Chereads / CEO itu adalah Ayahku / Chapter 10 - 10. Merendahkan

Chapter 10 - 10. Merendahkan

Jangan sekalipun merendahkan orang lain jika tidak ingin direndahkan.

Bahkan jika orang itu melakukan kesalahan pada kita.

Karena dia akan merasakan kesalahan yang telah dia lakukan.

* * * * *

"Jalan itu pakai mata, Nona muda. Tidak sopan sama sekali."

Misty mendongak dan melihat seorang wanita paruh baya penuh dengan kemewahan. Dari pakaian branded serta segala aksesoris yang menempel di tubuhnya. Tapi bukan itu yang membuat Misty terkejut. Tapi tas wanita it yang terlihat mahal telah ternoda minuman yang dibawanya. Segera Misty berdiri dan tampak menyesali perbuatannya.

"Maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja." Sesal Misty.

Wanita paruh baya itu menatap Misty dengan kesal. "Mintaa maaf? Kau sudah  merusak tasku. Kau pikir minta maaf bisa menyelesaikan masalah ini? Kau harus tanggung jawab."

Wanita itu menyerahkan tasnya kepada Misty dengan sedikit mendorongnya. Membuat Misty melangkah mundur. Gadis itu menatap tas itu dengan kebingungan. Dia memperkirakan tas itu pasti sangatlah mahal.

Misty menoleh ke sekelilingnya. Banyak orang yang melihat keributan yang dibuat oleh wanita paruh baya di hadapannya. Misty merasa sangat malu karena menjadi tontonan banyak orang.

"Aku akan mencucinya. Bisakah kau menunggu sebentar?" tanya Misty.

Wanita itu membuka mulutnya tak percaya. "Mencucinya? Apa kau gila? Kau bisa merusaknya, Gadis bodoh!"

"Lalu apa yang harus kulakukan?" bingung Misty.

"Tentu saja yang harus kau lakukan adalah meenggantinya. Kau harus memberikan tas yang sama persis seperti milikku ini." Wanita itu menunjuk tas di tangan Misty.

"Tas yang sama seperti ini? Di mana aku bisa membeli tas ini?" tanya Misty ingin segera menyelesaikan masalah. 

Terdengar senyuman sinis di wajah wanita itu. Dia mendekati Misty dan menyentuh dagu Misty dengan kasar.

"Kau ingin membelinya? Kau bahkan tidak bisa membeli baju branded. Bagaimana bisa kau membeli tas yang sama dengan milikku?" Wanita itu menatap Misty merendahkan.

"Dia bisa membelinya."

Sebuah suara membuat semua orang menoleh. Termasuk Misty dan wanita paruh baya itu. Mereka bisa melihat Zach berjalan mendekatinya. Wanita paruh baya itu tampak terpesona melihat Zach. Bahkan dia melupakan kekesalannya terhadap gadis di hadapannya.

Zach berhenti di belakang Misty. Dia melayangkan tatapan tajam saat melihat tangan wanita itu menyakiti Misty-nya. Dengan kasar dia menepis tangan wanita itu dan menarik tubuh Misty dalam pelukannya. Semua orang langsung tercekat melihat tindakan Zach.

"Misty memang sudah salah menabrakmu,  Nyonya. Tapi kau juga salah karena sudah merendahkannya. Misty sudah meminta maaf. Sekarang giliranmu minta maaf pada Misty-ku."

Wanita itu mendengus tak percaya. "Minta maaf. Dia yang salah sudah menabrakku. Seharusnya dia bertanggung jawab atas kesalahannya. Dia sudah merusak tasku."

Zach menunduk dan melihat tas yang di bawa oleh Misty.Lalu tatapan pria itu beralih pada wanita yang sudah menyebabkan masalah.

"Kalau begitu aku yang akan menebus kesalahannya. Tapi kau harus berjanji setelah itu kau harus meminta maaf, Nyonya." 

Wanita itu terkejut mendengar Zach memenuhi keinginannya. Kemudian dia menegakkan dagunya penuh dengan kesombongan. "Baiklah. Aku akan melakukannya." 

Zach mengambil tas yang dipegang Misty. Kemudian melemparkannya kepada wanita itu. "Ikuti kami."

Zach menggenggam tangan Misty dan berjalan pergi. Wanita itu bergegas mengikuti Zac dan Misty. Mereka berjalan memasuki sebuah toko tas yang menjual tas-tas dengan harga yang mahal. Seorang pelayan menghampiri Zach.

"Mr. Leroux, ada yang bisa saya bantu?" sapa pelayan itu tampak senang melihat kehadiran Zach.

Wanita berambut merah yang mencari masalah dengan Misty menggumamkan nama belakang Zach dalam hatinya. Seakan dia pernah mendengar nama itu.

"Aku ingin mencari tas yang sama persis seperti tas miliki nyonya itu." Zach menunjuk tas yang dipegang wanita paruh baya itu.

"Baik, Mr. Leroux. Saya akan mencarikannya. Silahkan ikut dengan saya, Nyonya."

Akhirnya wanita itu berjalan mengikuti wanita itu. Dia pun mendekati pelayan itu dan berbisik. "Nona, sebenarnya siapa pria itu? Aku sepertinya pernah mendengar namanya."

Pelayan itu menyunggingkan senyuman lebar. "Anda tidak tahu, Nyonya? Dia adalah Zach Leroux. Pemilik departement store ini."

Seketika mata wanita itu melotot kaget. Bahkan mulutnya terbuka tak percaya. "Maksudmu dia CEO perusahaan Leroux yang besar itu?"

Pelayan itu menganggukkan kepalanya. "Benar, Nyonya."

Wanita paruh baya itu seketika mengerti bagaimana Zach bisa mengganti rugi tasnya. Jelas jumlah harga tasnya terbilang kecil untuk pria dengan kekayaan melimpah itu.

Misty menunduk menatap tangannya. Dia merasa bersalah karena lagi-lagi membuat masalah. Dia bahkan merutuki dirinya sendiri.

"Ada apa? Apakah wanita itu menyakitimu lebih dari yang tadi kulihat?" tanya Zach.

Misty menggelengkan kepalanya tanpa berniat mendongak menatap Zach. Dia terlalu malu karena terus merepotkan pria itu. Lalu Zach mengulurkan tangannya dan menarik dagu Misty agar gadis itu menatapnya. 

"Katakan padaku. Apa yang sedang kau pikirkan? Kupikir kita sudah mulai dekat, Misty. Jadi kau tidak perlu sungkan untuk mengatakan apapun yang mengganjal pikiranmu."

Misty benar-benar terhipnotis oleh manik mata coklat milik Zach. "Aku... aku hanya merasa bersalah padamu."

"Padaku? Kau bahkan tidak melakukan kesalahan padaku, Misty. Untuk apa kau merasa bersalah padaku?"

"Lagi-lagi aku membuat masalah. Dan pada akhirnya kau yang menanggung masalahku. Maafkan aku." Misty menepis tangan Zach dan kembali menunduk merasa bersalah.

Zach tersenyum mendengar ucapan Misty. Kemudian pria itu meraih Misty dalam pelukannya. Bagaimana bisa dia menolak gadis semanis ini?

"Berhentilah merasa bersalah, Misty.  Bukankah sudah kukatakan jika aku sendiri yang ingin direpotkan olehmu. Kau justru membuatku senang karena membantumu."

Misty terkekeh pelan. "Bagaimana bisa seseorang senang karena direpotkan?"

"Selama kau yang merepotkanku, maka tidak ada masalah. Aku senang melakukannya."

Zach melepaskan pelukannya dan menangkup kedua pipi Misty. Pria itu membuat wajah gadis itu mendongak.

"Kau yakin wanita itu tidak menyakitimu?"

Misty memutuskan untuk tidak mengatakan jika wanita tadi sudah mendorongnya. Jika zach mengetahuinya, Misty sangat yakin pria itu pasti akan marah. Misty tidak ingin menambahkan masalah menjadi semakin runyam.

Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Tidak. Dia tidak menyakitiku. Dia hanya kesal karena aku tidak sengaja menabraknya hingga minumannya tumpah ke tasnya."

"Baguslah."

"Tapi bagaimana kau tahu aku dalam masalah?" Misty memicingkan matanya heran dengan kehadiran Zach yang tiba-tiba tadi.

"Kau terlalu lama membuatku cemas. Lalu aku dengar dari orang-orang jika ada keributan. Awalnya aku tidak tertarik. Tapi seseorang mengatakan jika dia merasa kasihan dengan gadis berambut coklat muda. Aku khawatir jika itu kau. Karena itu aku segera melihatnya."

Misty menyunggingkan senyumannya. "Terimakasih, Zach."

Gadis itu memeluk Zach membuat pria itu membalas pelukannya. Dari kejauhan, wanita yang mencari masalah dengan Misty tercekat melihat Zach memeluk Misty. Dia sangat yakin hubungan Zach dan  Misty pasti sangatlah dekat. Artinya dia dalam masalah besar karena sudah menyakiti Misty.

* * * * *