Chereads / Aku Punya Lima Papa / Chapter 8 - Perlindungan Mu Shen

Chapter 8 - Perlindungan Mu Shen

Saat tiba di depan pintu vila, Mu Shen menekan pintu menggunakan jarinya dengan lembut kemudian pintu besar itu perlahan terbuka dengan otomatis.

Ruanruan menggandeng tangan besar Mu Shen lalu melihat ke arah pintu itu dengan sorot mata penasaran.

"Papa, kenapa walaupun papa tidak mendorong pintu itu tapi pintu itu bisa terbuka sendiri, hebat sekali."

Ruanruan berjalan masuk mengikuti Mu Shen, dia melihat ke arah pintu itu seperti melihat sesuatu yang luar biasa.

Mu Shen terus melihat ke depan, langkah kakinya jauh lebih lambat daripada biasanya, kemudian dia hanya menjawab 1 hal atas pertanyaan Ruanruan.

"Menggunakan sidik jari."

"Oh…" Ruanruan terlihat mengerti tapi juga kebingungan. Xiao Baibai yang ada di samping Ruanruan melihat ke sekelilingnya seolah sedang memeriksa keamanan tempat asing ini.

Walaupun Xiao Baibai masih kecil tapi bagaimanapun juga, dia memiliki insting yang kuat sebagai seekor serigala.

Tidak lama setelah mereka masuk, seorang laki-laki paruh baya yang menggunakan setelan tuksedo hitam berjalan keluar. dia melihat Mu Shen yang sedang berjalan dengan menggandeng Ruanruan. Dia terlihat terkejut tapi kemudian dengan cepat dia kembali normal dan menyapa Mu Shen.

"Tuan muda, selamat datang."

"Hm." Mu Shen menanggapinya dengan santai, kemudian dia membawa Ruanruan yang penuh dengan rasa penasaran berjalan ke arah timur.

Saat Ruanruan melewati tubuh kepala pelayan itu, Xiao Baibai berjalan di samping Ruanruan untuk melindungi Ruanruan, bahkan ia menggertakkan giginya dan mengeluarkan suara menggerang.

Setelah Ruanruan berjalan cukup jauh dari kepala pelayan itu, Xiao Baibai baru berbalik badan lalu berlari mengejar Ruanruan.

Kepala pelayan, "..."

Dia mengangkat alisnya dan melihat ke arah Ruanruan dan Xiao Baibai.

Kepala pelayan yang sudah berpengalaman itu, dalam sekali melihat sudah bisa melihat bahwa Xiao Baibai bukan seekor anjing kecil yang jinak tapi dia adalah seekor serigala kecil yang agresif.

"Wah… Rumah papa sangat indah!"

Di belakang mereka, kepala pelayan yang tersenyum kecil dan baru saja mau berjalan hampir saja terjatuh karena mendengar perkataan Ruanruan yang memanggil Mu Shen 'Papa'.

Setelah berdiri beberapa saat, kepala pelayan itu melihat ke arah Ruanruan dengan wajah terkejut.

Kepala pelayan membatin, 'Tadi, dia memanggil tuan muda dengan sebutan…'papa'? Yang benar saja? Papa? Tuan muda?!'

Dalam sekejap, kepala pelayan itu merasa terkejut, antusias tapi juga merasa tidak berdaya, bisa dikatakan perasaannya sangat rumit.

Dia sudah bekerja dengan Mu Shen selama bertahun-tahun. Di matanya, Mu Shen seperti sebuah robot yang tidak memiliki perasaan. Bahkan setelah Mu Shen berumur 40 tahun lebih dia tidak pernah melihat Mu Shen memiliki pacar.

Tapi sekarang…

'Apa tuan muda tidak melewati masa pacaran dan menikah lalu tiba-tiba muncul anak sebesar ini?'

Kepala pelayan berhenti tersenyum kemudian dia kembali berjalan dan melihat kepala Ruanruan yang botak.

Dia tidak mengerti kenapa Ruanruan terlihat seperti biksu kecil dan dia juga menggunakan jubah biksu.

Dia melihat wajah Ruanruan yang putih dan hidungnya mirip dengan Mu Shen… Mulutnya juga mirip dengan Mu Shen, matanya juga sedikit mirip dengan Mu Shen dan itu membuat kepala pelayan itu yakin bahwa Ruanruan adalah anak Mu Shen.

Kepala pelayan yang selama ini selalu diam akhirnya kali ini merasa antusias dan dia hampir ingin menangis.

'Tuan muda… tuan muda akhirnya tidak sendirian lagi. Sekarang dia bahkan sudah memiliki anak, itu berarti tidak lama lagi mama dari anak itu akan muncul.' Pikir Kepala pelayan.

"Kepala pelayan, minta pelayan untuk membawanya mandi, suruh orang untuk membeli pakaian anak-anak untuk mengganti pakaiannya." Mu Shen melihat pakaian yang digunakan oleh Ruanruan, karena dia tahu bahwa Ruanruan adalah anak perempuan dan melihat Ruanruan berpenampilan seperti ini membuatnya merasa tidak terlalu enak untuk dipandang.

"Baik tuan muda." Kepala pelayan kemudian melihat Ruanruan seperti seekor serigala yang melihat daging, dia terlihat begitu antusias.

Ruanruan melihat ke belakang tubuh Mu Shen.

Mu Shen melihat itu lalu kepala pelayan langsung tersenyum baik ke arah Ruanruan.

Ruanruan kemudian bersembunyi di balik tubuh Mu Shen, tangannya yang kecil memegang ujung pakaian Mu Shen dan mengintip ke belakang.

Saat dia melihat senyuman kepala pelayan, bibir kecil Ruanruan juga ikut tersenyum.

Kepala pelayan, 'Dia… sangat menggemaskan! Dia terlihat sangat menggemaskan.'

Kepala pelayan itu menjadi antusias karena melihat wajah Ruanruan yang menggemaskan, dia tersenyum semakin tulus.

Mu Shen melihat ke arah kepala pelayan kemudian tiba-tiba dia teringat sesuatu dan langkahnya terhehenti.

"Oh iya, pakaian untuk anak perempuan ya."

Kepala pelayan merasa kebingungan.

Dia melihat ke arah biksu kecil itu dengan wajah terkejut, 'Apa? Pakaian perempuan?'

Ruanruan berdiri di belakang Mu Shen dengan tenang, hanya saja kedua matanya tidak bisa berhenti bergerak melihat ke sekeliling rumah barunya ini.

Mata Ruanruan terlihat begitu jernih saat melihat ke sekelilingnya. Orang yang melihat sikap Ruanruan tidak akan merasa tidak suka tapi malah akan merasa Ruanruan sangat menggemaskan.

"Halo Paman, namaku Ruanruan."

Ruanruan memperkenalkan dirinya dengan ramah dan sopan.

Kepala pelayan melihat ke arah Ruanruan yang sedang tersenyum. Saat dia mendengar suara lembut Ruanruan, perasaannya ikut menjadi luluh. Dia merasa Ruanruan memiliki wajah yang benar-benar sangat cantik dan mirip dengan Mu Shen.

Kepala pelayan itu langsung luluh, selain itu dia merasa Ruanruan jauh lebih menggemaskan daripada Mu Shen dan benar-benar membuat orang yang melihatnya jatuh hati.

Kepala pelayan langsung tersenyum lembut dan menganggukkan kepalanya kepada Ruanruan.

"Nona kecil, panggil saya kepala pelayan saja."

Setelah itu dia menolehkan kepalanya lalu langsung berubah menjadi serius dan menanggapi perkataan Mu Shen, "Baik, Tuan muda. Tuan muda, untuk masalah ini apa perlu mengatakannya kepada tuan besar?"

Kepala pelayan yakin jika sampai tuan besar yang selalu mengkhawatirkan hidup Mu Shen tahu bahwa Mu Shen memiliki anak, maka tuan besar akan merasa sangat senang.

Mu Shen melihat ke arah Ruanruan dan Ruanruan sedang melihat ke arahnya. Sorot matanya penuh dengan kekaguman dan diam-diam dia mendekat ke arah Mu Shen.

Sorot mata Mu Shen yang dingin perlahan menjadi lebih lembut, tapi saat dia mengingat sekelompok tuan besar itu, raut wajahnya kembali terlihat sedikit dingin.

"Tidak perlu, aku masih ingin menyelidiki hal ini jadi jangan mengejutkan mereka terlebih dahulu."

Kepala pelayan merasa sedikit kebingungan namun dia tidak menanyakan apapun dan hanya menganggukkan kepalanya, "Baik."

Setelah itu dia memanggil seorang pelayan perempuan untuk membawa Ruanruan mandi, kemudian dengan cepat dia menelpon seseorang untuk membeli pakaian anak-anak keluaran terbaru.

Mu Shen juga naik ke atas untuk mandi, dia baru sadar tadi Ruanruan dengan tubuh kotor memeluknya tapi dia sama sekali tidak merasa marah dan tidak mengusir Ruanruan juga.

Setelah selesai mandi, Mu Shen mengambil handuk untuk mengeringkan rambutnya yang basah sambil turun ke bawah, setelah itu ia melemparkan handuk yang basah itu ke atas meja. Dia mengambil handphonenya dan menerima panggilan telepon.

"Besok aku mau melihat rencana projek, selain itu beritahu pihak sana tidak ada yang boleh naik secara sembarangan. Suruh kepala desa itu mengurus para penduduk desanya yang dulu pernah menindas biksu kecil itu."

Asisten yang mendengar itu tertegun tapi detik setelahnya dia langsung mengiyakan permintaan Mu Shen.

Setelah menutup telepon dia baru sadar dari rasa terkejutnya, dia baru sadar bahwa saat ini Mu Shen… sedang ingin membalas dendam untuk Ruanruan.

Sebuah pemandian air panas ditemukan di belakang gunung desa kecil itu, selain itu tempat itu memiliki potensi untuk berkembang. Saat Mu Shen mengetahuinya, dia langsung dengan cepat membeli tempat itu.

Awalnya mereka mencari pekerja untuk membersihkan hutan, para pekerja itu didapat dari penduduk lokal.

Selain itu Mu Shen berencana untuk membangun tempat tinggal pribadi di sana, tanah dan air di sana sangat cocok untuk bercocok tanam sehingga bisa menanam berbagai sayur-sayuran dan buah-buahan.

Selain itu Mu Shen adalah orang yang baik, dia membayar para pegawai dengan gaji yang tinggi, dia bahkan membeli berbagai hasil panen dari desa itu dengan harga yang tinggi. Dengan demikian, penduduk desa memiliki kesempatan untuk bisa memiliki kehidupan yang lebih sejahtera, jadi tentu saja apra penduduk desa merasa senang.

Bagaimanapun juga, para penduduk desa sebagian besar selalu mendapatkan bahan makanan dari tanaman mereka, serta dari penduduk lokal, dan beberapa dari mereka akan pergi membeli sayur-sayuran serta bahan memasak.

Sekarang, selama penjualan hasil panen penduduk desa stabil, maka mereka bisa mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi daripada saat para laki-laki bekerja di luar sana, jadi para penduduk pasti akan merasa sangat senang.

Dia dapat memahami maksud Mu Shen, yaitu siapapun yang pernah menindas Ruanruan akan berakhir dengan buruk, karena kelak mereka tidak akan bisa menjual hasil panen mereka kepada Mu Shen.

Lalu untuk nenek Wu, dia akan mendapatkan pekerjaan yang lebih ringan dan menguntungkan.

Dalam sesaat, asisten itu dapat memahami bahwa bosnya sudah benar-benar menyukai biksu kecil itu, menyukai Ruanruan.

Dan dia jadi berpikir kemungkinan Ruanruan adalah anak haram Mu Shen.

Tapi ini bukan salahnya karena berpikir begitu jauh, karena hingga saat ini Mu Shen yang dia kenal tidak pernah memiliki hubungan dengan perempuan manapun.

Setelah Mu Shen menelpon asistennya, dia kembali mengurus beberapa hal di komputernya.

Lalu terdengar suara langkah kaki, dan setelahnya biksu kecil yang menggunakan pakaian orang dewasa muncul.

Dia tidak menggunakan celana karena sebuah pakaian sudah menutupi seluruh tubuhnya, lengan pakaiannya digulung hingga berkali-kali tapi tetap saja terlihat terlalu besar.

Ruanruan mengangkat pakaian yang kepanjangan itu lalu dengan bersusah payah menuruni tangga dan wajahnya terlihat serius.

Seorang pelayan perempuan berkali-kali menawarkan diri untuk menggendongnya, tapi Ruanruan terus menolaknya.

"Ruanruan sudah besar, tidak boleh digendong terus, kalau masih bayi baru harus digendong. Ruanruan sangat hebat jadi Ruanruan bisa jalan sendiri."

Setelah menolak pelayan itu, Ruanruan mengangkat pakaiannya dan berjalan menuruni tangga dengan kedua kakinya yang pendek itu.

Di belakang Ruanruan, Xiao Baibai menirukan gerakan Ruanruan, dia mengikutinya menuruni anak tangga satu per satu.

Saat di anak tangga terakhir Ruanruan tersenyum lalu melepaskan pakaian yang dia pegang, kemudian menggendong Xiao Baibai dan mencium aroma tubuh Xiao Baibai.

"Xiao Baibai sangat harum, Ruanruan juga harum."

Setelah itu tangan kecilnya mengusap tubuh Xiao Baibai dan merasa bulunya sangat lembut dan tubuhnya empuk.

Xiao Baibai membuat suara seperti sedang menikmati sentuhan Ruanruan. Dia memiringkan kepalanya sehingga membuat Ruanruan ikut tertawa senang.

"Ehm… Tuan muda sedang bekerja, Nona kecil, kita sebaiknya tidak berisik." Pelayan takut Mu Shen akan merasa tidak senang sehingga dia membungkukkan tubuhnya dan menasehati Ruanruan.

Pelayan perempuan itu adalah pelayan yang baru saja membantu Ruanruan mandi, jadi dia sudah tahu bahwa Ruanruan adalah anak perempuan.

Dia merasa sangat sayang karena anak perempuan secantik Ruanruan tidak memiliki rambut.

Setelah itu Ruanruan melihat ke arah pelayan perempuan itu, lalu menganggukkan kepalanya dan berterima kasih dengan tulus.

"Terima kasih Kak, Ruanruan dan Xiao Baibai tidak akan membuat kebisingan."

Setelah mengatakannya, Ruanruan meletakkannya ke atas lantai, lalu dia kembali mengangkat pakaian yang terseret di atas lantai, kemudian berlari ke samping Mu Shen.

"Duduk dan main sendiri." Mu Shen melihat Ruanruan yang berlari ke arahnya, lalu dia melihat ke arah pakaian yang digunakan oleh Ruanruan. Dia langsung tahu bahwa itu adalah pakaiannya.

Tapi tidak ada cara lain, sekarang pakaian yang dibeli untuk Ruanruan masih belum datang dan di dalam vila ini hanya ada pakaiannya, jadi dia hanya bisa membiarkan Ruanruan untuk menggunakan pakaiannya untuk sementara.

Ruanruan dengan menurut menjawab, "Oh." Tapi karena pakaian Mu Shen terlalu besar di tubuhnya, dia sama sekali tidak bisa leluasa bergerak.

Ruanruan naik ke atas sofa dan dia baru sadar rambut Mu Shen masih basah, dia melihat Mu Shen sedang bekerja dengan serius. Dia menggigit jarinya dan mengerutkan alisnya.

Ruanruan, 'Kenapa Papa tidak mengeringkan rambutnya? Kalau basah seperti ini nanti bisa terkena flu.'

Ruanruan melihat rambut basah Mu Shen, kemudian dia mengerutkan alisnya dan dia terlihat kebingungan. Dia merasa tidak senang sambil mencibirkan bibirnya, lalu dia merasa marah dan menggembungkan pipinya hingga kedua pipinya terlihat membesar. Dia terlihat begitu menggemaskan seperti ikan mas kecil.

Kepala pelayan dan pelayan yang melihat itu dari tempat yang tidak jauh tidak bisa menahan diri untuk tersenyum.

Jelas-jelas Ruanruan baru saja datang ke vila ini, tapi semua orang menyadari bahwa Ruanruan terlihat sangat santai sehingga mampu membuat seluruh suasana di dalam vila menjadi jauh lebih relax.

Ruanruan melihat handuk yang ada di atas meja, lalu tiba-tiba matanya berbinar. Dia bergumam di telinga Xiao Baibai yang baru saja naik ke atas sofa, tidak ada yang tahu apa yang dia katakan. Kemudian Xiao Baibai menggoyangkan ekornya dan dia berlari pergi ke sebelah kaki kepala pelayan dan menarik-narik celana kaki kepala pelayan sambil melolong beberapa kali dengan suara pelan.

Kepala pelayan terkejut melihat Xiao Baibai yang ada di samping kakinya, 'Dia… mau aku ke sana?'

Kepala pelayan berjalan ke arah Xiao Baibai yang menarik celananya, kemudian Ruanruan tersenyum hingga matanya berbentuk bulan sabit. Setelah itu dia menunjuk ke arah handuk yang ada di atas meja dengan jarinya yang kecil.

Meja itu sedikit tinggi sehingga dia dan Xiao Baibai tidak bisa menggapai handuk yang ada di atas meja, dan ingin meminta bantuan.

Kepala pelayan mengedip-ngedipkan matanya, setelah itu dia melihat Mu Shen yang tidak pernah memperhatikan hal lain saat sedang bekerja. Kemjdian dia menunjuk ke arah dirinya sendiri lalu menunjuk ke arah handuk, setelah itu menunjuk ke arah Ruanruan.

Sorot mata Ruanruan seketika berbinar dan dia menganggukkan kepala kecilnya.

Kepala pelayan tersenyum dan menganggukkan kepalanya, lalu dia mengambil handuk putih itu dan memberikannya kepada Ruanruan.