"Tunggu!!!"
Satanya berlari ke arah Skeletal mage itu.
Skeletal mage itu di sisi lain, tanpa menggerakkan kepalanya maupun menghentikan perapalan mantranya, mengangkat kain yang berisi 'Ini adalah perintah Tuan Vainz' dengan satu tangan.
"Tunggu-tunggu!, aku tidak tahu apa perintah Tuan Vainz, tapi bukankah mereka tidak berbahaya sama sekali?!"
Satanya dengan susah payah menjelaskan hal itu pada Skeletal mage di depannya.
Skeletal mage itu memutar kepalanya dan menatap Satanya beberapa saat sebelum akhirnya membatalkan perapalan mantranya dan bergerak mundur.
"Hmmm…..?"
Suara itu lagi?
Sebenarnya suara apa itu?
Satanya mulai mendengar suara-suara seperti itu sejak Vainz memberikannya nama, awalnya dia pikir itu hal yang normal karena saat dia menerima nama dia juga mendengarnya, namun lama-kelamaan rasanya menjadi semakin aneh.
Sesuatu tentang level up, skill dan sebagainya… aku ingin bertanya pada tuan Vainz, namun dia selalu terlihat sibuk akhir-akhir ini.
...Mungkin aku akan menanyakannya saat Tuan Vainz bangun nanti..?
Satanya menghapus pemikiran itu dan menatap ratusan makhluk kecil di sampingnya.
"Mmmm... Kalian ini makhluk apa?"
Tubuh mereka benar-benar kecil, mungkin lebih kecil dari lengannya, selain itu ada semacam debu-debu berkilauan yang mengelilingi tubuh kecil mereka.
Dua sayap kupu-kupu dan tubuh kecil yang mengeluarkan cahaya berpendar.. aku tidak pernah mendengar tentang makhluk seperti ini sebelumnya.
Satanya menyentuh dagunya dan mulai berpikir.
…. Rasanya saat meniru kebiasaan Tuan Vainz, agak aneh tapi... Ini menyenangkan.
Satanya menyeringai kecil dengan pemikiranya sendiri.
Salah satu makhluk kecil itu bergerak maju, makhluk itu dengan wajah pucat dan keringat yang bercucuran mulai membuka mulutnya.
"K-Ka-ami A-a-adalah F-F-Fairy!"
Satanya mengalihkan perhatiannya, menatap kedua mata makhluk kecil di depannya.
"Hmmm, Fairy..?"
Satanya mengamati dengan seksama makhluk kecil itu selama beberapa detik.
Fairy... Aku tidak pernah mendengar tentang makhluk ini sebelumnya.
Jika saja tuan Vainz ada disini..
"Err... Oke, aku adalah Devil, pernah mendengar tentang ras ku?"
"T-Tidak!"
Fairy itu membalasnya dengan tergesa-gesa.
Sepertinya dia sangat ketakutan ya,..
"Oke-oke, tenangkan dirimu. Aku bukan penjahat atau semacamnya kau tau, lagipula aku sudah menyelamatkan kalian, bukankah seharusnya kalian berterimakasih padaku atau semacamnya?"
Satanya melihat ratusan Fairy di belakang dan membuat senyum lembut.
Fairy kecil di depannya yang melihat hal itu terlihat mulai mendapatkan sedikit ketenangannya.
"L-Lalu B-Bagaimana dengan Undead di belakang anda?"
"Undead?"
Satanya memutar kepalanya dan menatap para Skeletal.
"Ahh.. mereka, jangan khawatir. Selama aku ada disini, mereka tidak akan menyerang kalian!"
Selain itu, para Skeletal ini jauh lebih populer dari devil huh.. rasanya agak tidak menyenangkan.
"A-Apakah undead-undead itu milik anda nona?"
"Bukan! Mereka adalah milik Tuan Vainz!!"
Selain itu, apa-apaan dengan nona barusan?
Rasanya tidak buruk saat dipanggil Nona, tapi agak memalukan.
"O-Oh... "
Fairy itu sangat penasaran tentang siapa Tuan Vainz itu, namun dia memilih untuk tidak bertanya lebih jauh.
"Ngomong-ngomong, apa yang kalian lakukan disini?"
Pertanyaan sederhana Satanya membuat bahu para Fairy itu tersentak.
"Hei-hei, aku hanya bertanya.."
Satanya menatap fairy di depannya.
"K-Kami sedang mengumpulkan makanan!"
"Ohhh,…"
"K-Kalau begitu kami akan segera pergi!"
Fairy itu memutar tubuhnya dan bergerak mendekati ratusan Fairy di belakangnya.
"Hei!"
Suara tiba-tiba dari Satanya membuat para Fairy itu tersentak untuk yang kedua kalinya.
"…mmmm, bagaimana jika aku mengawal kalian pulang? Lagipula kita tidak tahu apakah akan ada monster seperti ini lagi atau tidak.."
Selain itu aku tidak tahu harus melakukan hal apa, mengawal mereka tidak akan buruk.. selama aku bersama para Skeletal tuan Vainz, aku pasti akan baik-baik saja.
Wajah pucat fairy-fairy itu perlahan lenyap, digantikan dengan ekspresi kebingungan.
Mereka mulai berkerumun dan kelihatannya seperti berdiskusi.
Setelah beberapa saat, Fairy yang sama seperti sebelumnya keluar dari kerumunan dan mendekati Satanya.
"K-Kalau anda tidak keberatan!"
"Bagus!, Silahkan tunjukkan jalannya."
Fairy-fairy itu mulai mengepakkan sayap kupu-kupu mereka dan terbang menjauh, sementara Satanya berjalan dengan Fairy kecil itu.
Hmm... Apakah mereka berniat mengorbankan si kecil ini?
..… kurasa semua makhluk hidup itu sama saja heh..
"Ngomong-ngomong, siapa namamu?"
Satanya mengalihkan pandangannya ke Fairy yang sedari tadi hanya diam di sampingnya.
"B-Bell!"
"Bell? … Nama yang bagus."
Satanya mengalihkan perhatiannya ke hutan di sekitarnya.
Apakah aku masuk terlalu dalam?
Jika aku mengikuti jalan sebelumnya… aku tidak akan tersesat kan?
Aku tidak yakin kalau tuan Vainz sudah bangun…
"Errr.… Apakah rumahmu masih jauh bell?"
"M-Maaf! Hanya beberapa meter lagi!"
Kau tidak perlu setakut itu kau tau, aku hanya bertanya!
Satanya menghela nafas kecil dan perjalanan mereka terus berlanjut.
Seperti kata bell, tidak butuh waktu lama sebelum mereka sampai di sebuah desa kecil.
Sejujurnya itu desa yang sangat kecil, dengan ribuan rumah yang tidak lebih besar dari tangan satanya.
Ratusan Fairy di depannya turun ke tanah dan berjalan masuk ke dalam desa itu, mereka berjalan ke arah sebuah kerumunan Fairy dan monster yang sedang berlutut.
Di tengah-tengah kerumunan itu, ada sebuah kursi kecil dan tombak hitam raksasa yang diletakkan dibelakangnya.
"Err... Bell, bukankah tombak itu terlalu besar untuk kalian para Fairy gunakan?"
"Benar… itu terlalu besar, jauh terlalu besar.."
Bell untuk pertama kalinya menjawab pertanyaan Satanya dengan suara yang normal, hal itu membuat Satanya mengangkat alisnya.
"T-Terimakasih karena sudah melindungi perjalanan kami nona!"
Bell menundukkan kepalanya dan perlahan turun ke tanah, Fairy itu berlari secepat mungkin ke arah kerumunan dan menyerahkan buah kecil yang sedari tadi dia bawa ke depan Fairy yang duduk di kursi dengan tombak hitam di belakangnya.
Namun fairy itu justru marah-marah dan menendangnya.
"Hmmm, …dia raja atau semacamnya kurasa.."
Satanya mengalihkan perhatiannya dan berjalan menjauh.
Namun langkahnya berhenti saat beberapa monster hijau menghadangnya.
"Sang raja ingin berbicara denganmu!"
Satanya mengangkat alisnya saat mendengar ucapan makhluk di depannya.
Sang raja.. si kecil itu?
Satanya menghentikan Skeletal Warrior yang sudah bersiap maju dan memutar kepalanya untuk menatap fairy kecil yang sekarang sedang menyeringai lebar di atas kursinya.
"…. Sang raja kecil…"
Satanya menahan tawanya sekuat mungkin saat mengikuti makhluk hijau itu mendekati kerumunan.
Kerumunan itu terbelah menjadi dua, memberikan jalan Untuk Satanya dan para Skeletal.
Fairy yang duduk di atas kursi itu terlihat sangat tua, dengan rambut yang tumbuh di seluruh wajahnya dan perut yang sangat buncit.
Selain itu pakaian serba putih yang dia gunakan membuatnya seperti seorang pertapa.
Kurasa dia diangkat menjadi raja karena umurnya mungkin…?
"Hei gadis cantik, .. kau akan menjadi istriku!"
Satanya berpikir bahwa fairy itu pastilah orang yang bijak, mengingat status dan penampilannya.
Namun semua gambarannya hancur saat dia mendengar kalimat pertama yang diucapkan Fairy itu.
"Hah?"
Itu adalah satu-satunya respon yang Satanya bisa berikan pada fairy tua di depannya.
"Kau sangat cantik, aku yakin pria kuat sepertiku bisa membuatmu bahagia…!"
Satanya sangat terkejut hingga titik dimana dia bisa tertawa terbahak-bahak, namun semua itu lenyap saat dia mendengar kalimat kedua yang diucapkan Fairy tua didepannya.
Jadi... dia hanya melihat tubuhku?
"…. Ha-ha-ha-ha.. semua orang itu sama saja, aku yakin hanya tuan Vainz yang berbeda."
"Sialan! Berani-beraninya kau tertawa di depan raja kami!
"Kau sudah bosan hidup?!"
Dua Fairy muda di samping Fairy tua berteriak dan menatap Satanya dengan aura permusuhan.
Mereka sangat lucu... Aku ingin mendengar mulut-mulut kecil itu menangis..
Satanya mengalihkan perhatiannya dari dua fairy itu fan menatap Fairy yang duduk di kursi dengan dingin.
"Apakah kau gila? Lihatlah wajahmu.. kau sangat jelek dan menjijikan."
Satanya mengatakan kalimat itu dengan nada datar, tanpa ada perubahan sedikitpun di wajahnya.
Karena perbedaan tinggi mereka, Satanya dengan mudah menatap rendah Fairy tua itu.
"Berani-beraninya kau!!! Beliau adalah sang pahlawan! Beliau adalah raja yang berhasil membunuh penjahat yang menguasai lantai ini sebelumnya, Aegia yang kejam!!"
"Oh."
Satanya memberikan respon datar pada suara nyaring yang dikeluarkan Fairy kecil di sampingnya.
"Dasar Baj-"
"Cukup!"
Fairy tua memotong ucapan fairy di belakang Satanya, fairy itu menundukkan kepalanya dan kembali ke posisinya.
Fairy tua mengalihkan pandangannya dan menatap Satanya.
"Gadis cantik, aku akan memberimu kesempatan terakhir. Menikahlah denganku atau mati."
Suara itu berat dan dingin, seperti yang diharapkan dari seseorang yang sudah tua.
Namun Satanya tidak memberikan respon apapun dan hanya menyunggingkan bibirnya.
"Begitu, jadi begitu…"
Fairy tua bersandar di kursinya dan memegang kepalanya.
"Kalau begitu aku akan menikmati tubuhmu itu setelah kau mati, bunuh dia!"
Seluruh fairy dan monster yang hadir di tempat itu bangkit dari posisi berlutut mereka dan bergerak ke arah Satanya.
Dua Fairy di samping Fairy tua menarik belati dari pinggul mereka dan melompat ke arah Satanya.
Skeletal Warrior maju untuk melindungi Satanya.
Pertarungan…?
Bukan, ini hanya pembantaian.
Satanya yang tidak bergerak sedikit dari tempatnya berdiri membuat tawa kecil.
Hmmm, dia tidak ikut menyerang?
Satanya melirik bell yang masih terus berlutut.
Baguslah, setidaknya dia tidak akan mati.
Para Skeletal Warrior mengangkat pedang mereka sementara para Skeletal mage mulai merapal mantra mereka, pembantaian akan segera dimulai.
Seharusnya begitu.
Namun.
Satu dari dua fairy di samping fairy tua itu melakukan sebuah kesalahan.
Fairy itu melompat ke arah gadis di depannya, dia menggunakan belati di tangannya dan menebas kepala Skeletal Warrior di depan Satanya, berikutnya dia menggunakan kepala tulang itu sebagai pijakan dan melompat ke kepala satanya.
Itu adalah sebuah kesalahan fatal yang seharusnya tidak dia lakukan.
Skeletal Warrior yang tidak pernah terluka sejak menginjakkan kaki tulang mereka di lantai itu sekarang terluka.
Hanya luka kecil, sebenarnya luka yang sangat kecil.
Sebuah goresan super kecil pada tengkorak Skeletal Warrior.
Goresan itu dihitung sebagai luka, dan luka pada Skeletal akan segera pulih dengan mengonsumsi MP sang Necromancer.
Hanya sedikit MP, mungkin kurang dari 2 MP.
Namun hal itu cukup untuk membangunkan sang Necromancer yang sedang tertidur pulas.
"… [Shadow Exchange].."
Pada saat itu jantung Satanya berdetak kencang.
Itu adalah reaksi sederhana yang muncul karena rasa takut.
Tapi bukan hanya gadis itu yang mengalaminya, seluruh makhluk yang hadir di tempat itu termasuk para Skeletal.
Mereka merasakan ketakutan yang tiba-tiba menyebar dari tulang sumsum mereka, membuat seluruh pergerakan mereka berhenti.
Kata 'Lari' adalah satu-satunya hal yang terus terulang di kepala mereka, mereka ingin berlari sejauh dan secepat mungkin, namun ketakutan yang sangat itu telah membekukan sendi-sendi mereka.
Walaupun begitu, tidak ada seorangpun yang punya keberanian untuk mencari tahu sumber ketakutan yang tiba-tiba menyerang mereka.
Karena telinga mereka tiba-tiba menangkap sebuah suara, suara dingin dan berat yang seolah menggema dari dasar lembah terdalam.
".. Jadi.. Siapa yang sudah berani mengganggu waktu tidur cantikku?"
Dalam sekejap, lebih cepat dari kedipan mata.
Skeletal Warrior di depan Satanya berubah menjadi seorang Elves dengan mata yang merah dan wajah pucat.
Kejadian itu terlalu aneh dan tiba-tiba.
Tidak ada satu orangpun di tempat itu termasuk Satanya yang bisa memahami apa yang baru saja terjadi.
Namun Elves itu tidak ingin dan tidak berniat untuk memberikan mereka waktu agar bisa memahami kejadian itu.
Vainz melihat sekelilingnya dan berhenti pada makhluk kecil yang menghunuskan belatinya di atas kepala Satanya.
.…Apakah benda kecil itu yang mengganggu gadis kecilku?
Vainz meraih Fairy yang menempel di kepala Satanya dan mengamatinya.
Ini Fairy kan?
Makhluk kecil itu meronta dan mulai mengigit tangannya.
"Hmmm.… "
Vainz hanya menggunakan sedikit kekuatan, namun Fairy itu hancur di telapak tangannya seperti telur yang pecah.
…. Sangat lemah.
Membantai mereka tidak akan butuh waktu lama, tapi aku tidak ingin membuang-buang waktu… aku masih sangat mengantuk!
Ahh... aku belum mencoba fire Magic level 10 kan?
Sepertinya mereka akan menjadi percobaan yang baaaaaagusssss~
Vainz membuat seringai kecil.
Dia mengibaskan tangannya untuk membuang mayat Fairy itu dan secara bersamaan memulai perapalan mantra.
Sebuah lingkaran magic berbentuk kubah dengan ukuran sekitar 5 meter mulai terbentuk dan mengelilingi tubuh Vainz.
Ohhh..!
..Aku dapat title yang mengerikan lagi!