Happy reading
Selain Rayn San, ada 2 orang pria yang sebaya dengannya dan 1 orang wanita yang berusia dengannya. Penampilan mereka terlihat bijaksana, dengan hanya satu kali tatapan saja dia telah mengetahui bahwa mereka berasal dari keluarga kaya raya.
"Halo semuanya." Setelah kedua belah pihak saling bertatapan, Berlian berinisiatif untuk menyapa semua orang terlebih dahulu. Suaranya tegas dan mengharukan.
Senyumannya membuat siapapun tersentak dari pikiran mereka secara langsung. Terlintas sedikit perasaan heran di wajah mereka.
"Halo, kakak ipar!"
"Halo, kakak ipar!"
Mereka bertiga berdiri secara bersamaan dan menyapanya dengan sikap yang ramah. Tak satu pun dari ke tiganya memiliki karakter yang biasa-biasa saja. Para pria itu terlihat sangat tampan sehingga sulit untuk dilukiskan, sementara sopan santun sang wanita sangat baik. Ketika dia menyapa Berlian, dia tidak bisa menahan senyum atas penghormatan yang mereka berikan.
Rayn San menariknya ke sofa. Dia menujukan ke tiga dari mereka, dan memperkenalkan mereka kepada mereka Berlian. "Devin, Deryl dan Tari adalah temanku sejak kecil."
"Kita semua keluarga, kau tidak perlu bersikap terlalu sopan. Mari, silahkan duduk." Deryl melambaikan tangan dan melambaikan tangannya untuk mengundang semua orang untuk duduk.
"Kakak ipar, kau sangat cantik. Mengapa kau mau dengan kak Rayn?"
"Iya, Kakak ipar. Lihatlah suamimu, dia terlihat sangat kejam. Semua orang tahu, kalau Rayn San tidak suka dengan wanita." Teman-temannya menatap Rayn San dengan tatapan tidak percaya.
Rayn San menatap mereka dengan dingin dan berkata dengan suara yang dalam, "Jangan iri padaku."
"Tidak, aku hanya tidak percaya kalau pria yang di depanku sudah menikah."
Rayn San mendengus dingin. "Percaya atau tidak, gadis cantik di sampingku adalah istriku dan kau tidak usah memandangnya nanti kau akan jatuh cinta. Awas saja jika itu terjadi, kepalamu akan aku penggal!"
"Tuh kan, dia menjadi sangat kejam."
Rayn San memandangnya acuh tak acuh. Deryl bertanya dengan rasa ingin tahu, "Kakak, kapan kau menikah? Mengapa tidak memberitahu kami?"
"Apakah aku harus melapor kepadamu ketika aku menikah?"
"Tidak, haha."
Deryl tertawa canggung. "Kakek San pasti sangat senang menantikan berita ini. Apakah dia sudah mengetahuinya?"
Rayn San tidak menjawab. Matanya sedikit muram. Tentu saja, Berlian tidak akan mendukung itu. Lagi pula, situasi antara Rayn dan dia adalah istimewa, dan dia belum siap bertemu dengan keluarga San. Namun, tidak mungkin mengatakan itu pada Deryl dan yang lainnya. Oleh karena itu, Berlian memilih diam.
Melihat mereka berdua diam, Deryl memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh. Tiba-tiba Devin berseru, "Kakak ipar, sepertinya aku pernah melihatmu di mana ya? Coba akau ingat dulu."
"Berlian Zein… Bukankah dia telah terkenal karena terlibat dalam sebuah kisah drama keluarga yang tengah ramai menjadi perbincangan publik baru-baru ini?" Setelah memikir lama Devin mengingat Berlian Zein.
Tari mengerutkan alisnya karena tidak mempercayainya. Dia bertanya dengan sedikit keraguan, "Kak Rayn menyukainya?"
Rayn San mengangguk dengan tenang, "Tentu saja."
Ke tiga orang itu saling memandang. Deryl bertanya dengan ragu, "Berita itu telah meninggalkan kesan yang buruk, kurasa kak Rayn sudah tahu alasan di balik semua ini?"
"Berita itu tidak benar, kalian tidak perlu mempercayainya." Rayn San masih terlihat tenang saat mereka mulai meremehkan.
Mendengar hal itu, yang lain menghela nafasnya dengan lega. Devin mengacungkan jempolnya ke arah Berlian, "Aku juga telah membaca berita itu, serangan balik dari kakak ipar sangat cerdas. Kalau begitu dia sangat berbeda."
"Sepertinya yang lain tidak bisa hadir, itu sayang sekali karena mereka tidak bisa bertemu dengan kakak ipar kita," gumam Tari.
Devin tersenyum dan mengangkat gelasnya, "Iya, itu benar. Mungkin mereka sangat sibuk. Lain kali kita akan berkumpul lagi tenang saja. Oh ya, ayo kita beri selamat kepada Rayn dan istrinya karena dia telah menjadi orang pertama yang terikat dalam keluarga kita!"
"Iya, kau benar. Kami selalu berpikir jika Rayn akan melajang seumur hidup. Kami tidak pernah menyangka bahwa hari ini akan datang!"
Mereka menggoda Rayn San. Itu adalah kesempatan yang langka bagi mereka. Mereka sangat memanfaatkan kesempatan ini. Sementara Berlian di samping hanya terdiam dengan respon dari teman-teman suaminya.
"Kakak ipar, karena kau pertama kali datang bertemu kami, maka ayo kita minum bersama. Kau tidak diijinkan untuk menolak ajakan kami." Deryl menuangkan anggur ke dalam gelas Berlian dan Rayn San.
Berlian terdiam sesaat sebelum dia mengangguk, "Baiklah tapi …"
Semua orang beralih untuk menatapnya. "Aku hanya bisa minum sedikit saja." Lanjutnya kemudian.
"Tidak apa-apa. Kami akan memakluminya."
Setelah anggur itu diberikan pada Rayn San dan Berlian. Keduanya menyesap pelan-pelan.
Malam semakin larut tanpa mereka sadari. Berlian merasa pusing karena banyak minum. Dia meminta Rayn untuk pulang. Pria itu mengabulkan permintaannya.
Kevin sudah siaga sedari tadi, seperti biasanya dia membukakan pintu dengan hormat untuk majikannya. Setelah mereka masuk, mobil melaju membelah kesunyian malam.
Berlian tidak sadarkan diri, sepertinya dia ketiduran. Bibir Rayn melengkung saat melihatnya. Dia menarik kepala Berlian dan menyandarkan di dadanya. Wanita itu terlelap di dalam pelukannya.
Mobil itu sangat sunyi karena Berlian yang juga sudah tidur. Rayn memejamkan matanya dan kemudian beristirahat juga. 30 menit berlalu, mobil Aston Martin memasuki halaman San House.
Setelah mobil itu berhenti, Kevin menoleh ke belakang dan berkata, "Tuan, sudah sampai di San House."
Rayn San membuka matanya perlahan, "Iya. Kau bisa pulang"
Kevin membantu Rayn San untuk membukakan pintu sedangkan pria itu mengendong istrinya melangkah menuju kamar mereka. Dia membaringkan istrinya setelah mereka berada di kamarnya.
Senyuman di bibirnya melengkung saat melihat wajah istrinya yang tetap cantik meskipun dia sedang tidur. Rayn San menggantikan pakaiannya dan setelah itu mereka tidur bersama.
Keesokan harinya, Berlian bangun saat Rayn sudah pergi kantor. Berlian mendesah pelan, "Sepertinya dia sudah pergi. Kalau begitu aku juga akan berangkat ke kantor."
Setelah dia selesai mandi, Berlian kembali ke apartemennya untuk mengemasi barang-barangnya yang akan dibawa saat dia pindah ke rumah Rayn San. Saat barang-barang itu elah dikemasi. Tiba-tiba dia melihat sebuah kotak. Dia segera membukanya. Itu adalah hadiah ulang tahun yang dibelinya untuk Nicolas Wilson.
Awalnya Berlian ingin memberikan hadiah itu saat hari ulang tahunnya tiba tetapi sayangnya sebelum tanggal itu, dia menemukan Nicolas berselingkuh dengan Maria. Memikirkan hal ini, Berlian tertawa.
Hanya dalam beberapa hari, dia berubah dari sedih mendengar pria itu menjadi mati rasa dan tidak peka. Sepertinya semua orang bisa berubah setelah dikecewakan.
Berlian meletakkan kembali, lalu mengemaskannya ke dalam koper untuk dibawa. Walau bagaimanapun, dia telah membelinya denga harga yang mahal dan harganya $100 ribu. Sayang sekali meninggalkan barang berkualitas tinggi di sini untuk tertutup debu. Lebih baik menjualnya untuk mendapatkan uangnya kembali.
Bersambung