"Berisik!"
Jiang Yi sedang beristirahat di dalam mobil Lamborghini hitam dengan mata setengah tertutup. Tiba-tiba, terdengar suara keras yang mengganggu istirahatnya. Kehilangan kesabaran, akhirnya dia pun berteriak marah.
Pipi halusnya menunjukkan ekspresi kekesalan.
Dia membuka matanya, dan sepasang matanya yang secerah berlian itu tertuju ke arah sumber keributan.
Dia bangkit dengan raut wajah yang benar-benar suram. Bagaimana tidak? Istirahatnya terganggu akibat suara teriakan itu. Siapa yang berani mengganggu istirahatnya?!
Ji Moyin menghembuskan asap rokok dari mulutnya. Wajahnya yang tampak tampan dan jahat itu diselimuti asap rokok. Pria itu juga menatap ke arah sumber suara.
"Mau cari mati rupanya."
Tapi, begitu Ji Moyin selesai bicara, ada satu sosok yang berjalan perlahan dari kejauhan. Kini, pemandangan ini lebih menarik perhatian semua mata orang yang ada di sana.
Pria itu mengenakan seragam sekolah pedesaan dengan wajah ditutupi masker putih.
Tapi meski begitu, penampilannya yang sederhana tidak menghalangi aura dingin dan sinis yang keluar dari seluruh tubuhnya.
Dilihat dari penampilannya, tidak ada yang istimewa.
Satu-satunya hal yang menarik darinya terletak di matanya.
Matanya sangat indah hingga membuat orang lain langsung terpesona.
Sangat disayangkan, beberapa bintik hitam di samping matanya sedikit merusak keindahan itu.
Gaya berjalannya yang terlihat sangat malas-malasan membuat seorang Tuan Muda Ji Mo Yin mengernyit heran.
Berani-beraninya dia bersikap seperti itu di sini?! Anak ini benar-benar minta dihajar agar sadar kalau dia tak pantas berada di sini!
Karena aura arogan yang lugas dan kuat seperti itu hanya pantas dimiliki oleh seseorang yang berwajah sempurna seperti mereka.
Ini adalah pertama kalinya Jun Ci melihat anak-anak konglomerat itu di pusat kerumunan. Dia mengamati mereka dari atas sampai ke bawah dengan seksama.
Harus diakui bahwa dirinya merasa sangat iri karena kalah jauh dari sekumpulan orang itu dalam segi penampilan.
Namun, dia harus melupakan hal itu. Tujuan utamanya datang ke sini adalah Yang Chengpeng, yang berada di antara kerumunan itu.
Jun Ci bergumam tidak jelas saat melihat wajah Yang Chengpeng, yang sekarang tampak pucat pasi.
Jun Ci berjalan mendekati kerumunan orang-orang. Para pria dan wanita muda di sekitar sana, yang awalnya masih heboh mengagumi para anak konglomerat dan mobil-mobil mewah itu, seketika mengerti bahwa keadaan Jun Ci sangat berbeda dengan mereka.
Hebatnya, kerumunan itu langsung diam dalam sekejap begitu melihat kemunculan Jun Ci.
Yang Chengpeng semakin gemetar tak terkendali sambil memeluk paha Kak Liu.
Awalnya, Yang Chengpeng mengira bahwa apa yang dikatakan Jun Ci tadi pagi hanya bualan semata. Sekarang, begitu melihat matanya, dia langsung tahu bahwa Jun Ci tidak bercanda.
Apa yang dikatakan Jun Ci tadi pagi akan benar-benar dilakukannya sekarang.
Sekarang, orang-orang yang dibayarnya untuk memukuli Jun Ci telah mengantar Jun Ci padanya. Ekspresi mereka semua tampak gugup. Yang Chengpeng tidak bisa menebak apa penyebabnya.
Air mata dan ingusnya telah bercampur jadi satu. Saking takutnya, bahkan dia berbicara dengan suara yang aneh dan terbata-bata, sampai hampir tidak bisa dimengerti. "Kak Liu, to... tolong aku…"
Kak Liu memandang beberapa tuan muda yang tidak jauh darinya dengan gugup, kemudian sorot mata ganasnya beralih ke Jun Ci.
Dasar bocah aneh.
Biasanya Yang Chengpeng adalah orang yang mendominasi di sekolah. Kak Liu belum pernah melihatnya ketakutan setengah mati seperti ini.
Sehebat apa kemampuan anak bertubuh kurus yang berdiri di depannya ini?
Para gangster juga memasang wajah yang tidak enak dilihat. "Kak Liu... dia datang untuk menemui Yang Chengpeng."
Saat ini, Jun Ci mengarahkan jari telunjuknya ke arah Yang Chengpeng. "Kemarilah, mari kita selesaikan masalah kita."
Yang Chengpeng seketika terduduk di tanah.
Jun Ci tertawa dingin. "Kau tampak sangat hebat saat membayar orang untuk menghadangku. Kenapa sekarang malah menjadi orang lemah seperti ini? Yang Chengpeng, bukankah tadi pagi kau menginginkan uang tunjangan beasiswaku? Ayo kita selesaikan semuanya sekarang juga!"
"Berani-beraninya kau menggertak bawahanku! Apa kau..."
Pria bernama Kak Liu itu memasang wajah garang dan ingin menantangnya, tapi tiba-tiba terdengar suara teriakan tidak jauh dari sana. Orang itu terdengar marah besar.
"Kalian sangat berisik sekali. Apa kalian semua mau mati?"
Sosok bertubuh kurus dan tinggi di antara geng anak-anak konglomerat keluar dari pintu samping mobil!