Chereads / Sutradaraku Ganteng / Chapter 17 - Sekolah

Chapter 17 - Sekolah

Ini adalah malam pertama di mana Jun Ci, seorang manusia yang telah hidup di Zaman Arkeologi, terlahir kembali dan hidup di dunia modern.

Dia hidup sengsara seorang diri. Hidup dalam kedinginan dan keadaan yang begitu menyedihkan.

Keluarga Zhang tidak mungkin mau repot-repot mencari Jun Ci.

Di dalam hati mereka, mungkin mereka justru berharap agar Jun Ci mengalami kecelakaan dan akhirnya mati mengenaskan.

Jun Ci harus pergi ke sekolah besok. Namun, sekarang dia tidak bisa tidur. Jun Ci hanya duduk diam di atas tempat tidur kayu yang sudah diperbaiki itu.

Jun Ci sudah menulis alur cerita kelanjutan novelnya sebanyak 100.000 kata. Dia merasa bosan karena tidak ada hal lain yang bisa dilakukannya.

Kecepatan mengetiknya sungguh luar biasa. Di seluruh dunia ini, tidak ada yang dapat menyaingi Jun Ci.

Ini masih hari pertama setelah Jun Ci mengunggah di website, jadi wajar kalau belum ada tanggapan sama sekali. 

Jun Ci berhenti menulis dan beristirahat sebentar. Gulu memberinya sebuah usulan, "Yang Mulia, apakah Anda ingin Gulu putarkan sebuah film? Anda dapat belajar memahami isi konten film di zaman modern sekarang ini."

Siswa SMA pemilik asli tubuh Jun Ci ini tidak pernah memiliki kesempatan untuk menonton film. Paling-paling dia hanya bisa melihat sekilas siaran televisi di rumah Keluarga Zhang. Itupun hanya sesekali.

Oleh karena itu, pemahamannya tentang industri hiburan kurang mendalam.

Jika Jun Ci benar-benar ingin masuk ke level sutradara, maka dia harus memiliki pondasi yang kokoh. Dia harus tahu segala aspek tentang film.

Bagaimanapun juga, Jun Ci memiliki Gulu yang akan membantunya, jadi dia tidak perlu terlalu mengkhawatirkan aspek-aspek yang tidak dimengertinya.

"Tidak untuk saat ini."

Pikiran Jun Ci sekarang masih sedikit kacau. Bagaimanapun juga, ini adalah hari pertamanya di zaman modern, dan dia masih perlu mengatur pikirannya.

Saat ini kehidupan Jun Ci sangat sederhana, bahkan bisa dibilang miskin. Dia tidak punya uang dan juga kemampuan.

Jun Ci harus menunggu novel pertamanya membuahkan hasil sebelum memiliki kesempatan untuk mempersiapkan hal-hal lain.

Sekarang, hal pertama yang harus dia persiapkan dengan baik adalah ujian masuk perguruan tinggi. Saat tiba waktunya nanti, Jun Ci akan pindah ke kota lain, dan semua rencananya bisa terlaksana.

Setelah banyak berpikir, Jun Ci mulai berbaring untuk beristirahat.

'Wiuwiuwiu...'

Di malam ini, keadaan di luar lingkungan kecil ini sangat berisik.

Mobil polisi berpatroli terus berkeliling, diiringi dengan bunyi sirene.

Jun Ci adalah orang yang memiliki kewaspadaan tinggi. Bagaimanapun, dia adalah seorang putra mahkota. Meski sudah terbiasa hidup dalam kenyamanan, bukan berarti dia tidak akan mungkin menghadapi bahaya.

Di kehidupannya yang dulu, selalu ada bangsawan pemberani yang ingin membunuh putra mahkota kerajaan untuk memutuskan akar kehidupan kekaisaran lama.

Tapi tanpa diduga, Raja telah bertindak lebih dulu.

Akhirnya Jun Ci bisa tidur setelah membayangkan cerita seperti itu.

Tapi mobil polisi terus berlalu lalang. Suaranya sangat mengganggu, bahkan kadang-kadang terdengar terlalu keras hingga membangunkan Jun Ci dari tidurnya.

Setelah terbangun untuk yang ketiga kalinya, akhirnya Jun Ci tidak tahan lagi. "Gulu, sebenarnya apa yang terjadi di luar?"

Menyebalkan, besok aku harus sekolah! Tidakkah orang-orang itu mengerti?!

"Sekelompok geng motor balap sedang mengadakan pesta. Mereka melakukan perjalanan dari ibu kota hingga ke sini. Polisi sedang membuka jalan untuk mereka. Sekarang mereka berada di sisi jalan pegunungan yang berkelok-kelok. Namun, Gulu tidak dapat memeriksa informasi yang lebih spesifik. Yang Mulia harus bertahan malam ini. Besok, begitu menyerap energi sinar matahari, Gulu bisa menyalakan sistem perisai kebisingan medan magnet untuk Yang Mulia."

Jun Ci mendengarkan penjelasan Gulu sambil mengusap keningnya. Dia bertanya, "Pesta balap motor?"

Ternyata polisi justru membuka jalan untuk geng motor. Bahkan Jun Ci si siswa SMA tidak terpikirkan akan hal ini.

Sekarang Jun Ci bisa langsung bahwa kebanyakan dari mereka pasti adalah orang-orang kaya dengan latar belakang yang kuat.

Tapi, memangnya mereka boleh mengadakan pesta balap motor di kota kecil ini?

Jun Ci tidak mau terlalu memedulikannya dan memilih untuk kembali tidur.

Sekarang sudah larut malam. Jun Ci berusaha untuk tidur dan mengabaikan suara sirene mobil polisi yang berisik itu, akhirnya situasi lingkungan kembali sunyi.

Jun Ci akhirnya dapat tidur nyenyak.

Keesokan harinya, Jun Ci bangun pagi-pagi sekali. Dia memakai seragam sekolah dan membawa banyak buku. Dia pun tidak lupa mengenakan maskernya. 

Kemudian dia berangkat ke sekolah.

Jun Ci bersekolah di SMA 7 Yuxian

Kota Yuxian adalah daerah yang tidak terlalu terbelakang. Sarana transportasinya sudah cukup nyaman. Selain itu, sudah ada banyak toko yang menjual barang-barang dengan merek terkenal serta beberapa pusat perbelanjaan besar.

Kota ini sudah dapat dianggap sebagai kota kaya.

SMA 7 Yuxian hanyalah sebuah sekolah biasa yang membebaskan biaya sekolah. Sekolah ini juga menyediakan uang tunjangan hidup bagi siswa dari keluarga kurang mampu.

Karena itu, ada berbagai macam siswa yang bersekolah di sini. Ada yang berpenampilan mengerikan seperti hantu dan monster.

Ada nomor kontak sosial di gerbang sekolah untuk orang-orang kaya yang ingin berdonasi.