Chereads / Monárch / Chapter 56 - Chapter 55 - Maiden

Chapter 56 - Chapter 55 - Maiden

Gadis itu perlahan membuka kedua matanya.

Dia berkedip beberapa kali, membiarkan matanya menangkap cahaya menyejukkan dari kristal magis di atasnya.

Satanya bangkit dan merenggangkan tubuhnya yang agak kaku.

"Fuhaaaaa~"

Saatnya mengucek matanya beberapa kali sebelum berjalan keluar dari Earth Bunker.

"…Eh?"

Satanya mencubit pipinya untuk memastikan apakah dia sudah benar-benar bangun dan bukannya sedang bermimpi.

Apa yang dia lihat bukanlah pemandangan suram dari gua sebelum dia tidur, namun sebuah pemandangan yang sejuk dan segar dari hutan hijau.

Hutan di depannya terlihat sangat indah, puluhan bunga yang mekar menyebarkan bau harum yang menenangkan, burung-burung kecil yang berkicau di atas pepohonan menghasilkan musik yang cukup merdu.

Sejujurnya pemandangan itu tampak seperti surga yang fana, seseorang yang melihat pemandangan seperti itu pasti akan merasakan kebahagiaan yang meluap-luap.

Namun Satanya hanya mengerutkan dahinya.

…ini.. aneh, aku ingat bangunan yang diciptakan tuan Vainz ini berada di dalam gua...

Satanya melihat sekelilingnya, selain para Skeletal ada dua pohon kecil yang sama seperti tadi malam di samping Earth Bunker miliknya dan-Bangunan siapa ini?

Tuan Vainz?

Jika itu tuan Vainz, maka semuanya akan lebih masuk akal.

Satanya berjalan mendekati Earth Bunker itu.

Jaraknya semakin dekat, hanya butuh dua langkah terakhir sebelum dia bisa menyentuh pintu kayu didepannya.

Namun, Dua Skeletal dengan pedang berkarat di tangan mereka menghalanginya.

…hmm?

Mereka menghalangi ku?

Kenapa?

…Tidak.

Yang lebih penting, tulang-tulang ini berani menghalangi ku, Satanya Lilith, untuk memastikan keberadaan tuan Vainz?!

Satanya mengepalkan tangannya.

Ada perbedaan kekuatan yang jelas di antara mereka, walaupun para Skeletal itu hanya tulang, namun stat mereka jauh melebihi Satanya.

Jika mereka benar-benar bertarung, sudah pasti Satanya yang memiliki banyak kelemahan seperti SP yang terbatas dan sebagainya pasti akan kalah.

Namun Satanya tidak takut, dia ingin memastikan apakah orang yang dia hormati ada di dalam Earth Bunker itu atau tidak.

Dan dia rela melakukan apapun termasuk melawan makhluk yang berkali-kali lebih kuat darinya untuk memastikan hal itu.

Satanya menatap dua Skeletal didepannya dengan aura membunuh yang seharusnya tidak mungkin dimiliki oleh gadis sepertinya.

Di sisi lain dua skeletal Warrior itu tidak bereaksi sama sekali, selain karena resistansi absolute terhadap ketakutan yang mereka miliki, bagi mereka Satanya hanya terlihat seperti kucing yang sedang marah.

Satu-satunya yang bisa membuat kami merasakan ketakutan hanyalah dia, tuan kami.

Jika kau bukan peliharaan tuan Vainz, aku pasti akan menebas leher kecilmu itu.

Dua Skeletal itu berbicara dengan nada menghina menggunakan koneksi mental mereka.

Para Skeletal lain mulai panik sementara satu Skeletal mage bergerak maju dan menengahi tiga orang itu.

Hei kalian berdua, mundur… biar aku saja yang mengatasi bocah ingusan ini.

Dua Skeletal Warrior itu saling bertatapan sebelum akhirnya menganggukkan kepala tulang mereka dan kembali ke posisi mereka.

Skeletal mage melirik Satanya yang terlihat semakin marah dan menghela nafas panjang.

Baiklah, Sekarang bagaimana caraku memberitahu gadis ini...

Skeletal mage itu merendahkan tubuhnya dan dan menulis beberapa kata di atas tanah.

"Tolong lihatlah kain yang berisi perintah tuan Vainz di dalam kamar anda... ?"

Setelah membaca tulisan itu, kepala Satanya menjadi dingin dan sebuah tanda tanya besar muncul diatasnya.

Err... Kain, perintah..?

Satanya bergegas masuk ke dalam Earth Bunker dibelakangnya dan menyisir seluruh ruangan.

Selain tumpukan kain di samping tempat tidur yang dia tidak tahu darimana datangnya, ada selembar kain yang menutupi pedang yang dia terima dari Vainz.

Satanya meraih kain itu dan membaca beberapa kalimat yang ditulis dengan warna hitam.

Setelah membaca habis pesan itu, wajah Satanya memerah dan dia tersenyum kecut.

Berbeda dengannya, para Skeletal itu hanyalah boneka yang benar-benar patuh pada Vainz.

Jadi satu-satunya alasan mengapa mereka menghalanginya pasti karena perintah tuan mereka, Vainz Michaelist.

Fakta itu sudah sangat jelas… tapi aku tidak menyadarinya… ahhhh memalukan!!

Aku harus meminta maaf pada mereka nanti.

Satanya mengalihkan perhatiannya dari pesan itu dan mendekati tumpukan pakaian di samping tempat tidurnya.

"Ini pakaian gadis kan?…. Bagaimana tuan Vainz mendapatkannya?"

Mungkin…

Satanya menepuk pipinya dan menghapus beberapa pemikiran menyebalkan yang mulai bermunculan.

Kurasa ini pakaian para gadis ular itu, lagipula tidak ada satupun celana.. hanya gaun dan beberapa pakaian erotis.

Satanya meletakkan pakaian-pakaian itu di atas kasurnya.

Err …aku tidak terlalu terbiasa menggunakan gaun... Selain itu pergerakanku juga akan terbatas nantinya, dan aku juga tidak punya celana dalam...

Mrmh.…

Saatnya melirik pedang di belakangnya.

…. membuat sendiri?

Itu tidak buruk, lagipula ada banyak kain Sekarang, tuan Vainz pasti tidak akan marah jika aku menyobek beberapa,… kan?

Dengan sedikit keraguan di hatinya, Satanya meraih pedang Kobold King dan mulai memotong beberapa pakaian di depannya.

Satanya mencoba membuat beberapa pakaian dalam dan pakaian yang pantas.

Namun karena dia hanya mengandalkan keterampilannya dalam menggunakan tali, hasilnya tidak sebagus itu, bahkan bisa dibilang sangat berantakan.

…..aku berharap punya beberapa jarum dan benang.

Kenangan kecil tentang bagaimana ibunya yang mengajarinya menjahit tiba-tiba terlintas di kepalanya.

Ck!

Wanita sialan!

Jika saja Waktu itu...-Tidak!

Untuk sekarang jangan pikirkan apapun tentang masa lalu, Satanya Lilith, lupakan saja neraka yang pernah kau sebut rumah itu!

Satanya menepuk pipinya untuk menghapus kenangan-kenangan itu.

Sekarang… ayo kita coba!

Satanya melepaskan baju lusuh milik Vainz yang menempel di tubuhnya dan berganti dengan pakaian yang ada di depannya.

Setelah beberapa menit.

Satanya keluar dengan mengenakan baju lengan pendek berwarna putih dan sebuah jubah hitam.

Sedangkan di bagian bawah, Satanya menggunakan rok putih panjang yang menutupi seluruh kakinya.

…kurasa ini tidak buruk.

Kuharap ada cermin di sekitar sini… hmm?

Satanya melirik Skeletal Mage.

Dia …yang tadi kan?

Mengingat penampilan setiap skeletal itu sama, dia tidak yakin Skeletal mana yang tadi menghentikan agar tidak bertarung dengan dua Skeletal Warrior.

Satanya bahkan tidak tahu Skeletal mana yang dulu pernah bermain dengannya saat Vainz meninggalkannya untuk masuk desa Orc.

Errr.… Terserahlah!

Satanya mendekati Skeletal mage di sampingnya dan menepuk pundak Skeletal berjubah itu.

"B-Bagaimana penampilanku?"

Walaupun Skeletal itu hanya tulang, meminta pendapat tentang penampilannya pada orang yang mungkin saja adalah laki-laki tetap membuat Satanya gugup.

"A-Apakah... Tuan V-Vainz akan menganggapku c..a.ntik…. ?"

Satanya mengucapkan kata terakhir itu dengan nada yang sangat rendah.

Seseorang tanpa skill auditory enhancement level 5 mungkin tidak akan bisa mendengarnya.

Skeletal mage itu mengangkat tangannya dan menyentuh dagunya, dia melihat gadis di depannya dadu atas hingga bawah.

…Dia seperti tuan Vainz!

Kalimat itu terlintas di benaknya saat Satanya melihat gerakan Skeletal itu yang menyerupai Vainz saat berpikir.

Ah!

Tuan Vainz juga sering melakukan hal-hal aneh seperti menyentuh udara kosong di depannya kan?

Satanya tersenyum kecil saat mengingat kebiasaan kecil pria yang sangat dia hormati itu.

Setelah beberapa saat berpikir, Skeletal itu mengangguk dan mengangkat jempol tulangnya ke arah gadis didepannya.

Satanya menyeringai lebar dengan jawaban Skeletal mage.

Satanya mengalihkan perhatiannya dari tulang berjubah itu dan melihat sekelilingnya.

Berkeliling… jalan-jalan… kemana?

Sebenarnya Satanya merasa tidak masalah untuk menunggu di tempat itu hingga Vainz bangun, namun jika dia melakukan hal itu dia sama saja akan mengabaikan saran dari pria itu.

Jalan-jalan…. aku takut jika tersesat, selain itu di dalam hutan ini pasti ada beberapa makhluk kuat kan?

Mrmhh.. untuk sekarang aku akan berjalan tanpa arah kurasa.

Satanya kembali ke dalam Earth Bunker dan mengambil pedangnya, dia melilit pedang itu dengan kain dan menggendongnya di punggung.

Berikutnya Satanya berjalan keluar, dia mendekati dua skeletal Warrior di depan Earth Bunker milik Vainz dan menundukkan kepalanya.

"M-Maaf karena tadi aku.. tidak menyadari perintah Tuan Vainz lebih awal!"

Satanya melirik dua tulang di depannya.

Mereka tidak punya bola mata dan kulit di wajah mereka jadi mustahil untuk mengetahui hal itu, namun Satanya yakin bahwa dua Skeletal Warrior itu sedang menatapnya dengan acuh tak acuh.

Setelah beberapa detik berlalu dengan sunyi, dua Skeletal Warrior itu mengangguk dan melambaikan tangannya.

Sudah, tidak apa-apa.

Mungkin adalah apa yang coba dua skeletal itu sampaikan.

Satanya mengangkat kepalanya dan menatap Earth Bunker milik Vainz selama beberapa menit, dia memetik beberapa buah dari pohon kecil itu dan berbalik sebelum akhirnya mulai berjalan menjauh.

Kelihatannya mereka tidak benar-benar memaafkanku?

Terserahlah, lagipula mereka hanya tulang.

Satanya menatap hutan belantara di depannya.

…. ini adalah petualangan solo, sang pengguna pedang, Satanya Lilith!

"... Seharusnya begitu, tapi kenapa kalian mengikutiku?!"

Satanya menatap 12 Skeletal dengan pedang berkarat di tangan mereka dan 8 Skeletal berjubah.

Wajah tulang tanpa ekspresi para Skeletal itu sangat berbeda dengan wajah yang sekarang terlihat marah milik Satanya.

Jika mereka punya kulit di kepala mereka, aku yakin tulang-tulang ini pasti sedang menatapku dengan kebingungan.

Satanya akan membuka mulutnya lagi, namun dia mengurungkan niatnya saat salah satu Skeletal mage mengeluarkan sebuah kayu separuh terbakar dan selembar kain sebelum akhirnya mulai menulis.

"Ini adalah perintah Tuan Vainz..."

Satanya membaca tulisan pada kain yang diarahkan ke wajahnya itu dengan suara lirih.

….jika itu perintah tuan Vainz… maka aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Dengan begitu Satanya terus berjalan tanpa arah diiringi 20 Skeletal di sekelilingnya

Awalnya hal itu tidak begitu mengganggu, sejujurnya Satanya tidak memperhatikan mereka.

Namun lama-kelamaan semuanya menjadi sangat menyebalkan.

Setiap kali dia mencoba melakukan sesuatu, para Skeletal itu akan mencegahnya.

Saat dia ingin berinteraksi dengan makhluk di hutan itu, para Skeletal akan langsung maju dan membantai makhluk-makhluk itu.

Saat dia mendekati pohon buah yang terlihat sangat menggoda, para skeletal mage akan merapal mantra mereka dan membakar habis pohon itu.

Dan kejadian itu terus terulang.

Setiap kali Satanya bertanya alasannya, Skeletal mage akan maju dan menunjukkan kain itu.

Ini adalah perintah Tuan Vainz.

Dan Satanya tidak bisa mengatakan apapun kecuali diam.

"…. Mungkin dia sangat mengkhawatirkanku?"

Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulutnya setelah dia menelan gigitan terakhir dari buah yang dia petik di dekat Earth Bunker.

Perintah tuan Vainz… aku penasaran seperti apa perintah itu sampai-sampai membuat tulang-tulang ini begitu protektif.

Mungkin perintah yang sangat panjang dan mendetail, jika dia sangat mengkhawatirkanku… maka perintahnya pasti sangat panjang.. tapi kenapa?

…. Apakah tuan Vainz mengangkapku sebagai seseorang yang sangat penting baginya atau semacamnya?

Itu adalah satu-satunya hal yang masuk akal.

Sejujurnya dia tidak bisa memikirkan alasan lain dibalik tindakan yang over protective para Skeletal hanya karena sebuah perintah.

Aku, seseorang yang spesial untuk Tuan Vainz?!

Satanya menyeringai lebar saat memikirkan hal itu, namun sesuatu yang tiba-tiba terlintas di benaknya mengacaukan kebahagiaannya.

Bukankah itu berarti kau hanyalah bocah yang masih membutuhkan seorang pengasuh?

Pertanyaan yang tiba-tiba terlintas di benaknya itu menghancurkan kebahagiaan yang baru saja dia bangun.

"…. Seorang ayah pasti menganggap putrinya sebagai seseorang yang sangat sepesial kan?"

Pertanyaan lirih Satanya mengambang di udara dan perlahan menghilang tanpa adanya jawaban.

Kenangan-kenangan manis saat ayahnya masih hidup mengalir ke kepalanya.

Satanya tidak bisa menahan dirinya dan mulai terisak.

Para Skeletal itu mulai panik, mereka berteriak pada satu sama lain menggunakan koneksi mental mereka, namun mereka tidak bisa menemukan solusi apapun dan hanya membiarkan Satanya menangis.

Satu-satunya hal yang bisa menghentikan tangisan Satanya adalah suara jeritan kecil yang tiba-tiba masuk ke telinganya.

….. suara ini sangat kecil dan nyaring.

Aku tidak akan terkejut kalau makhluk kecil seperti serangga yang membuat suara seperti ini.

Satanya mengusap air mata di pipinya dan mulai mencari sumber suara itu.

Setelah beberapa saat berjalan, dia melihat dua Monster serigala yang mengerumuni ratusan makhluk kecil dengan sayap kupu-kupu.

"Err... Makhluk apa itu?"

Teriakan-teriakan kecil itu semakin keras.

Satanya menghapus pertanyaan di kepalanya dan meraih pedang di punggungnya.

Namun sebelum dia bisa bergerak, satu Skeletal Warrior maju dan memengal dua serigala itu secara instan.

Berikutnya Skeletal mage maju dan mulai merapal mantra di depan ratusan makhluk-makhluk kecil itu.