mendengarkan suara lembut dan hangat Ji Yuan.
Setelah Ji Yuan selesai bicara dia langsung menepuk dadanya sendiri dan membuat janji.
"Master tenang saja, Ruanruan sangat rajin."
Pada akhirnya dengan tidak rela Ruanruan mengakhiri video call mereka. Wajah Ji Yuan menghilang dari layar handphonenya lalu Ruanruan memeluk handphonenya sambil melihat ke arah langit-langit dan merasa sangat sedih.
Sebenarnya … Masih ada banyak sekali yang ingin Ruanruan katakan kepada Ji Yuan, tapi dia melihat Ji Yuan yang lelah dan dia tidak ingin membuatnya menjadi lebih lelah.
Di sisi lain, Ji Yuan melihat foto yang ada di layar handphonenya, itu foto Ruanruan yang menggunakan pakaian tidur berbulu kelinci berwarna merah muda sedang duduk dengan baik di atas ranjang.
Dia tersenyum dan secara diam-diam menyimpan foto itu, lalu menyembunyikannya sehingga selain dirinya, tidak akan ada yang bisa melihatnya.