Chereads / Sutradaraku Ganteng / Chapter 19 - Berlutut Padanya.

Chapter 19 - Berlutut Padanya.

Perhatian semua orang yang ada di sana tertuju pada Jun Ci.

Mereka melihat Jun Ci berdiri dengan malas-malasan.

Dia berjalan lurus ke luar kelas.

Teman-teman sekelas Jun Ci tidak mengerumuni mereka, tapi mereka semua berdiri di dekat jendela untuk menyaksikan 'pertunjukan' ini.

Kelas 3-1 terletak di lantai satu, jadi begitu ada sesuatu yang terjadi di di sini, masih banyak orang yang bisa melihatnya dari lantai lain. Alhasil, mereka akan jadi bahan tontonan para siswa dari kelas-kelas lain.

Sesampainya di luar kelas, Jun Ci melihat beberapa siswa laki-laki berdiri di luar pintu. Dari penampilannya, tampaknya mereka adalah siswa-siswa nakal yang suka membuat kegaduhan.

Di wajah mereka seolah ada tulisan 'Si Pembuat Onar'!

Yang Chengpeng adalah siswa yang berteriak tadi. Ekspresinya tampak terkejut begitu melihat Jun Ci berjalan keluar kelas.

Perilaku Jun Ci jelas berbeda dari biasanya. Sekarang Jun Ci berani menatap langsung ke arah Yang Chengpeng.

Terlebih lagi, Jun Ci tampak santai dan seolah malas menghadapi Yang Chengpeng. Jun Ci langsung menatap mata Yang Chengpeng dengan sorot mata penuh penghinaan. "Ada apa kau mencari ayahmu?"

"Hwaaaa."

Para siswa yang menonton di sekitar sana, termasuk para gadis, semuanya bersorak ribut.

Apakah si monster jelek ini sudah gila?

Yang Chengpeng terkenal sebagai siswa dengan temperamen yang buruk. Dia juga merupakan pengganggu di kelas 3-5. Hanya sedikit orang di sekolah yang berani memprovokasi seorang Yang Chengpeng.

Jun Ci adalah salah satu korban yang selalu Yang Chengpeng intimidasi. Akan tetapi, hari ini Jun Ci tiba-tiba berani bicara seperti ini pada Yang Changpeng?

Awalnya, Yang Chengpeng langsung marah saat mendengar ucapan Jun Ci, namun kemudian kemarahannya tergantikan dengan gelak tawa.

"Apakah hari ini kau salah minum obat yang membuat otakmu bekerja tidak normal?"

Yang Changpeng memandang Jun Ci dengan tatapan jijik.

Terlihat sangat membenci Jun Ci.

"Aku dengar dari Guru Kepala kalau kau kemarin mengambil uang tunjangan beasiswamu sendiri. Benarkah begitu? Kau tidak mau membaginya sedikit pada anakmu ini sebagai tanda penghormatan?!"

Tawa semua siswa di sekitar sana langsung meledak begitu Yang Changpeng selesai bicara.

Jun Ci menyipitkan matanya. Entah kenapa, dalam sekejap, seolah ada ujung tombak tajam yang keluar dari matanya.

Merasakan hal itu, Yang Chengpeng seakan mengalami serangan jantung mendadak.

Yang Chengpeng adalah orang yang arogan dan memiliki harga diri yang tinggi. Tersinggung dengan sikap Jun Ci, ia pun bertambah marah, "Dasar kau sampah! Akan kubuat kau membayarnya!"

Tapi, dia melihat pemuda di depannya itu hanya menoleh acuh mendengar kata-katanya.

'Bruk'

Satu kaki Jun Ci yang panjang tiba-tiba terangkat dan menendang tepat di dada Yang Chengpeng. Pupil Yang Chengpeng menyusut tajam, dan bahkan dia tidak bisa merespon hingga tubuhnya reflek terjatuh.

Bola mata semua orang yang melihat kejadian itu seolah hampir jatuh saking terkejutnya. 

Bagaimana mungkin siswa yang biasanya hanya menunduk saat ditindas kini malah melawan balik?

Yang Chengpeng saat ini terkapar di lantai sambil meringis kesakitan. 

Teman-teman di sekitarnya langsung melangkah mundur tanpa berkata apa-apa. Mereka tahu betul bahwa Yang Chengpeng sedang kesakitan.

Saat ini, Jun Ci sedang menginjak tubuh Yang Chengpeng dengan satu kaki. Dia tampak santai seolah tidak bersalah. Jari-jari kakinya bergerak membelai leher Yang Chengpeng dan menggerakkan kepalanya.

Seluruh tubuh Jun Ci dipenuhi aura keangkuhan yang luar biasa. Seolah ada aura seorang bangsawan yang tidak kasat mata.

Aura yang seolah dapat membuat orang lain tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri dan langsung berlutut di hadapan Jun Ci.