Chereads / Berlian for Rayn / Chapter 31 - Menelpon Untuk Mengejeknya

Chapter 31 - Menelpon Untuk Mengejeknya

Happy reading

Namun, Sandra Zein mempertimbangkan ucapan Maria. Tidak ada yang tahu apa yang Sandra Zein pikirkan, tetapi dia berdiri dan berjalan ke arah telpon untuk menjawab panggilan itu.

"Apakah, kamu membutuhkan sesuatu?"

Di sisi lain, Berlian tersenyum. "Nyonya Zein apakah kamu sedang bersenang-senang sepanjang waktu?"

Ekspresi Sandra Zein menjadi kesal dan dia berkata dengan dingin, "Kamu tidak usah menelpon untuk mengejekku. Sekarang setelah menjadi seperti ini, keluarga Zein dipermalukan. Kamu sendiri adalah bagian dari keluarga Zein, reputasimu juga akan berpengaruh!"

"Masa iya? Aku terkejut. Menurutmu, apakah aku masih dianggap sebagai bagian dari keluarga Zein?"

Perkataan Berlian membuat Sandra Zein kehilangan kata-kata. Perkataan Berlian membeku Sandra Zein. Dia ingin mengatakan sesuatu tetapi dia mengurungkannya. Pada akhirnya, dia malah bergumam, "Apa yang ingin kau katakan sebenarnya?"

"Ini tentang warisan ibuku. Sekarang aku sudah menikah, bukankah seharusnya kamu memberikannya padaku?"

Mata Sandra Zein berkedip. Dia tidak menolak, tetapi berkata dengan dingin, "Kapan kamu menginginkannya?"

"Lusa paling cepat. Notaris sedang berada di luar kota, jadi aku butuh waktu untuk menghubunginya."

"Tidak masalah!"

Percakapan terhenti dan hening. Tepat saat Berlian hendak menutup telepon, di seberang telpon, Sandra Zein tiba-tiba menghela napas. "Berlian, aku tahu bahwa mau sangat membenci keluarga Zein dalam 4 tahun ini. Aku juga mengakuinya bahwa aku tidak memikirkan masalah ini dengan baik."

"Walau bagaimanapun, aku adalah nenekmu, dan mereka adalah ayah dan adikmu. Kau boleh membenci kami. Itu urusan keluarga kita, tapi bagaimana kau melibatkan orang lain untuk berurusan dengan kami?"

Tiba-tiba Berlian tertawa mendengar kata-kata itu. "Nyonya Zein, ketika Anda menemui Imanuel Khan untuk menjebakku, apakah kamu pernah berpikir bahwa kita adalah keluarga?"

Sandra Zein kehilangan kata-kata.

"Jika kamu mencoba mengatasnamakan keluarga sehingga aku mau membujuk Rayn San untuk melepaskanmu, aku minta maaf untuk bilang bahwa aku tidak bisa melakukan itu."

"Kau!"

Ekpresi Sandra Zein berubah memerah karena kesal dan menggertakan giginya. "Ini juga milik Ibumu! Apakah kau tega melihat semuanya hancur?"

Nada bicara Berlian menjadi dingin. "Jika kamu tahu itu milik Ibuku, maka kamu harus mengembalikannya padaku! Jika tidak, aku akan menyeretmu sampai akhirat!"

Selesai dia bicara, Berlian mematikan telepon. Sandra Zein mengelus dadanya dan mendengus dingin. Wajahnya memucat. Maria dengan cepat melangkah ke arahnya untuk memegangnya. "Nenek, baik-baik saja?"

Santy juga bergegas maju, dan membantunya duduk di sofa, dan mengambilkan obat Sandra Zein. Setelah merasa dirinya menjadi sedikit lebih baik. Dia melemparkan tongkatnya ke lantai dengan kesal. "Gadis itu jahat!"

Santy mendengarkan percakapan di telpon tadi, "Bu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Sandra Zein menggelengkan kepalanya, karena lelah.

"Aku tidak tahu. Jangan tanya aku. Ambil langkah satu per satu!"

... ..

Di sisi lain, Berlian sedang dalam mood yang bagus setelah menutup telepon. Dia turun ke lantai bawah. Sekarang sudah jam enam sore, dan begitu dia turun, dia melihat Aston Martin hitam berhenti di depan halaman.

Kevin membukakan pintu untuknya, dan pria itu keluar dari mobil di waktu senja, matahari terbenam menyeruak di belakangnya, menutupi tubuh ramping dengan lapisan tipis cahaya keemasan, tampak seperti pangeran

Rayn San tersenyum saat melihatnya berdiri di dekat pintu, mengenakan baju santai dan dia terlihat istri yang mungil. Dia berjalan mendekati Berlian sambil mengulurkan tangannya untuk mengusap kepalanya. "Apakah kamu menungguku?"

Berlian sedikit menegang karena dia tidak terbiasa dengan tindakan mesra seperti itu. Dia hanya tersenyum. Setelah melepaskan sepatu dan memakai sandal, Rayn San mengandeng tangannya dan berjalan masuk ke dalam rumah.

Makan malam sudah disiapkan. Persiapannya dibuat luar biasa, karena ini adalah makan malam pertama Berlian di San House. Berbagai hidangan kesukaannya telah disajikan di atas meja. Diam-diam dia mengamati hidangan itu. Dia merasa ini tidak mungkin suatu kebetulan.

Keduanya mengikuti aturan untuk tidak makan saat berbicara dan makan dalam diam. Setelah itu, Berlian berjalan-jalan di taman depan dan membaca berita hiburan terbaru di ponselnya. Aroma bunga kemuning yang segar tiba-tiba menyergapnya. Dia terkejut dan berbalik mendapati Rayn berdiri di belakangnya.

"Bahaya melihat ponsel sambil berjalan." Saat bicara Rayn mengulurkan tangan dan mengambil ponsel Berlian.

Berlian tidak memperhatikan dan tanpa sengaja menginjak batu di bawah kakinya, menyebabkan dia tersandung ke samping.

"Ahh!" Jeritan terdengar. Rayn San mencengkeram pinggangnya dan menariknya ke dalam pelukannya. "nasihat orang tua itu harus di dengar." Rayn San menceramahi Berlian.

Wajahnyanya memerah karena malu, tetapi dia tidak bisa membatah. Dia hanya bisa melototinya dan berkata dengan marah, "Paman, karena Paman sudah tahu tua, jadi jangan memanfaatkan gadis muda. Lepaskan!"

Berlian berusaha untuk melepaskan diri dari pelukannya. Tetapi lengan di pinggangnya tidak mengendur dan malah semakin erat. Rayn San tersenyum dan berkata, "Aku hanya bicara satu kalimat dan kamu sudah marah? Aku memeluk istriku. Bagaimana bisa itu dianggap memanfaatkannya?"

Berlian menatapnya. Pada akhirnya, Rayn mengalah. Dia melepaskannya dan menyerah. Dia berkata sambil membungkuk dan memberi isyarat pada Berlian untuk memeluk pinggangnya, "Baiklah. Aku yang salah. Aku seharusnya tidak memanfaatkanmu. Karena kamu sangat marah, kenapa aku tidak membiarkanmu untuk membalas dendam?"

Berlian sangat marah. Pria ini, sungguh tidak tahu malu!

Berlian melangkah pergi dengan nafas yang terengah-engah. Rayn san menyadari bahwa istrinya sangat marah dan buru-buru menariknya kembali. Dia membujuk istrinya dengan lembut, "Baiklah, maafkan aku karena sudah menggodamu."

Berlian mengabaikannya. Rayn San berkata dengan serius, "Aku ingin mengajakmu bertemu dengan teman-teman dekatku."

Berlian terdiam sejenak. Mungkin melalui teman-temannya, dia akan mendapatkan informasi tentang Rayn san. Itu adalah kesempatan baginya. "Teman dekat?" Berlian berbalik dan menatapnya.

Rayn San buru-buru menjelaskan, "Iya, mereka teman masa kecilku bukan pacarku. Jangan khawatir."

Berlian tiba-tiba merasa sedikit perasaan tidak rela saat dia mendengarkan Rayn San menyebutkan 'Teman dekat' namun, setelah mendengarkan penjelasan dari pria itu, dia menjadi lega. Dia merasakan perasaan yang aneh.

"Siapa yang khawatir, uuh!" Berlian menyembunyikan perasaan aneh yang tiba-tiba datang padanya.

"Baiklah, aku salah. Tolong maafkanku, Tuan Putri. Jadi bagaimana? Apakah kamu bersedia untuk pergi menemaniku?"

Berlian mengangguk setuju. Rayn San tidak bisa menahan senyumannya. Dia berkata, "Terima kasih."

"Aku akan dandan yang cantik untukmu."

"Kalau begitu, aku jadi tidak sabar untuk melihatmu besok malam." Berlian jadi tersimpu dengan perkataan Rayn. Dia harus memanfaatkan moment ini agar dia bisa mendapatkan informasi tentang Rayn San. Pria itu memang terlihat misterius tetapi sejauh ini Rayn San tidak membahayakan dirinya jadi Berlian penasaran dengan latar belakangnya.

Bersambung