Chereads / Berlian for Rayn / Chapter 36 - Warisan Ibunya

Chapter 36 - Warisan Ibunya

Happy reading

Setelah kembali ke San House, Bibi Lena melihat Kevin kembali dengan brankas. Dia dengan semangat menyambutnya, tetapi dia tidak menyangka dia hanya melihat kalung biasa saat dia naik ke lantai atas.

Meskipun itu hanya kalung biasa tetapi Berlian sedikit malu. Namun, dia tidak menyangka jika peninggalan ibunya hanya sebuah kalung sederhana. dia tidak bisa menahan tawanya. Namun, akhirnya dia sangat senang karena mendapatkan peninggalan ibunya.

Berlian berdiri di depan cermin. Melihat kalung itu dengan hati-hati. Dia melihat ada ukiran kecil di atasnya. Itu adalah inisial dari nama ibunya, F.

Ketika ibunya meninggal, semua yang ada di rumah telah diambil alih oleh ibu tiri dan anaknya itu, dan sekarang yang tersisa hanyalah kalung ini. Memikirkan hal itu, Berlian menggertakan giginya dengan kesal.

Dia menyematkan kalung itu di lehernya. Meskipun kalung itu terlihat kuno tetapi tidak terlihat aneh saat dia memakainya. Berlian tersenyum dan meletakkan liontin di balik gaunnya untuk menutupinya. Sebelum dia pergi, dia menepuk dadanya dengan puas dan berbalik untuk berjalan keluar.

Sore harinya, Berlian pergi ke Star One untuk mengecek kondisi perusahaan. Saat dia tiba di sana, wakil direktur menyambutnya dengan antusias. Kemudian mereka berdiskusi.

Steven, wakil direktur perusahaan Star One telah menjelaskan kondisi perusahaan saat ini. Dia berkata, "Sejujurnya, saya tidak tahu mengapa Presdir lama mengalihkan perusahaan ini ke Anda. Saya rasa ada kendala di system operasi perusahaan sehingga membuat sumber daya perusahaan itu sangat lemah."

Ekspresi Berlian tidak kaget, dia sudah menduga apa yang disampaikan oleh Steven itu cocok dengan data yang diamati olehnya. Dia terdiam sesaat sebelum melambaikan tangannya dan berkata, "Baiklah, tinggalkan laporannya di sini untuk saat ini! Aku akan mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini. Anda sudah bekerja keras. Anda boleh pergi sekarang!"

Wakil Direktur menganguk dan pergi. Setelah dia pergi, Berlian pergi ke bidang permodelan. Sebelumnya dia hanya mendapatkan gambaran umum tentang model yang ada di perusahan itu. Tetapi untuk memastikannya sendiri, dia mengecek langsung ke ruang mereka masing-masing.

Berlihat melihat beberapa orang sedang berlatih untuk audisi dan beberapa orang lain berdiskusi. Dia hanya mengamati mereka dari jendela saja, karena takut mengangguk mereka jika dia masuk ke ruangan mereka. Berlian mengawasi mereka sebelum dia pergi.

Berlian mengenal sesorang yang sedang berada di dalam ruang itu. "Bukankah itu, Cheryl?"

Dia dan Cheryl sudah pernah bertemu sebelumnya di perusahaan Wings Star saat dia menjabat sebagai meneger dulu. Meskipun, dia adalah artis pendatang baru tetapi dia memiliki potensi yang kuat di dunia hiburan.

Berlian tidak menyangka jika Cheryl akan pergi ke Star One setelah kontrak kerjanya selesai dengan Wings Star.

Berlian masih mengenali Cheryl. Dia merasa sangat senang, kebetulan agen berikutnya membawa mereka kembali untuk melihat grup. Dia memanggil Cheryl ke kantor.

Cheryl terkejut melihatnya tetapi dia merasa senang. Dia pernah bertemu Berlian sebelumnya ketika dia berada di Wings Star. Meskipun mereka tidak akrab tetapi dia tahu kemampuan Berlian saat masih menjabat meneger di perusahaan Wings Star.

Beberapa hari yang lalu, dia mendengar bahwa perusahaan Star One berganti bos bau, tetapi tidak pernah menyangka itu adalah Berlian. Cherryl tersenyum saat dia masuk ke dalam ruangan Berlian.

"Presdir Berlian, Anda ingin bertemu dengan saya?"

"Iya, masuklah dan duduk!"

Berlian mulai diskusi tentang pengembangan perusahaan di masa depan serta rencananya saat ini dengan Cherry saat dia sudah duduk di kursi bersebrangan dengannya.

Saat ini, bidang perencanaan dan periklanan tidak berguna sekarang. Oleh karena itu, Berlian harus menangani sendiri tentang beberapa hal penting. Setelah berdiskusi 2 jam, akhirnya berhasil dibuat rencana secara umum. Dia berencana untuk membuat Cheryl tampil di dua jenis yang lebih popular terlebih dahulu unuk meningkatkan popularitasnya.

Setelah Cheryl pergi, dia memanggil beberapa artis yang lain dan mengobrol dengan mereka. Ada beberapa yang tidak terlalu senang dengan perusahaan, dan Berlian tidak memaksakan mereka untuk teap tinggal. Namun, Berlian mengatakan apabila mereka mau tinggal, dia akan memperlakukan mereka semuanya sama. Sumber daya mereka akan dimenangkan oleh kemampuan mereka sendiri di masa depan.

Jika mereka tidak mau tinggal, dia tidak akan memaksa mereka. Semua ganti rugi kontrak akan dibatalkan dan mereka tidak perlu membayar satu sen pun. Berlian tahu bahwa mereka tertekan ketika mereka menandatangani kontrak dengan Star One. Setelah itu mereka tidak memperoleh pencapaian apa pun, apalagi menghasilkan uang.

Beberapa orang menggeleng, tetapi Berlian tidak mendesak mereka. Dia membiarkan mereka untuk memikirkannya sebelum memberi jawaban padanya besok. Setelah mereka pergi, dia tinggal sendirian di ruangan. Dia dengan cermat memeriksa profil para model tadi. Selain itu, dia juga menandai kelemahan dan kelebihan mereka masing-masing.

Hari sudah malam saat dia menyelesaikan pekerjaannya. Berlian merenggangkan pinggangnya dan mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat jam, ternyata sudah pukul 21.00

Lagi pula, itu sudah terlambat.

Perutnya keroncongan karena lapar, dia bangun dan hendak pergi makan malam ketika dia teringat sesuatu. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan menemukan bahwa ada beberapa panggilan tak terjawab di dalamnya.

Itu semua dari Rayn San. Oh My God, Oh My God!

Saat bekerja, Berlian terbiasa mematikan nada dering dan dia lupa waktu saat sibuk. Pria itu pasti sudah pulang dan melihat dia tidak ada di rumah dan secara khusus menelponnya.

Berlian mengemasi barang-barangnya dan menerlponnya kembali sambil berjalan ke luar. Begitu telpon tersambung, telpon itu diangkatnya. "Apakah kamu sudah selesai bekerja?"

Suara pria itu berat dan pelan. Berlian tidak tahu, apakah dia marah atau tidak.

Berlian tertawa canggung dan berkata dengan malu, "Hehe.. Aku minta maaf! Aku tidak mendengar telpon darimu karena nada dering ponsel ku matikan."

Rayn San terdiam selama beberapa detik sebelum dia berkata, "Kalau sudah selesai, turunlah!"

"Hah?"

"Aku menunggumu di bawah."

Berlian membelalak matanya karena tekejut dan baru saja akan mengatakan sesuatu tetapi telpon itu diakhiri. Dia harus bergegas turun ke bawah. Seperti yang dia duga, dia melihat ada mobil

Aston Martin hitam diparkir di dekat pintu masuk. Pantulan cahaya dari mobil Aston-Martin, menarik perhatian banyak orang.

Orang-orang yang lewat melirik iri dan berbisik pelan sambil menunjuk ke arahnya. Berlian

menutupi wajahnya karena malu. Dia dengan cepat berlari ke arah mobil sebelum ada yang bereaksi.

Rayn San tetap tenang seperti biasanya. Setelah menjemput istrinya, dia menyuruh Kevin untuk pergi ke restoran yang sudah dia pesan sebelumnya. Berlian terkejut mendengar alamatnya.

"Apa kita tidak pulang untuk makan malam hari ini?"

Rayn San sedang membuka-buka majalah keuangan di tangannya dan berkata dengan suara lembut, "Nyonya San, apa kamu tidak tahu jam berapa sekarang "

Bersambung