Chereads / Monárch / Chapter 55 - Chapter 54 - Sleepy

Chapter 55 - Chapter 54 - Sleepy

Day.10

Vainz mengengam erat burn lance di tangan kirinya dan mendekati Aegia yang sekarat.

Lamia itu tampak ingin mengatakan sesuatu, namun karena lidahnya yang sudah hilang, dia tidak bisa mengucapkan kata apapun kecuali suara-suara aneh.

Dia tampak sangat menyedihkan..

Jarak diantara mereka tertutup dalam beberapa detik, Vainz mengangkat burn lance tinggi-tinggi.

Kedua matanya bertemu dengan tatapan melas Aegia.

Sayangnya aku tidak akan merasakan emosi semacam itu pada lawanku, ..oh Lamia yang malang.

Vainz menusuk kepala Lamia itu dengan sekali ayunan tangan.

"Aku benar-benar kagum pada Lightning Lord karena bisa membuat makhluk dengan keadaan seperti ini tetap hidup.."

Vainz mengabaikan mayat Lamia yang hampir tidak berbentuk di bawahnya dan melihat sekelilingnya.

Mungkin Satanya sudah bangun Sekarang, sedangkan aku belum tidur sejak kemarin..

Pergi ke lantai selanjutnya…?

Tidak, aku ingin istirahat… lagipula aku juga sangat mengaaantuuuuuk!

Ah!

Benar juga, bagaimana dengan core Lamia ini?

Dia unik kan?

Mungkin core nya super rare... Yah kita tidak akan tahu sebelum mengeceknya sendiri.

Vainz akan merapal Earth Magic untuk menghasilkan pedang batu saat sudut matanya menangkap Lightning Lord di sampingnya.

"Kau, ambilkan core makhluk ini."

Lightning Lord bergerak maju, dia menggunakan ujung tajam di gauntletnya dan menusuk dada Lamia dibawahnya.

Woahh, ukurannya lumayan besar.

Vainz meraih core dari tangan Lightning Lord dan-

-petir kecil menyengat jarinya.

Ngrhhh!

Vainz menarik tangannya dan mengibaskannya di udara beberapa kali sebelum meniup jari yang tersengat petir.

Fuh!

Fuh!

Fuh!

Vainz memasukkan jari itu kemulutnya dan menatap Lightning Lord yang sama sekali tidak bergeming.

…kurasa dia sama seperti para Skeletal huh.

Vainz bersiap untuk memberikan perintah agar Lightning Lord melemparkan core itu ke tanah saat sebuah ide melintas di kepalanya.

"Hrm, err... Aku akan menyentuh tanganmu, alirkan petir sebanyak mungkin, tapi jangan sampai ke tingkat mematikan."

Lightning Lord mengangguk setelah mendengar perintahnya.

Fuuuhhhhhh!

Ini mungkin akan menyakitkan!

Vainz menggunakan jaringnya dan menyentuh gauntlet di depannya.

Errrerrrrrrrrhhghhhh!

Iiiinnnnniiiiiiii annnneeeehhhh-

-daaaaannnnnnnnn peeeettttiiiirrrrrrrrrrrrrrrrnnnnyaaaaaaa seeeemmmaa-

-kiiiinnnnn kkkkuuuaaaaaat!

Ngrhhhhhh!!!

"Itu Cukup!"

Vainz meraih core itu dan menarik tangannya, berikutnya dia merapal water magic untuk mendinginkan jarinya yang panas seperti terbakar.

Rasanya tidak buruk... Pain Super-Resistance… rasanya sudah tidak terlalu sakit tapi... Bukankah akan buruk jika aku tidak bisa merasakan sakit lagi?

Lagipula rasa sakit adalah sesuatu yang penting, itu memberitahu kita bahwa ada bagian tubuh yang terluka... Terserahlah.

Karena aku tidak benar-benar tidak merasakan sakit, ada sensasi lain... yang menggantikan rasa sakit itu saat aku terluka.

Mungkin seharusnya aku menahannya lebih lama tapi... Waktu pemanggilan makhluk ini hampir selesai.

Dan kurasa, aku harus menggunakannya untuk melakukan sesuatu yang penting… apa ya..?

Vainz mengalihkan perhatiannya dari Lightning Lord ke benda berwarna putih yang sekarang ada di telapak tangannya.

Rarity : Superior-Tier.>

Superior-Tier… Hanya ini?

Setelah semua kesulitan itu?!

Superior?!!

Ayolah….. !

Bukankah seharusnya rare atau semacamnya?!!

…..haah.… terserahlah…

Vainz menghela nafas berat saat memasukkan core itu ke dalam bayangannya.

Lalu untuk makhluk ini, …. kemampuannya cukup hebat, tapi hanya ada 15 menit tersisa sebelum dia lenyap… Kurasa aku hanya perlu memperlajarinya?

Lagipula aku tidak tahu tentang kekuatan dan skill nya secara detail, pengetahuan adalah raja …hmm.

Dengan begitu Vainz mulai mengetes Lightning Lord lagi dan lagi selama 15 menit, Vainz sempat terkejut saat tahu bahwa Lightning Lord bisa berbicara, namun dia tidak menghentikan tes nya walau sedetik.

Setelah Lightning Lord menghilang, Vainz segera berjalan ke pintu yang menghubungkan gua Lamia dengan tempat itu.

Sebuah pintu yang cukup besar, terbuat dari besi yang hampir menyerupai parallel gate.

Dan aku benar-benar berpikir bahwa pintu ini adalah parallel gate.

Vainz tersenyum kecut saat dia membuka pintu itu.

Berikutnya, dia melihat pemandangan menjijikan dari ribuan mayat demon dan Lamia yang berceceran di segala tempat.

Urgh.

Sepertinya mereka sudah mulai membusuk, jika melihat dari waktunya… itu wajar.

Vainz mengabaikan mayat-mayat itu dan berjalan dengan santai ke arah lubang dengan tirai kain.

Setelah melewati tirai itu Vainz berbelok dan mendekati bangunan dari batu yang berbentuk seperti igloo.

Vainz mengabaikan para Skeletal yang mulai berlutut dan mengetuk pintu Earth Bunker di depannya.

"... Satanya?"

Tidak ada respon.

Vainz mengetuk lagi pintu kayu didepannya.

"Saatnya?"

Namun, sama seperti sebelumnya tidak ada respon apapun dari dalam Earth Bunker itu.

Apakah gadis ini lebih pemalas dari yang kukira?

Vainz membuka pintu di depannya dan berjalan masuk.

Sleeping Beauty.

Adalah kata yang terlintas di benaknya saat Vainz melihat Satanya yang tertidur pulas di atas kasur bunga di depannya.

Wajahnya yang menawan menjadi semakin cantik karena terkena cahaya magis dari kristal di atasnya.

Saatnya hanya menggunakan baju milik Vainz kemarin, baju lusuh itu bekerja dengan cukup baik untuk menutupi bagian penting milik Satanya dan si saat yang bersamaan membuatnya terlihat sangat erotis.

Wanita cantik yang hanya mengenakan sehelai baju milik seorang pria.

Deskripsi itu sangat cocok untuk gadis yang baru saja melewati malam pertamanya sebagai seorang pengantin.

Selain itu bibir merah muda miliknya yang entah bagaimana terlihat lembab membuat pemandangan itu semakin menggoda.

Dengan sedikit usaha Vainz bisa menyibak baju itu dan dia akan melihat seluruh tubuh indah Satanya secara langsung atau yang lebih ekstrim menyatu dengan gadis itu.

Jika ada 100 pria yang dihadapkan pada situasi itu, mereka semua pasti akan langsung menyerang gadis yang tanpa perlindungan itu.

Namun tidak dengan kali ini dan tidak dengan Vainz, karena saat ini Vainz sedang benar-benar mengantuk dan satu-satunya hal yang dia ingin hanyalah tidur.

"Dia tertidur pulas sekali… di atas bunga itu pasti sangat nyaman…"

Vainz menghapus pemikiran itu dan meraih tubuh kecil Satanya.

Mengingat sayapnya yang semakin besar dari terakhir kali dia menggendongnya, Vainz harus ekstra hati-hati agar tidak menyakiti Satanya.

Vainz menggendong gadis itu keluar dan menyuruh para Skeletal untuk menghancurkan Earth Bunker itu.

Berikutnya dia membawa Satanya dan para Skeletal ke tempat sebelumnya.

Melewati ribuan mayat Lamia dan demon, hingga akhirnya mencapai sebuah pintu besi yang menyerupai parallel gate.

Vainz melewati mayat Aegia, berjalan lebih jauh ke dalam hutan hingga dia melihat sebuah pintu besi di bawah sebuah pohon yang terlihat sangat tua.

"[Earth Bunker] [Earth Bunker]"

Vainz masuk kedalam salah satu Earth Bunker, meletakkan Satanya di atas kasur bunga.

Setelah itu Vainz merogoh puluhan pakaian yang dia temukan tadi malam di rumah-rumah Lamia dan meletakkannya di samping tempat tidur Satanya.

Kurasa sudah...?

Ah!

Vainz berjalan keluar, dia meraih pedang Kobold King yang dibawa oleh Skeletal Warrior di punggungnya dan meletakkan pedang itu di samping pakaian-pakaian itu.

Hm, kurasa sudah.

Ah..!

Iya juga, bukankah aku menjadi agak pelupa saat mengantuk?

Vainz merapal Shadow Patch, dia menandai bayangan Satanya dan pedang Kobold King.

Lalu mereka juga hmm..

Vainz berjalan keluar dan merapal mantra yang sama pada tiap-tiap Skeletal.

"Sekarang… aku bisa tidur kan?"

Vainz berjalan menuju Earth Bunker miliknya dengan separuh kesadaran.

Ehehe... Tidur yang nyaman… aku datang…

Namun sebuah pertanyaan yang tiba-tiba melintas di benaknya mulai mengganggunya.

…..apa yang akan dilakukan Satanya selama aku tidur?

Aku tidak bisa menyuruhnya untuk menungguku sampai bangun kan?

Sebenarnya aku bisa, tapi..

Menunggu seseorang tidur.… itu pasti sangat menyebalkan.

…..hashhh.….. tapi apa?

Vainz dengan sisa-sisa kesadarannya mulai memutar otaknya sekeras mungkin.

...Mrmhhhhh...!

Kubiarkan dia berkeliaran saja?

….. Kurasa itu lebih baik daripada hanya diam kan?

Baiklah.

Kita suruh gadis ini untuk berkeliling lantai ini bersama para Skeletal… itu tidak buruk.

Tapi bagaimana cara memberitahu gadis itu... Aku tidak ingin membangunkannya…

Vainz melirik para Skeletal yang berlutut di depannya.

"Diantara kalian, siapa yang bisa menulis…. Huruf yang bisa dibaca Satanya?"

Vainz tidak berharap ada satupun dari para Skeletal itu yang akan meresponnya, mengingat mereka hanya tulang, kecerdasan mereka harusnya tidak setinggi itu. Namun 8 Skeletal berjubah yang segera mengangkat tangan tulang mereka, membuat Vainz mengangkat alisnya.

.... Hanya skeletal mage?

Apakah karena mereka magician?

…. Simpan pertanyaan itu untuk lain waktu!

Untuk sekarang ayo kita segera selesaikan hal ini secepatnya, selama mereka benar-benar bisa menulis maka itu sudah cukup.

Vainz meraih kayu di bawahnya dan membakar ujung kayu itu dengan create fire.

Berikutnya dia menyerahkan kayu itu pada salah satu Skeletal mage sebelum mengambil kain dari dalam bayangannya.

"Dengarkan aku baik-baik dan tulis perintahku di atas kain itu."

Vainz memiringkan kepalanya.

Apa yaa.… Kalimat yang bagus…

"… Aku sedang beristirahat di Earth Bunker, jangan gangu aku. Sementara itu pergilah kemanapun itu selama masih di sekitar tempat ini.. karena kita tidak akan berpindah ke lantai selanjutnya sampai besok. Ganti baju lusuh itu dengan pakaian yang kuletakkan di samping tempat tidurmu dan jika kau lapar, makan buah dari pohon kecil di samping Earth Bunker atau suruh para Skeletal ini untuk berburu."

Vainz melihat Skeletal mage dibawahnya yang menulis huruf demi huruf dengan kecepatan yang luar biasa.

….huruf yang unik?

Tapi... bukankah itu hanya coret-coretan?!

…..arghhhh terserahlah!!!

Vainz meraih kain itu dan membawanya ke dalam Earth Bunker Satanya.

Setelah menaruh kain itu di atas pedang Kobold King Vainz berjalan keluar.

-Dua Skeletal Warrior akan berjaga di sekitar Earth Bunker milikku. Sementara sisanya akan mengikuti Satanya, jika gadis itu pergi tentunya. Lindungi Satanya apapun bayarannya, jangan biarkan ada satupun goresan pada tubuh kecil itu. Juga jangan biarkan dia bertindak gegabah, jangan biarkan dia memakan buah aneh, melawan monster kuat dan semacamnya.

"Kalian mengerti?"

Vainz tersenyum puas saat melihat 22 Skeletal yang mengangguk sebagai tanda bahwa mereka mengerti.

Berikutnya dia merapal earth magic dan menumbuhkan dua pohon kecil di antara dua Earth Bunker.

…..fuuhhh.. Sekarang, aku akan tidur.

Aku akan benar-benar tidur!!!!!

Vainz masuk ke dalam Earth Bunker di depannya dan melompat ke atas kasur bunga lembut, nyaman dan harum yang sudah menunggunya.

Ahhhhh.… seperti yang kuduga, ini sangat nyaman!

Aku akan tidur…

_____

Itu tadi perintah paling detail dan rumit yang pernah kudengar sejak kita melayaninya.

Skeletal Warrior yang pertama membuat pernyataan itu menggunakan koneksi mentalnya.

Yahh... Itu benar.

Rekannya Skeletal Warrior yang juga 'pertama' merespon pernyataan itu.

Err... Ngomong-ngomong gadis ini hanya peliharaan tuan kita kan?

Skeletal mage yang baru di summon beberapa waktu lalu mengajukan pertanyaan dengan ekspresi bingung (walaupun begitu dia benar-benar tidak bisa membuat ekspresi seperti itu.)

Tidak ada menjawab pertanyaan itu.

Mereka semua hanya diam, memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu dan seiring waktu berjalan, mereka semua memutar kepalanya ke arah seorang Skeletal Warrior terkuat di antara mereka.

Sebagai yang pertama, Skeletal Warrior adalah yang paling lama bersama tuan mereka, tentunya sosok seperti itu mempunyai jawaban yang paling masuk akal.

Hrmmm.… Aku tidak yakin, tuan kita memungut gadis kecil itu sebagai peliharaan… tapi... Aku tidak yakin dengan sekarang, mungkin tuan kita ingin menjadikan gadis ini sebagai pasangannya?

Mendapat jawaban seperti itu, seluruh Skeletal terdiam, mereka berpikir.

Sebagai peliharaan tuan mereka, gadis itu sudah memiliki kedudukan yang cukup tinggi di mata para budak seperti para Skeletal.

Dan jika tuan mereka menjadikan Satanya sebagai pasangannya, maka status Satanya akan menjadi lebih tinggi di mata para Skeletal.

Namun tuan mereka tidak memberikan pernyataan apapun, dan mereka juga tidak tahu, mereka bingung harus memperlakukan Satanya seperti apa.

Jika status Satanya masih sebatas hewan peliharaan, maka kami harus memperlakukannya begitu, namun jika tuan kita menganggapnya sebagai pasangannya… maka kita harus memperlakukannya dengan lebih baik.

Tapi, jika ternyata status Satanya hanyalah hewan peliharaan, memperlakukannya sebagai pasangan tuan itu sama saja menghina tuan kita dan juga sebaliknya.

Keheningan jatuh di tempat itu.

Satu-satunya yang berinisiatif untuk memecah keheningan itu adalah Skeletal Warrior yang baru di summon beberapa waktu lalu.

Ummm... ngomong-ngomong.. Siapa yang akan melindungi tuan kita?

Pertanyaan itu mengisi kepala para Skeletal Warrior, membuat mereka terlihat seperti pejuang yang akan pergi ke Medan tempur.

Sementara para Skeletal mage hanya tersenyum kecut (mereka tidak benar-benar tersenyum), mengingat perintah tuan mereka yang sudah jelas, mereka tidak bisa melakukan apapun.

Keriuhan mulai mengisi koneksi mental mereka, para Skeletal Warrior berdebat tentang siapa yang akan melindungi tuan mereka saat beliau sedang beristirahat.

Hei-hei… bukankah itu sudah jelas?

Pastinya kami! Sebagai yang pertama adalah yang paling pantas sebagai pelindung tuan kita.

Benar, oh rekanku kau benar sekali.

Dua Skeletal Warrior saling menepuk bahu dan melihat rendah pada Skeletal Warrior lain.

Hah? Apa-apaan itu? Kita sama ! Skeletal Warrior! Satu-satunya yang membedakan kita adalah kekuatan!

Skeletal Warrior yang membuat pernyataan itu mengangkat pedangnya.

Hehh.… Kau menantang kami?

Dua Skeletal Warrior pertama menghunuskan pedang mereka.

Dua kubu, 12 Skeletal Warrior melawan 2 Skeletal Warrior yang pertama.

Ada perbedaan kekuatan yang cukup jelas di antara mereka, mengingat dua skeletal Warrior itu adalah yang pertama.

Walaupun begitu tidak ada satupun dari 12 Skeletal Warrior yang gentar.

Kesempatan untuk melayani tuan mereka adalah hal yang tidak mungkin mereka lepaskan.

Para Skeletal yang hadir di tempat itu rela melakukan apapun untuk mendapatkan kesempatan itu, Walaupun mereka harus membunuh rekan mereka sendiri.

Udara di antara dua kubu itu semakin memanas, pertarungan yang mematikan di antara para pelayan yang setia pada tuan mereka bisa dimulai kapanpun.

Skeletal Warrior sebelumnya mengerakkan kakinya.

Jika aku menjadi kalian, aku tidak akan melakukannya.. lagipula itu akan menggangu tuan Vainz.

Aura permusuhan menghilang dari tempat itu seolah tidak pernah ada.

Para Skeletal Warrior menurunkan pedang mereka dsn memutar kepala mereka untuk menatap Skeletal mage yang mengatakan kalimat itu.

Tatapan apa itu.. bukankah ada cara yang lebih baik untuk memutuskan hal ini?

Para skeletal Warrior yang mendengar pernyataan itu mulai terlihat kebingungan.

Skeletal mage sebelumnya menyentuh wajahnya dan menghela nafas panjang (dia tidak benar-benar melakukannya.)

Ayolah.. bukankah kalian semua tahu? Sesuatu dari informasi tuan kita yang masuk ke kepala kita, Kertas Batu Gunting?

Para Skeletal itu mulai mengeluarkan 'oh' dan menganggukkan kepala tulang mereka.

Berikutnya para skeletal Warrior melakukan kertas batu gunting untuk menentukan siapa yang akan melindungi tuan mereka saat tidur.

Yeahhhhh!!!

Yahoooooo!!!!

Dua Skeletal Warrior, yang keempat dan kelima mengeluarkan suara itu menggunakan koneksi mental mereka setelah memenangkan kertas batu gunting.

Mereka berdua mulai melompat dan menari sementara Skeletal Warrior yang kalah hanya menundukkan kepala mereka karena depresi.

Ahh... Ini menyebalkan.

Skeletal Warrior yang pertama mengeluarkan kalimat itu dalam hatinya.