Para gangster itu bukannya tidak pernah bertarung dengan seseorang yang sangat hebat dalam berkelahi, tapi kebanyakan dari mereka hanya pernah menjumpai sedikit orang yang bisa mengalahkan mereka.
Seumur hidup, si ketua gangster hanya pernah melihat pertempuran secara sepihak seperti ini di film aksi. Dia tak pernah melihatnya di dunia nyata.
Dia melihat dengan jelas kondisi para komplotannya.
Dari awal hingga akhir perkelahian, bahkan ujung baju Jun Ci belum tersentuh sama sekali.
Sekarang ketua gangster melihat orang itu sedang menatapnya. Tanpa ragu-ragu, dia langsung meminta maaf, "Ka… kawan, maafkan aku. Masalah ini adalah kesalahanku. Kami punya mata, tapi tidak bisa mengenali seseorang sehebat dirimu!"
Suaranya terdengar gemetar ketakutan.
Penampilannya yang berantakan sama persis dengan Yang Chengpeng pagi tadi.
Seharusnya seorang ketua gangster tidak boleh terlihat ketakutan seperti ini, apalagi di depan lawannya. Tetapi, siapapun juga pasti akan langsung menggigil ketakutan jika bertemu dengan orang yang luar biasa dan di luar dugaan seperti Jun Ci, apalagi memiliki sorot mata yang sangat tajam, seolah dapat menusuk leher siapa saja yang berani macam-macam padanya.
"Kawan? Siapa yang mau jadi kawanmu?"
Jun Ci berjalan perlahan ke arahnya, melewati para gangster di sekeliling yang meraung-raung kesakitan.
Jun Ci, yang baru saja berkelahi dengan hebatnya, sekarang terlihat sangat kuat dan elegan.
Seperti seorang bangsawan di zaman kuno yang berdiri di atas podium yang tinggi. Setiap langkah dan tatapannya seolah memberi tekanan besar bagi orang lain.
"Aku tidak ingin berbicara omong kosong denganmu. Apa Yang Chengpeng yang menyuruhmu datang kemari?
Ketua gangster itu hampir menangis dengan kaki yang gemetar karena tekanan dari Jun Ci.
Tanpa ragu-ragu, akhirnya dia membongkar perintah Yang Chengpeng.
"Iya iya iya, bocah tengik itulah yang menyuruh kami. Dia memberi kami ratusan ribu yuan untuk memberi pelajaran padamu."
'Cuih'
Jun Ci mendengus ringan. Dasar Yang Chengpeng sampah!
Jun Ci awalnya tidak ingin berurusan lagi dengan komplotan ini, tetapi sepertinya dia harus memanfaatkan mereka dulu.
Jun Ci tidak peduli dengan masa lalu pemilik asli tubuh ini, tapi sekarang yang mereka tindas adalah putra mahkota Jun Ci. Tentu saja, dia berhak menindak para penindas itu.
"Di mana dia sekarang?"
Bertanya dengan nada malas seperti itu, Jun Ci seolah sedang tidak menanyakan keberadaan seseorang yang ingin dipukulinya.
Namun, dengan nada bicara seperti ini, Jun Ci membuat ketua gangster itu semakin ketakutan setengah mati.
Saking menakutkannya Jun Ci, ada perasaan yang tak bisa dijelaskan di hatinya, seolah lehernya sedang ditatap oleh binatang buas yang setengah tidur.
Binatang yang bisa bangun begitu dia bergeser sedikit, dan akhirnya mencabik-cabiknya hingga mati!
"Di jalan raya Panshan! Di sana, kami punya bos bernama Kak Liu. Yang Chengpeng pergi menemui Kak Liu!"
Tidak heran anak itu menemui para gangster ini dan juga Kak Liu.
Dari awal, Jun Ci memang tidak mengatakan dengan jelas siapa dirinya sebenarnya.
Mereka adalah siswa biasa, namun mereka mau berurusan dengan seorang putra mahkota!
Jun Ci menatap mereka dengan tatapan yang tidak bersahabat sama sekali!
"Tunjukkan jalannya."
Kata-kata yang terdengar acuh tak acuh dan tenang itu justru membuat si ketua gangster tidak berani menolak.
Dalam hatinya, Jun Ci tidak sabar ingin mencincang-cincang bajingan tengik Yang Chengpeng untuk kedua kalinya dan memberikan dagingnya pada anjing.
Preman-preman yang telah dipukuli Jun Ci hingga terkapar juga belum sempat merawat luka mereka. Mereka hanya berani pergi ke jalan raya Panshan untuk mengantar Jun Ci.
Tidak masuk kelas setelah jam makan siang sama sekali tidak berpengaruh bagi Jun Ci sekarang. Melewatkan satu mata pelajaran tidak akan mempengaruhi jalan masuknya ke universitas.
Tapi kalau ada orang yang berani macam-macam dengannya, maka itu baru masalah besar.
Jika dia tidak membereskannya dengan baik, apa dia sungguh bisa dianggap sebagai putra mahkota yang berhati mulia?
"Gulu, aku barusan melihat beberapa pejalan kaki merekamku saat menghajar preman-preman itu. Retas ponsel mereka dan hapuslah videonya."
Jun Ci memerintahkan Gulu di dalam kepalanya, dan Gulu segera menjawab "Yang Mulia, barusan saat Anda memukuli mereka, Gulu sudah meretas ponsel mereka dan langsung menghapus video tersebut."
Hal semacam ini tentu saja tidak cocok untuk diunggah di Internet, karena netizen cenderung tidak percaya dengan video yang tidak realistis seperti itu.
Terlebih lagi, status Jun Ci sebagai pelajar mungkin bisa membuat masalah menjadi runyam.
Menghapusnya adalah cara terbaik.
Para pejalan kaki bahkan tidak tahu bahwa video berharga yang mereka ambil telah hilang. Mereka hanya melihat punggung Jun Ci yang menjauh pergi.
Mereka melihat sosok Jun Ci melenggang pergi tanpa hambatan dan tampak begitu santai.
Harus diakui, Jun Ci memang benar-benar sangat keren melebihi apapun!