Chereads / CEO itu adalah Ayahku / Chapter 14 - 14.Terkejut

Chapter 14 - 14.Terkejut

Perlahan Zach meletakkan tubuh Misty di atas ranjangnya. Pria itu melepaskan sepatu yang dikenakan oleh Misty lalu meletakkannya di atas lantai. Kemudian pria menarik selimut untuk menutupi tubuh Misty. Bibirnya menyunggingkan senyuman melihat betapa tenangnya gadis itu saat tertidur.

Zach hendak beranjak pergi. Ketika tangan Misty menahan tangannya. Menarik tubuh pria itu hingga terjatuh di ranjang tepat di samping Misty. Zach melihat kening Misty berkerut. Dan matanya terpejam erat.

"Mom, Dad. Kumohon jangan pergi. Jangan tinggalkan aku."

Misty mulai menangis meskipun matanya terpejam. Bahunya bergetar akibat tangisannya. Zach yakin saat ini Misty sedang bermimpi tentang ayah dan ibunya. Kemudian pria itu memeluk tubuh Misty. Menarik tubuh gadis itu dalam dekapannya.

"Aku di sini, Misty. Aku tidak akan meninggalkanmu." Bisik Zach mampu membuat getaran di bahu gadis itu semakin lama semakin mereka. 

Pria itu bisa merasakan tangan Misty memeluknya sangat erat. Tak ingin pria itu pergi dari sisinya. Lagi-lagi Zach merasakan dadanya bergedup kencang akibat tidak ada jarak di antara dirinya dan Misty. Pria itu menunduk mencium puncak kepala Misty. Dia tahu perasaannya ini salah. Tapi Zach tidak ingin menghentikannya. Dia ingin memiliki Misty. Mendapatkan hati gadis itu. Bukan sebagai ayah baptisnya. Tapi sebagai seorang pria.

Zach memejamkan matanya dan merasakan kenyamanan yang diciptakan oleh Misty. Pria itu begitu tenang hingga akhirnya semakin lama dia menyusul gadis itu terlelap dalam mimpi.

* * * * *

Keesokan paginya, Misty merasakan sinar matahari yang hangat menyentuh kulitnya. Mengusik tidur gadis itu. Hingga akhirnya kelopak mata Misty bergerak sebelum akhirnya terbuka. Dia memicingkan matanya ketika harus beradaptasi dengan cahaya sinar matahari. Gadis itu pun mengangkat kedua tangannya hendak mengendurkan otot-ototnya yang terasa kaku. Namun gerakannya terhenti saat dia merasakan benda berat menyelimuti perutnya. Misty menunduk dan merasakan tangan berkulit kecoklatan itu melingkar di perutnya. Seketika tubuh gadis itu menegang. Iris Misty melihat sekelilingnya dan merasa benar berada di kamarnya. Lalu dia bertanya-tanya siapa pemilik tangan itu. 

Akhirnya gadis itu menoleh dan tercekat melihat Zach berbaring di atas ranjangnya memeluk dirinya. Misty berusaha mengingat apa yang terjadi. Terakhir kali dia ingat dia pergi bersama Shanon seorang karena Michael harus bekerja paruh waktu. Lalu dia minum bir dan Misty lupa apa yang terjadi. Tapi pertanyaan bagaimana Zach bisa berada di atas ranjangnya?

Kepanikan itu dihentikan oleh rasa terpesona yang dirasakan gadis itu ketika memandang wajah Zach begitu dekat. Sejak awal Misty tahu Zach sangatlah tampan. Tapi ketika dilihatnya dari dekat ketampanan itu semakin bertambah. Jambang yang menghiasi sekitar bibirnya membuat pria itu terlihat lebih maskulin. Misty tergelitik akan rasa penasaran bagaimana tangannya menyentuh jambang itu. Tak pikir panjang, gadis itu menggunakan satu tangannya yang bebas untuk menangkup pipi pria itu. Rasa hangat kulit Zach menyelimuti telapak tangannya. Diiringi gelitikan dari ujung jambang pria itu.

Tiba-tiba mata Zach terbuka membuat Misty terkesiap. Bahkan karena gerakan mundurnya yang tiba-tiba membuat gadis itu terjatuh dari ranjang. Gadis itu meringis merasakan sakit di pantatnya karena membentur lantai. Zach berguling dari atas tempat tidur dan melompat turun dari ranjang.

"Kau tidak apa-apa, Mon cœur?" Zach menangkup pipi gadis itu.

Misty menggerakkan tubuhnya mundur untuk menghindari tangan Zach. Dia benar-benar malu jika Zach mengetahui dia baru saja mengagumi pria itu atau lebih tepatnya memujanya.

"Aku tidak apa-apa, Zach. Apa yang terjadi? Mengapa kau tidur di sini?" tanya Misty bangkit berdiri.

Zach pun ikut berdiri dan bisa melihat Misty tidak mau melihat ke arahnya. Dia bertanya apakah Misty malu karena ada pria yang usianya jauh lebih tua darinya berbaring memeluknya? Pertanyaan itu mengusik Zach.

"Semalam kau mabuk. Aku sudah menelponmu berkali-kali tapi kau tidak mengangkatnya. Beruntung ada temanmu Shanon yang mau mengangkatnya. Jika tidak, aku tidak tahu kau ada di mana." Zach berusaha menahan rasa kesalnya akibat khawatir pada gadis itu.

"Maafkan aku. Aku tidak tahu Shanon akan mengajakku minum. Itu pertama kalinya aku minum. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Maafkan aku, Zach."

Zach menghela nafas. Kemudian dalam satu langkah pria itu sudah berada di hadapan Misty. Dia mencium puncak kepala gadis itu membuat Misty mendongak.

"Tidak apa-apa, Mon cœur. Aku hanya mencemaskanmu."

Bibir Misty menyunggingkan senyuman. "Terimakasih Zach. Aku akan bersiap-siap. Aku harus pergi kuliah."

"Aku juga harus bersiap-siap. Aku akan menunggumu untuk sarapan." Ucap Zach berbalik pergi.

Misty melihat pria itu menghilang di balik pintu. Membuat gadis itu bisa bernafas lega. Dia memejamkan matanya. Seketika wajah Zach yang sedang tidur muncul dalam ingatannya. Misty segera menggelengkan kepalanya. Dia bahkan menggunakan kedua tangannya untuk menepuk-nepuk pipinya.

"Sadar Misty. Kau tidak boleh jatuh cinta padanya. Dia ayah baptismu." Misty berusaha menyadarkan dirinya sendiri.

Dia memilih melangkah menuju kamar mandi. Dia pikir air dingin bisa menjernihkan otak dan hatinya yang bermasalah.

* * * * *

Seperti ucapannya, Zach menunggu Misty di meja makan. Pria itu mengoleskan selai stroberi untuk Misty. Kemudian meletakkan di atas piring. Mendengar langkah kaki Misty, pria itu menoleh dan tersenyum.

Misty berdoa pada Tuhan untuk menguatkan hatinya. Pesona Zach benar-benar tidak bisa ditolak. Dia berusaha tersenyum meskipun tampak kikuk. Kemudian gadis itu duduk di sebelah Zach.

"Selai stroberi untukmu dan selai kacang untukku. Apa kau mau menukarnya, Mon cœur?" tanya Zach.

Misty menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu. Selai stroberi jauh lebih enak."

"Baguslah. Oh, ya. Aku ingin memberikan sesuatu untukmu." Zach mengambil kartu berwarna biru dengan garis hitam. Dia menyerahkannya pada Misty.

"Ini adalah kartu Navigo. Kau bisa menggunakannya untuk naik Metro. Kau bisa mencari semua rute di ponselmu. Jadi kau tidak akan tersesat." Jelas Zach.

Misty tak kuasa menahan senyumannya saat menerima kartu itu. "Terimakasih, Zach."

"Ingat jika terjadi sesuatu kau..."

"Harus menelponmu. Itu bukan yang ingin kau katakan?" Misty memotong mantra andalan Zach.

Pria itu tertawa. "Sepertinya kau sudah menghafalnya di luar kepala,Mon cœur."

"Tentu saja. Kau mengucapkannya berkali-kali. Mana mungkin aku tidak mengingatnya."

Zach mengangguk-anggukkan kepalanya. "Baguslah. Bagaimana dengan hari pertama kulaihmu?"

"Berjalan lancar. Aku juga berkenalan dengan Shanon dan kekasihnya."

"Kekasihnya?" Zach memicingkan matanya menatap Misty.

"Michael. Dia kekasih Shanon."

"Tapi sepertinya aku tidak melihatnya kemarin?" Zach mengingat-ingat saat dia menjemput Misty.

"Karena Michael tidak ikut. Dia bekerja paruh waktu. Oh, tidak. Apakah Shanon tahu tentangmu?" Misty baru menyadarinya.

"Entahlah. Sepertinya tidak."

"Kau berkenalan dengannya?" tanya Misty.

"Tentu saja."

"Dan kau menyebutkan namamu?" Mata Misty membulat.

"Tentu saja, Mon cœur. Kau tidak berharap aku akan berbohong tentang diriku, bukan?"

Dengan kedua tangannya, Misty menutupi wajahnya. "Oh, tidak. Bagaimana ini? Rencanaku agar tidak ada yang tahu kau adalah ayah baptisku gagal sudah."

"Baguslah. Dengan begitu jika terjadi sesuatu padamu seseorang bisa menghubungiku."

Misty melayangkan tatapannya tajam. "Tidak lucu, Zach."

Dengan kesal gadis itu memakan rotinya. Melihat tingkah menggemaskan Misty membuat Zach menahan tawanya. 

* * * * *