Dengan melihat beberapa bintik hitam di sudut alisnya, Guru Wang langsung tahu siapa tamu yang datang. Padahal Jun Ci belum melepaskan masker di wajahnya.
Guru Wang sudah lama menjabat sebagai Kepala Sekolah di sekolah Jun Ci, jadi dia sudah sangat akrab dengan murid-muridnya.
Bahkan dia bisa mengetahui siapa siswa tersebut hanya dengan melihat dari belakang.
"Guru Wang."
"Saya datang untuk mengambil uang tunjangan beasiswa saya," ujar Jun Ci dengan suara malas.
Di zaman ini, berbicara dengan seorang guru adalah hal yang lumrah. Namun, bagi Jun Ci, yang hidup di Zaman Antarbintang dan selalu disanjung dari kecil hingga dewasa, dapat berbicara dengan orang biasa seperti ini adalah suatu peningkatan yang bagus.
Dia masih belajar untuk membiasakan diri dengan semua yang ada di tubuh siswa SMA ini.
Tentunya jiwa yang tetap menguasai raga ini adalah Jun Ci sang putra mahkota. Kalaupun dapat berubah, itu tidak akan terjadi dalam semalam.
"Bagaimana kamu tahu kalau dana tunjangan sudah cair?"
Guru Wang merasa sedikit bingung. Dia bertubuh gemuk dan tampak jujur. Dia melihat Jun Ci memegang buku dan membawa sebuah tas kecil, kemudian mempersilakan Jun Ci untuk masuk.
Jun Ci masih bisa diperlakukan selayaknya manusia normal, setidaknya jika dia menutupi bintik-bintik di wajahnya dengan masker.
"Apakah orang tuamu tahu?"
Guru Wang kembali memberi pertanyaan setelah Jun Ci masuk ke dalam rumahnya. Setelah melihat keadaan sekitar, barulah Jun Ci menatap Guru Wang.
"Tentu saja tidak tahu. Jika mereka tahu, apakah Guru Wang pikir saya masih bisa mendapatkan uang tunjangan beasiswa tersebut? Guru Wang, Anda tidak perlu khawatir tentang apa pun. Anda hanya perlu memberikan uang beasiswa saya. Saya akan bertanggung jawab atas konsekuensinya tanpa Anda memberi tahu orang tua saya."
Jun Ci tidak mau repot-repot membuat alasan yang menyedihkan. Uang tunjangan beasiswa ini memang sudah hak miliknya, jadi dia sudah sepantasnya menerimanya tanpa perlu membuat alasan macam-macam.
"Aku tidak bermaksud begitu."
Guru Wang jelas tahu sedikit tentang kondisi keluarga Jun Ci. Lagi pula, dia juga tidak mau bertele-tele.
Guru Wang mengangguk mengerti. Dia pergi ke kamar tidurnya, lalu kembali lagi sambil membawa buku dengan formulir aplikasi beasiswa di atasnya.
Guru Wang menunjuk bagian nama belakang di formulir tersebut dan menyerahkan pena ke Jun Ci. "Kamu hanya perlu tanda tangan di sini."
Pena itu pasti telah disentuh orang-orang lain. Sebenarnya Jun Ci tidak mau menggunakan bekas orang lain, meskipun hanya disentuh. Tapi, kini dia tak punya pilihan lain.
Dia mengambil pena dan menundukkan kepala, lalu menandatangani namanya dengan cepat.
Saat Jun Ci sedang membubuhkan tanda tangan, beberapa helai rambutnya yang terlalu panjang jatuh menutupi bintik-bintik hitam di wajahnya.
Tiba-tiba Jun Ci terlihat menawan. Orang yang menyaksikannya pasti merasa terpesona.
Guru Wang pun merasa bahwa hari ini Jun Ci tampak aneh.
Seperti ada sesuatu yang berubah.
Dia sekarang berubah...
Seperti anak yang cuek dan seenaknya sendiri!
Ya, dia tampak seperti anak yang cuek.
Dari cara berjalan dan nada bicaranya, dia tampak seperti anak pemalas. Tapi, ada suatu hal yang tak bisa dijelaskan yang membuat orang lain merasa tersanjung.
Guru Wang adalah seorang guru, dan Jun Ci adalah seorang murid. Entah kenapa, Guru Wang merasa harus menghormati Jun Ci. Bagaimana mungkin? Ini benar-benar aneh.
Guru Wang tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Setelah Jun Ci selesai tanda tangan, Guru Wang masuk ke dalam lagi untuk mengambil uang dan menyerahkannya pada Jun Ci. "Sebenarnya uang tunjangan beasiswa ini akan dicairkan dalam bentuk cek. Tetapi, berhubung kamu datang untuk mengambilnya sendiri, Guru akan memberimu uang tunai. Total uangnya 1.270 yuan. Ini adalah nominal yang cukup besar untuk kamu bawa sendiri. Kamu harus memberikannya pada orang tuamu setibanya di rumah nanti."
bagi para siswa di kota kecil seperti ini, 1.270 yuan sudah termasuk jumlah uang yang cukup banyak.
Tidak heran, meskipun Guru Wang tahu tentang situasi keluarga Jun Ci, dia tetap meminta Jun Ci membawa pulang uang itu dan menyerahkannya ke orang tuanya.
Dia takut kalau siswa ini akan melakukan hal buruk begitu menerima uang tersebut .
"Ya."
Jun Ci mengangguk dengan acuh tak acuh dan memasukkan uangnya ke saku dengan santai.
"Apakah kamu ingin tinggal di sini dulu untuk makan bersama? Istriku sebentar lagi akan pulang."
Guru Wang sebenarnya adalah orang yang sangat baik. Sulit bagi Jun Ci untuk memasang ekspresi dingin di hadapannya.
Jun Ci mengibaskan tangannya dengan santai dan menolak tawarannya dengan halus. "Terima kasih Guru Wang. Saya akan selalu mengingat kembali Anda meskipun nanti sudah sukses."
Mengingat kembali?
Guru Wang tidak tahu harus tertawa atau menangis. Dia hanya berpikir bahwa mungkin murid ini tidak belajar bahasa Mandarin dengan baik.
Setelah Jun Ci pergi, Guru Wang mengambil kembali buku formulir beasiswa yang telah ditandatangani Jun Ci, dan seketika dia tertegun.
Nama bagian belakang Jun Ci ditulis dalam bentuk kaligrafi yang begitu elegan dan penuh dengan ketegasan dan dominasi.
Satu namanya saja sudah mengungkapkan martabat tinggi yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata!