Chereads / Sutradaraku Ganteng / Chapter 16 - Nama Jun Ci Akan Menggemparkan Seluruh Dunia Suatu Hari Nanti!

Chapter 16 - Nama Jun Ci Akan Menggemparkan Seluruh Dunia Suatu Hari Nanti!

Nenek mengajak Jun Ci keluar dari toserba. 

Kebetulan, mereka bertemu dengan seorang kakek yang mengenakan sebuah kacamata baca dan jaket abu-abu. Kakek itu sedang berjalan keluar dari dalam rumah.

Ada selembar kertas putih di tangannya.

Nenek segera menghentikannya. "Aduh, Kek, tidak usah ditempelkan iklannya. Sudah ada pemuda ini yang mau menyewa kamar kita."

"Apa?"

Kakek kebingungan. Dia membenarkan kacamata bacanya sambil mencondongkan tubuhnya ke depan untuk melihat Jun Ci lebih dekat

Setelah melihat penampilan Jun Ci, yang masih mengenakan masker, pria itu tidak menemukan keanehan. Kemudian Kakek bertanya dengan santai. "Pria muda, apakah kamu ingin menyewa tempat ini?"

Jun Ci mengangguk, dan di balik maskernya, sudut bibirnya terangkat. Dia berkata, "Iya, Kek."

"Oh baik, Kakek akan menjelaskannya padamu. Biaya sewa bulanannya adalah 300 yuan. Biaya air dan listrik ditanggung penyewa sendiri. Kamu juga bisa melihat-lihat kamarnya dulu."

Kedua orang tua itu begitu baik dan ramah. Hal itu tanpa sengaja membuat hati Jun Ci semakin terasa sedih.

Kondisi kamar sewaan ini sama persis dengan apa yang dijabarkan Gulu sebelumnya.

"Baiklah, Kek, Nek, saya akan masuk untuk melihat-lihat."

"Silakan kemari."

Nenek mempersilakan Jun Ci untuk mengikutinya.

Rumah milik nenek dan kakek ini memiliki halaman yang bergaya Cina kuno. Halamannya berbentuk segi empat yang dilapisi keramik di setiap sisinya.

Nenek membawa Jun Ci ke kamar berukuran kecil di sisi sebelah kanan.

Begitu pintu dibuka, isi ruangan di dalamnya dapat langsung terlihat.

Ini benar-benar sangat kecil. Di lubuk hatinya, Jun Ci merasa sangat tertekan karena melihat betapa kecilnya ruangan ini.

Kamar yang cukup biasa.

Untungnya, Jun Ci masih bisa menerimanya.

Lagi pula, seluruh ruangan juga sudah dibersihkan.

Kamar itu juga dilengkapi dengan dipan tempat tidur dari sofa tua dan semacamnya.

"Beberapa furnitur lama di sini adalah milik kami. Kamu boleh menggunakan barang pribadi milikmu sendiri jika tidak menyukainya, dan kami tidak akan menarik biaya tambahan," jelas Nenek. Wanita tua ini sangat murah hati.

Walaupun belum selesai melihat seluruh ruangan, Jung Ci langsung mengangguk setuju. "Terima kasih, Nek. Saya akan langsung menyewa tempat ini. Saya rasa saya tidak perlu melihat-lihat lainnya lagi."

Menurut hasil pemeriksaan Gulu, tidak ada masalah apapun dengan rumah ini.

Akhirnya, Jun Ci mengetahui bahwa nama marga pasangan tua ini adalah Chang. Kakek Chang dan Nenek Chang telah tinggal di sini selama beberapa dekade.

Mereka berdua adalah penghuni asli daerah sini.

Jun Ci mungkin akan tinggal di sini selama tiga bulan. Setelah tiga bulan, dirinya akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Ini hanyalah tempat tinggal sementara, karena Jun Ci nanti akan pindah ke lingkungan sekitar universitas.

Jun Ci menceritakan keadaan hidupnya secara singkat pada Nenek. Ceritanya sangat menyedihkan hingga membuat mereka berdua berkaca-kaca saat mendengarnya.

Sambil berlinang air mata, Nenek berkata bahwa dia akan memberi keringanan pada Jun Ci untuk membayar setengah biaya kamar pada bulan pertama. 

Tetapi, Jun Ci menolaknya.

Sebenarnya yang mengajari Jun Ci bercerita seperti itu adalah Gulu. Jun Ci adalah putra mahkota. Sebenarnya dia tidak boleh banyak bicara, terlebih lagi menceritakan pada orang lain mengenai pengalaman hidupnya yang sangat menyedihkan selama ini.

Tapi, Gulu pernah bilang bahwa manusia juga perlu merendah di saat yang tepat. 

Jika tidak, Jun Ci tidak akan menyerah dengan mudahnya!

Tapi sebenarnya cukup bagus kalau dia harus membayar uang sewa setengahnya saja.

Ini sudah cukup murah. Sungguh memalukan bagi Jun Ci kalau dirinya menerima penawaran Nenek tadi.

Meskipun kesan pertama Jun Ci tentang dunia ini tidak baik, tapi berkat kebaikan pasangan kakek dan nenek pemilik rumah ini, perlahan-lahan hatinya dapat menerima keadaan.

Malam itu, di bawah pengawasan Gulu, Jun Ci menghabiskan 500 yuan untuk memesan serangkaian barang mahal dan juga sprei.

Ini sudah termasuk pengeluaran terbanyaknya selama ini.

Setelah membayar segala kebutuhannya, sekarang uang Jun Ci hanya tersisa setengahnya. Di malam itu, Jun Ci sibuk merenung dan tenggelam dalam pikirannya.

Jun Ci telah gagal merebut tahta ayahnya, hingga menyebabkan pembunuhan di Zaman Antarbintang, yang kemudian membuatnya terlahir kembali di era ini. Setelah semua yang dialaminya, haruskah Jun Ci menjalani kehidupan yang menyedihkan seperti ini? Apakah semua ini layak dia perjuangkan?

Tapi, semua ini tidak akan berjalan lama. Sorot mata Jun Ci bersinar tajam dan menakutkan.

Layak! Tidak ada yang tidak layak.

Hidup di dunia ini, Jun Ci tidak boleh terus hidup dalam kegilaan dan kembali mengulang kesalahan yang sama di kehidupan selanjutnya. Hal itu justru membuat kesempatan hidupnya terbuang percuma. Semua hanya akan jadi sia-sia.

Dia bahkan lebih menyesal atas reputasi aslinya sebagai Jun Ci sang putra mahkota.

Memangnya apa yang salah dengan penderitaan?

Bagaimana kita bisa mengalami berbagai kesenangan hidup jika tidak bangun dari titik terendah dulu? Sama seperti kata pepatah, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian!

Tinggal lihat saja. Cepat atau lambat, nama Jun Ci akan menggemparkan dunia ini, seperti reputasinya di Zaman Antarbintang dulu.

Dia akan mengejutkan seluruh dunia!