Chereads / Suamiku Dingin.. Oh, Suamiku Imut / Chapter 2 - Menghadapi Burung yang Lemah, Jangan Terlalu Santai

Chapter 2 - Menghadapi Burung yang Lemah, Jangan Terlalu Santai

Lin Qianyi melihat gerakan tamparan Xia Baizhi ke arahnya, tetapi ia tidak bersembunyi. Lin Qianyi malah langsung mengulurkan tangannya yang ramping dan lurus itu untuk menghentikan tangan Xia Baizhi. Ia pun menangkapnya dengan kuat.

"Ah…."

Pergelangan tangan Xia Baizhi kesakitan sampai menjerit dengan sangat keras.

"Lin Qianyi! Dasar kamu perempuan jalang, lepaskan tanganku! Kalau tidak, aku pasti akan membuatmu menderita!"

Xia Baizhi dengan tatapan kesakitan berteriak ke arah Lin Qianyi.

"Oh? Aku jadi ingin tahu caramu untuk bisa membuatku menderita!" Cibir Lin Qianyi seakan tidak takut dengan ancamannya.

Lin Qianyi melihat tatapan kesombongan dari Xia Baizhi. Tatapan itu sekilas terlihat memiliki kebencian, namun ia segera menghempaskan tangan Xia Baizhi dengan kuat.

Dengan dihempaskan sekuat itu, Xia Baizhi kehilangan keseimbangan tubuhnya dan mulai terjatuh ke lantai. Sayangnya, Jiang Yijie yang ada di sampingnya pun tidak sempat menolong untuk menahannya.

Kemudian, Xia Baizhi dengan kasihan langsung terjatuh ke lantai yang terbuat dari marmer itu dengan kuat dan tangan kanannya pun ikut menghantam dengan keras. Lebih menyedihkannya lagi, Xia Baizhi juga tidak sengaja menghantam meja berlapis batu yang ada di sampingnya itu. 

Lin Qiaoyi menyipitkan matanya, sepertinya ia tadi mendengar ada suara tulang yang patah?

Bagi Lin Qianyi yang juga seorang murid karate sabuk hitam, tubuh Xia Baizhi ini masih terlalu lemah untuk menahan kekuatannya. Perempuan itu sama sekali bukan lawannya!

Lin Qianyi memang tidak mengontrol tenaganya dan terlalu kuat ketika menghempaskan tangan Xia Baizhi. Akan tetapi, Lin Qianyi tidak akan mengakui kesalahannya sama sekali.

Kemudian Lin Qianyi menatap Jiang Yijie yang masih bersikap polos dan tidak merasa telah berbuat salah. Ia pun menatap dengan penuh kebencian.

"Ah…. tanganku! Tanganku!!!" Jerit Xia Baizhi sambil memegang tangan kanannya yang menghantam meja batu itu. Ekspresi yang terlihat di wajahnya pun sudah menunjukkan betapa sakit luka yang dideritanya.

Jiang Yijie yang tadi hanya menatap Lin Qianyi, ia langsung bertindak untuk mendekati Xia Baizhi dan perlahan-lahan membantunya berdiri ketika mendengar jeritan kesakitannya.

"Baizhi, apakah kamu baik-baik saja? Kita akan pergi ke rumah sakit sekarang. Ayo, aku akan menyanggamu."

Jiang Yijie perlahan-lahan membantu Xia Baizhi. Ia berusaha selembut mungkin untuk menyentuh tangannya yang terluka dan memeluknya. Mereka pun melangkah keluar dari tempat itu. Namun saat melewati Lin Qianyi, Jiang Yijie menatap mantannya ini dengan tatapan kebencian.

Waktu itu Jiang Yijie mengira bahwa Lin Qianyi adalah seorang gadis yang lemah lembut, tetapi ia baru menyadari bahwa gadis ini adalah perempuan yang kasar!

Walau demikian, Lin Qianyi hanya melindungi diri. Sayangnya, hal itu malah dianggap Jiang Yijie sebagai perbuatan perempuan yang kasar. Lagi pula, kenapa lelaki itu tidak berpikir pihak yang sebenarnya berinisiatif untuk memukulnya duluan?

Melihat sepasang kekasih yang menjijikan itu menjauh dari pintu bar, Lin Qianyi menghela napas dan masih merasa kesal.

Walaupun ia menyadari bahwa hubungannya dengan Jiang Yijie berakhir dengan tidak jelas seperti ini, tetapi perasaan dikhianati oleh orang itu sangat tidak menyenangkan.

Terutama ketika memahami bahwa Jiang Yijie ternyata berani menduakannya dengan perempuan lain, hal ini membuat Lin Qianyi semakin tidak senang dan jijik kepada lelaki itu.

Kejadian ini sungguh membekas dalam benak Lin Qianyi. Mungkin saja, lelaki itu telah menyembunyikan hal ini begitu lama. Walaupun sebagian besar pikirannya sudah tidak memperdulikannya lagi, namun rasa kesal mengenai hubungannya dengan Jiang Yijie, pacarnya ini masih membuatnya sakit hati.

Salah! Dia sudah menjadi mantan pacarnya.

Lin Qianyi dengan suasana hati yang suram berjalan ke arah bar.

"Tolong ambilkan segelas bir." Lin Qianyi duduk di depan bar yang di depannya ada seorang bartender berwajah cukup tampan.

"Perlu yang lebih memabukkan?"

Kejadian barusan itu tentu sudah dilihat oleh bartender ini. Alhasil, ia mengira Lin Qianyi sedang putus cinta dan memerlukan bir beralkohol tinggi untuk melupakannya.

"Boleh, jika ada." Lin Qianyi menganggukkan kepalanya.

Lin Qianyi hanya ingin minum segelas minuman keras untuk melepaskan ketidaksenangannya saja. Ia pun tidak memperdulikan jenis minuman keras yang disajikan bartender kepadanya. 

Melihat Lin Qianyi menganggukkan kepala, bartender langsung mulai meramu minumannya. Tidak lama kemudian, segelas minuman keras yang berwarna biru diletakan di depan Lin Qianyi.

Lin Qianyi mengambil gelas itu dan langsung meminumnya dalam sekali tenggak. Minuman keras itu pun segera masuk ke dalam perutnya.

Kemudian dalam sekejap, Lin Qianyi langsung menyesal karena kepalanya langsung mulai berputar-putar. Tidak hanya itu, perutnya juga terasa agak panas seperti telah minum minyak cabe.

Dalam suasana seperti ini, Lin Qianyi tidak mengetahui bahwa semua gerak-geriknya sedang diperhatikan oleh sepasang mata yang dingin dari lantai tiga.