Chereads / Sutradaraku Ganteng / Chapter 25 - Kak Liu, Selamatkan Aku!

Chapter 25 - Kak Liu, Selamatkan Aku!

Suasana di Kota Yuxian akhir-akhir ini cukup bising.

Entah apa yang sedang terjadi di sepanjang Jalan Raya Panshan, tiba-tiba datang satu geng mobil sport dengan kecepatan tinggi.

Di antara mobil sport yang kebut-kebutan itu, ada beberapa orang yang selevel dengan cucu konglomerat ibu kota. Mereka sedang duduk manis dan bertugas sebagai pengawas. 

Bupati Yuxian sedang tidak berbaik hati beberapa hari ini. Bahkan, Walikota Yuxian juga memberi perintah hukuman mati kepada siapapun yang tidak mau menuruti aturannya.

Tidak peduli seberapa besar masalah yang ditimbulkan anak-anak orang kaya ini, seluruh berita buruk harus ditutup-tutupi agar tidak menimbulkan masalah.

Jika tidak, seluruh orang di Kota Yuxian akan kena imbasnya!

Oleh karena itu, sang bupati memerintahkan anak buahnya untuk menutup semua akses jalan karena ada lomba balap yang diadakan dalam beberapa hari ini. Padahal sebetulnya Jalan Raya Panshan merupakan jalan pegunungan untuk umum.

Kini, kendaraan dari luar daerah dilarang masuk.

Namun, jumlah pejalan kaki yang melintas di sana tidak banyak berkurang. Bahkan, mereka ikut menambah jumlah orang yang menyaksikan keseruan acara ini.

Untungnya, ada jalan lain di Yuxian yang mengarah ke jalan Panshan yang bisa mereka lewati. Jadi, Bupati Yuxian telah memiliki alasan untuk menutupnya selama beberapa hari ini tanpa menimbulkan keluhan warga.

Di sore hari, saat angin musim semi bertiup, cuaca terasa sangat teduh.

Di pinggiran jalan menuju puncak gunung, terparkir belasan mobil mewah, membuat orang yang melihatnya langsung ternganga keheranan.

Ferrari, Lamborghini, Maserati...

Mobil-mobil mewah ini tidak pernah ditemui di Kota Yuxian sebelumnya. Kendaraan mewah itu berjejer-jejer di pinggir jalan dan menjadi tontonan penduduk lokal.

Bahkan, di antara mobil-mobil mewah tersebut, ada beberapa jenis yang bisa membuat anggota pecinta mobil teriak histeris.

Mobil-mobil sport itu adalah keluaran pertama dengan edisi terbatas. Hanya ada sedikit di seluruh dunia!

Mobil-mobil mewah ini dikelilingi oleh banyak pria dan wanita yang masih sangat muda.

Mereka yang berkumpul di sini tampak antusias, terutama saat melihat pria-pria muda yang ada di dalam mobil paling tengah.

Para pemuda itu memiliki penampilan dan juga pakaian yang begitu sempurna, hingga tak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

Postur tubuh dan wajah mereka seperti model pria papan atas yang benar-benar tampan tiada tara.

Jelas, mereka adalah anak konglomerat kota.

Meski tidak ada yang tahu identitas anak-anak muda itu, tapi mobil mewah keluaran edisi terbatas yang mereka tumpangi sudah dapat menjelaskan semuanya.

Mereka adalah tipikal pria tampan yang angkuh dan sombong, yang justru bisa membuat para gadis berteriak-teriak paling histeris.

Banyak gadis di sekitar yang tampak tergila-gila pada mereka.

Bahkan, kalau tidak dilarang, mereka pasti sudah berlutut di samping sekelompok pemuda tampan itu.

Yang Chengpeng ada di kerumunan itu, tetapi dia tidak tampak mencolok.

Wajahnya terlihat cukup pucat. Dia berdiri di sebelah seorang pria yang memiliki sederet tato di lehernya, mengenakan rompi putih, dan sedang menghisap sebatang rokok.

Pria itu menyadari ekspresi aneh Yang Chengpeng dan memicingkan mata ke arahnya. Dia berkata dengan suara lirih, tapi dengan nada yang kejam, "Ada apa kau mencariku hari ini? Aku tidak punya waktu untuk berbasa-basi denganmu. Kalau ada sesuatu yang ingin kau bicarakan, katakan saja besok. Kita tidak boleh melakukan kecerobohan di hadapan bos besar. Bisa berada di sini sekali seumur hidup saja sudah merupakan suatu kehormatan besar bagimu!"

"Ehm, Kak Liu..."

Tubuh Yang Chengpeng gemetar ketakutan saat mendengar kata-kata Kak Liu. Dia telah menyuap komplotan berandal untuk memukuli Jun Ci dan membalas dendam untuknya. Tidak peduli seberapa hebatnya Jun Ci, apakah dia masih bisa melawan begitu banyak orang?

Yang Chengpeng seharusnya bahagia, tetapi entah kenapa kecemasan di hatinya saat ini terasa semakin besar. 

Terutama, tatapan kebencian yang ditujukan Jun Ci padanya pagi ini. Memikirkannya saja benar-benar membuat Yang Chengpeng menggigil ketakutan.

"Bukan apa-apa."

Dia terus meyakinkan dirinya sendiri dengan kata-kata 'tidak apa-apa, tidak apa-apa'. Tapi...

Dia ketakutan setengah mati ketika sosok pria yang baru saja dia pikirkan tiba-tiba muncul dalam penglihatannya!

Yang Chengpeng tidak peduli lagi dengan perintah Kak Liu untuk tidak berbicara terlalu keras. Dia memeluk lengan Kak Liu sambil menangis ketakutan saat melihat sosok Jun Ci berangsur-angsur semakin jelas dalam pandangannya. Dia berusaha berteriak dalam hati, namun akhirnya pertahanannya runtuh. "Kak Liu, tolong aku, selamatkan aku!"

Yang Chengpeng berteriak dengan suara yang sangat keras hingga menarik perhatian semua orang.

Bahkan, barisan anak orang kaya itu juga menoleh memandang Yang Chengpeng. 

Jelas, ekspresi mereka tampak tidak senang.