Happy reading
Dengan waktu yang singkat, Cheryl membalasnya, (Kak Lian, aku sudah pernah membacanya. Aku menyukai dramanya! Apakah kamu memintaku untuk mengambil peran utama wanita?)
Berlian terdiam sesaat sebelum dia membalas, (Lihatlah peran pendamping wanita, kurasa peran itu cocok untukmu. Jika kamu berperan dengan baik, akan memberikan pengaruh yang lebih baik.)
Barulah Cheryl membaca kembali. Beberapa menit kemudian, dia membalas pesan Berlian, (Kak Lian, aku sudah melihatnya. Aku menyukainya. Tetapi bisakah aku bergabung dengan mereka? Proyek itu sangat besar.) Kemudian Cheryl dengan hati-hati membaca kembali adegan tentang wanita ketiga.
Berlian, (Kamu hanya diminta untuk belajar secara intensive dan selebihnya serahkan padaku) mengaitkan bibirnya.
Cheryl, (Oke, terima kasih kak Lian)
Setelah berkomunikasi dengan Cheryl, Berlian meletakkan ponselnya dan duduk di sofa untuk merenung sebentar. Tiba-tiba ponselnya berdering. Dia segera mengangkatnya.
"Halo, Lian. Apakah kau sedang sibuk?"
"Tidak, ada apa?"
"Aku ingin mengajakmu sekarang untuk menonton pertunjukan balap."
Berlian tahu bahwa Jacob San menyukai balapan. Oleh karena itu, dia mengangguk dan menyeujuinya.
Berlian dan Jovita pergi ke tempat petunjukan balap. Di sepanjang perjalanan mereka membahas tentang informasi balap. Tidak lama kemudian, mereka tiba di sana. Keduanya turun dari mobil dan mengambil kursi untuk menonton petunjukan. Namun, Berlian menyadarinya bahwa dia melihat sosok yang dia kenal. Tanpa berpikir panjang, dia meminta Jovita untuk menunggunya dan dia izin untuk ke toilet. Jovita mengangguk setuju dan Berlian mengikuti Jacob San dari belakang.
Ketika Jacob San dan timnya telah berada di dalam ruangan mereka. Berlian datang menghampiri mereka untuk menawarkan sebuah ide yang bagus. Dia menyakinkan dirinya untuk mengikuti perlombaan balap. Namun di tepis oleh Jacob dan dia menolak tawaran Berlian. Pria itu dengan penuh percaya diri berjalan ke mobilnya dan memasuki ke dalamnya.
Kedua mobil telah bersiap-siap di garis star. Begitu peluit ditiup kedua mobil itu melaju dengan cepat dan Jacob San bersaing dengan Jackson untuk meraih juara pertama. Namun, Jackson tidak akan membiarkan Jacob San mengalahkannya. Dia menginjak pedal gas dan mobilnya meluncur dengan cepat.
"Jackson… Jackson…" Jovita yang berada di kursi penonton berteriak dengan semangat sedangkan Berlian kembali di samping Jovita.
"Kau dari mana saja? Mengapa lama sekali?" Jovita meminta penjelasan Berlian. Gadis itu mendengus ragu, "Aku ada sedikit keperluan, jadi kembali ke sini sedikit terlambat. Oh Ya! Kulihat kau sangat bersemangat. Seberapa besar kau mengaguminya?"
Berlian menompang dagunya dan menatap Jovita. Dia menunggu jawaban dari sang sahabat. Jovita menghela nafasnya, "Aku… Entahlah."
Hiruk pikuk suasana di tempat pertandingan balap itu terdengar sangat semangat tetapi ketika pertandingan di babak 1 hampir selesai. Mobil Jackson meluncur lebih kencang dan mengalahkan mobil Jacob San.
Berlian tersenyum sekilas. Dia sudah menduga, jika Jacob San akan kalah lagi. Oleh karena itu, dia harus mengambil kesempatan ini untuk bisa bergabung dengan Jacob San dengan janji yang disepakati jika dia berhasil memenangkan pertandingan ini.
Begitu Jacob San turun dari mobil dan kembali beristirahat, Berlian kembali menghampirinya. Pria itu tercegang saat melihat Berlian datang lagi.
"Mengapa kau masih ada di sini?"
Berlian berkata dengan santai, "Aku hanya ingin menawarkan diri untuk menggantikanmu di babak terakhir ini. Lihatlah kau kalah lagi bukan?"
Beberapa orang di dalam tim Jacob mmengertakan giginya karena kesal mendengar ucapan Berlian yang meremehkan mereka. "Hus, wanita ini." Erangan di dalam hati mereka.
"Tuan Jacob, apakah kau akan mempertimbangkan tawaranku? Aku yakin jika aku bisa kau andalkan. Aku akan memenangkan pertandingan ini untukmu. Tetapi semua itu tentu saja ada hal yang harus kau lakukan." Berlian kembali mengajukan tawarannya.
"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Jacob dingin.
Berlian tersenyum dan berkata dengan santai, "Jika aku yang menang, kau harus memberikan peran pedamping padaku pada film Putri Danau."
Jacob San berpikir sejenak dan kemudian dia menyetujuinya. "Oke. Karena kau sangat berambisi maka kau harus memenangkan pertandingan untukku jika tidak kau akan tahu konsekuensinya karena sudah berani berkata maka harus berani bertanggung jawab."
Berlian mengulurkan tangannya dan berkata dengan santai. Jacob San meraih tangan Berlian dan keduanya berjabat tangan dengan setuju. "Ok deal!"
Setelah masa istirahat di babak pertama selesai, maka pada babak kedua pertandingan akan segera di mulai. Berlian mengenakan kostum balapnya dan berjalan menghampiri mobil Jacob San.
"Berlian apa yang kau lakukan?" teriak Jovita dan berlari ke arahnya.
"Aku ingin ikut bermain. Bagaimana menurutmu?"
"Dasar gadis bodoh! Kamu ikut balapan dan itu akan membahayakanmu. Sebaiknya kamu duduk bersamaku menjadi cheerleader. Ayo buka kostummu!" Jovita memaksa Berlian untuk mundur tetapi gadis itu tetap tidak akan mundur.
Dia menepuk pundak Jovita untuk menenangkan sahabatnya. "Kamu tidak perlu khawatir. Aku akan memenangkan pertandingan ini," bisiknya pelan.
Begitu Berlian melihat Jackson datang ke mobilnya. Berlian mengangkat tangannya dan melambaikan tangannya sambil berkata, "Hai kak Jackson… Aku ikut bermain denganmu."
Jackson mengerutkan keningnya. Dia mendekati Berlian dan berkata, "Mengapa kau berpakaian seperti ini?"
"Aku ingin bermain denganmu. Ayo kita bermain," ajak Berlian dengan semangat.
Pria itu menghela nafasnya dan mengibas tangannya. "Kalau begitu pertandingan dibatalkan dan tim kita menang."
"Siapa bilang, pertandingan dibatalkan? Babak dua belum selesai. Kau tidak bisa mengambil keputusan ini dengan cepat." Berlian menyela Jackson.
Jackson menatapnya dengan dingin dan berkata, "Karena kau bukan anggota dari Jacob san jadi pertandingan ini dibatalkan!"
"Siapa bilang aku bukan anggota tim. Justru aku baru bergabung dengan grubnya. Tidak ada salahnya bukan?" tanya Berlian.
Jackson menyeringai dan berkata dengan nada yang meremehkan. "Baiklah, ayo kita bermain."
"Jika aku yang menang kau harus berkencan dengan temanku, Jovita." Berlian berbicara sambil melirik ke arah Jovita yang berdiri di sampingnya.
"Apa? Aku harus berkencan dengannya? Oh Tuhan!" Jackson tersentak dan matanya menatap Jovita dengan dingin. Sedangkan Jovita menunduk karena tidak berani menatap Jackson.
"Apa yang kau bicarakan?" kerutu Jovita.
Berlian tersenyum dan menggoda temannya. "Jangan malu untuk mengakuinya, aku sangat tahu isi hatimu. Percayalah padaku, kau akan berkencan dengannya!"
Jackson memandangi Jovita dan bertanya, "Apakah kau ingin berkencan denganku?"
Jovita menelan ludahnya dan berkata dengan gugup, "Um me-memangnya kenapa kalau aku ingin berkencan denganmu?"
"Kupastikan, aku tidak akan berkencan denganmu! Ayo kita bertanding sekarang."
Setelah berbicara dengan Jovita dan Berlian dia segera memasuki mobilnya.
"Jangan begitu dengan Jovita, dia sudah menyukaimu sejak lama, haha." Berlian tertawa sambil mengedipkan matanya.
Jovita menggertakan giginya karena mendengar ucapan Jackson yang enggan berkencan dengannya. Sementara Berlian dan Jackson sudah berada di dalam dengannya.
Dengan waktu yang singkat, Cheryl membalasnya, (Kak Lian, aku sudah pernah membacanya. Aku menyukai dramanya! Apakah kamu memintaku untuk mengambil peran utama wanita?)
Berlian terdiam sesaat sebelum dia membalas, (Lihatlah peran pendamping wanita, kurasa peran itu cocok untukmu. Jika kamu berperan dengan baik, akan memberikan pengaruh yang lebih baik.)
Barulah Cheryl membaca kembali. Beberapa menit kemudian, dia membalas pesan Berlian, (Kak Lian, aku sudah melihatnya. Aku menyukainya. Tetapi bisakah aku bergabung dengan mereka? Proyek itu sangat besar.) Kemudian Cheryl dengan hati-hati membaca kembali adegan tentang wanita ketiga.
Berlian, (Kamu hanya diminta untuk belajar secara intensive dan selebihnya serahkan padaku) mengaitkan bibirnya.
Cheryl, (Oke, terima kasih kak Lian)
Setelah berkomunikasi dengan Cheryl, Berlian meletakkan ponselnya dan duduk di sofa untuk merenung sebentar. Tiba-tiba ponselnya berdering. Dia segera mengangkatnya.
"Halo, Lian. Apakah kau sedang sibuk?"
"Tidak, ada apa?"
"Aku ingin mengajakmu sekarang untuk menonton pertunjukan balap."
Berlian tahu bahwa Jacob San menyukai balapan. Oleh karena itu, dia mengangguk dan menyeujuinya.
Berlian dan Jovita pergi ke tempat petunjukan balap. Di sepanjang perjalanan mereka membahas tentang informasi balap. Tidak lama kemudian, mereka tiba di sana. Keduanya turun dari mobil dan mengambil kursi untuk menonton petunjukan. Namun, Berlian menyadarinya bahwa dia melihat sosok yang dia kenal. Tanpa berpikir panjang, dia meminta Jovita untuk menunggunya dan dia izin untuk ke toilet. Jovita mengangguk setuju dan Berlian mengikuti Jacob San dari belakang.
Ketika Jacob San dan timnya telah berada di dalam ruangan mereka. Berlian datang menghampiri mereka untuk menawarkan sebuah ide yang bagus. Dia menyakinkan dirinya untuk mengikuti perlombaan balap. Namun di tepis oleh Jacob dan dia menolak tawaran Berlian. Pria itu dengan penuh percaya diri berjalan ke mobilnya dan memasuki ke dalamnya.
Kedua mobil telah bersiap-siap di garis star. Begitu peluit ditiup kedua mobil itu melaju dengan cepat dan Jacob San bersaing dengan Jackson untuk meraih juara pertama. Namun, Jackson tidak akan membiarkan Jacob San mengalahkannya. Dia menginjak pedal gas dan mobilnya meluncur dengan cepat.
"Jackson… Jackson…" Jovita yang berada di kursi penonton berteriak dengan semangat sedangkan Berlian kembali di samping Jovita.
"Kau dari mana saja? Mengapa lama sekali?" Jovita meminta penjelasan Berlian. Gadis itu mendengus ragu, "Aku ada sedikit keperluan, jadi kembali ke sini sedikit terlambat. Oh Ya! Kulihat kau sangat bersemangat. Seberapa besar kau mengaguminya?"
Berlian menompang dagunya dan menatap Jovita. Dia menunggu jawaban dari sang sahabat. Jovita menghela nafasnya, "Aku… Entahlah."
Hiruk pikuk suasana di tempat pertandingan balap itu terdengar sangat semangat tetapi ketika pertandingan di babak 1 hampir selesai. Mobil Jackson meluncur lebih kencang dan mengalahkan mobil Jacob San.
Berlian tersenyum sekilas. Dia sudah menduga, jika Jacob San akan kalah lagi. Oleh karena itu, dia harus mengambil kesempatan ini untuk bisa bergabung dengan Jacob San dengan janji yang disepakati jika dia berhasil memenangkan pertandingan ini.
Begitu Jacob San turun dari mobil dan kembali beristirahat, Berlian kembali menghampirinya. Pria itu tercegang saat melihat Berlian datang lagi.
"Mengapa kau masih ada di sini?"
Berlian berkata dengan santai, "Aku hanya ingin menawarkan diri untuk menggantikanmu di babak terakhir ini. Lihatlah kau kalah lagi bukan?"
Beberapa orang di dalam tim Jacob mmengertakan giginya karena kesal mendengar ucapan Berlian yang meremehkan mereka. "Hus, wanita ini." Erangan di dalam hati mereka.
"Tuan Jacob, apakah kau akan mempertimbangkan tawaranku? Aku yakin jika aku bisa kau andalkan. Aku akan memenangkan pertandingan ini untukmu. Tetapi semua itu tentu saja ada hal yang harus kau lakukan." Berlian kembali mengajukan tawarannya.
"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Jacob dingin.
Berlian tersenyum dan berkata dengan santai, "Jika aku yang menang, kau harus memberikan peran pedamping padaku pada film Putri Danau."
Jacob San berpikir sejenak dan kemudian dia menyetujuinya. "Oke. Karena kau sangat berambisi maka kau harus memenangkan pertandingan untukku jika tidak kau akan tahu konsekuensinya karena sudah berani berkata maka harus berani bertanggung jawab."
Berlian mengulurkan tangannya dan berkata dengan santai. Jacob San meraih tangan Berlian dan keduanya berjabat tangan dengan setuju. "Ok deal!"
Setelah masa istirahat di babak pertama selesai, maka pada babak kedua pertandingan akan segera di mulai. Berlian mengenakan kostum balapnya dan berjalan menghampiri mobil Jacob San.
"Berlian apa yang kau lakukan?" teriak Jovita dan berlari ke arahnya.
"Aku ingin ikut bermain. Bagaimana menurutmu?"
"Dasar gadis bodoh! Kamu ikut balapan dan itu akan membahayakanmu. Sebaiknya kamu duduk bersamaku menjadi cheerleader. Ayo buka kostummu!" Jovita memaksa Berlian untuk mundur tetapi gadis itu tetap tidak akan mundur.
Dia menepuk pundak Jovita untuk menenangkan sahabatnya. "Kamu tidak perlu khawatir. Aku akan memenangkan pertandingan ini," bisiknya pelan.
Begitu Berlian melihat Jackson datang ke mobilnya. Berlian mengangkat tangannya dan melambaikan tangannya sambil berkata, "Hai kak Jackson… Aku ikut bermain denganmu."
Jackson mengerutkan keningnya. Dia mendekati Berlian dan berkata, "Mengapa kau berpakaian seperti ini?"
"Aku ingin bermain denganmu. Ayo kita bermain," ajak Berlian dengan semangat.
Pria itu menghela nafasnya dan mengibas tangannya. "Kalau begitu pertandingan dibatalkan dan tim kita menang."
"Siapa bilang, pertandingan dibatalkan? Babak dua belum selesai. Kau tidak bisa mengambil keputusan ini dengan cepat." Berlian menyela Jackson.
Jackson menatapnya dengan dingin dan berkata, "Karena kau bukan anggota dari Jacob san jadi pertandingan ini dibatalkan!"
"Siapa bilang aku bukan anggota tim. Justru aku baru bergabung dengan grubnya. Tidak ada salahnya bukan?" tanya Berlian.
Jackson menyeringai dan berkata dengan nada yang meremehkan. "Baiklah, ayo kita bermain."
"Jika aku yang menang kau harus berkencan dengan temanku, Jovita." Berlian berbicara sambil melirik ke arah Jovita yang berdiri di sampingnya.
"Apa? Aku harus berkencan dengannya? Oh Tuhan!" Jackson tersentak dan matanya menatap Jovita dengan dingin. Sedangkan Jovita menunduk karena tidak berani menatap Jackson.
"Apa yang kau bicarakan?" kerutu Jovita.
Berlian tersenyum dan menggoda temannya. "Jangan malu untuk mengakuinya, aku sangat tahu isi hatimu. Percayalah padaku, kau akan berkencan dengannya!"
Jackson memandangi Jovita dan bertanya, "Apakah kau ingin berkencan denganku?"
Jovita menelan ludahnya dan berkata dengan gugup, "Um me-memangnya kenapa kalau aku ingin berkencan denganmu?"
"Kupastikan, aku tidak akan berkencan denganmu! Ayo kita bertanding sekarang."
Setelah berbicara dengan Jovita dan Berlian dia segera memasuki mobilnya.
"Jangan begitu dengan Jovita, dia sudah menyukaimu sejak lama, haha." Berlian tertawa sambil mengedipkan matanya.
Jovita menggertakan giginya karena mendengar ucapan Jackson yang enggan berkencan dengannya. Sementara Berlian dan Jackson sudah berada di dalam dengannya.
Bersambung