Chereads / Monárch / Chapter 53 - Chapter 52 - Glint of a new chapter

Chapter 53 - Chapter 52 - Glint of a new chapter

Satanya menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur bunga didepannya dan berguling-guling ke kiri dan kanan selama beberapa menit.

"Haaa.… "

Dia menatap kristal hijau diatasnya.

Indah.. selain itu tempat tidur ini sangat nyaman dan harum..

Satanya merendam kepalanya di bunga itu dan menghirup nafas dalam-dalam.

Tuan Vainz mungkin mengangkapku aneh sekarang… tapi itu benar kan?

Orang itu selalu bilang aku akan berubah menjadi succubus saat aku melakukan hubungan itu.

Satanya mengangkat kepalanya dan menatap gumpalan kain di samping tempat tidur, itu adalah pakaian yang dia pakai sebelumnya.

Satu-satunya alasan kenapa Satanya memakai baju Vainz daripada pakaiannya sendiri adalah karena pakaiannya sendiri sudah benar-benar kotor.

Vainz sudah memberikan baju miliknya untuk Satanya sebagai alat untuk membersihkan diri.

Dia tidak bisa mengembalikan baju yang sudah dia gunakan itu pada orang yang sangat dia hormati.

Kalau itu tuan Vainz… dia mungkin akan memakai baju ini tanpa memikirkan keringat dan kororan dari tubuhku…. Tapi aku tidak bisa membiarkan hal itu!

Satanya menarik baju setengah basah yang dia pakai dan menempelkannya di hidungnya.

Aroma Tuan Vainz… hehehe~

Itu adalah bau yang cukup menjijikan, campuran tanah, darah dan keringat yang menjadi satu di atas kain separuh basah.

Namun Satanya tidak merasa terganggu dengan bau itu, sebaliknya dia justru merasakan dada dan wajahnya yang mulai memanas.

"Tuan Vainz~"

Satanya bangkit dan mengintip keluar dari sela kecil di pintu masuk bangunan itu.

Namun satu-satunya yang bisa dia lihat hanyalah gua yang gelap, sisa-sisa api unggun kecil, pohon buah kecil yang dia makan sebelumnya dan beberapa Skeletal yang berada di sekitar bangunan itu.

Saatnya berbalik dan melemparkan tubuhnya ke atas bunga besar di depannya, dia mengingat kejadian di dekat api unggun beberapa menit lalu.

'Aku ingin melakukan sesuatu, Satanya masuk dan tidurlah di bangunan itu.'

Itu adalah kalimat terakhir yang dikatakan Vainz hari ini, namun Satanya tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh pria itu.

Dia sudah berusaha membujuk dan meyakinkan Vainz agar mengijinkannya ikut namun tidak peduli apapun yang Satanya katakan, Vainz hanya diam dan fokus pada makanannya.

Setelah hampir satu jam berbicara tanpa mendapatkan respon apapun dari Vainz, Satanya berpikir bahwa keputusannya adalah final.

Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan tuan Vainz… apakah dia akan berkencan dengan Lamia di gua ini?

Pemikiran itu membawa gambaran Lamia yang dia penggal di depan Vainz sebelumnya.

Memiliki Tuan Vainz…. Karena kata-kata itu aku terbawa emosi dan ikut bertarung.

Syukurlah tuan Vainz tidak marah karena itu.

Satanya menghela nafas lega, namun sebuah pertanyaan yang tiba-tiba terlintas di benaknya membuatnya lebih khawatir.

"Jika tuan Vainz ingin aku menjadi succubus, dan dia membantuku… bisakah aku menolak?"

Satanya memutar tubuhnya dan menatap kristal hijau diatasnya sekali lagi.

Bisakah aku menolak?

Aku masih takut, aku takut kalau setelah melakukan hal itu tuan Vainz akan membuangku.. jika itu terjadi, apa yang bisa kulakukan?

Lalu, apakah aku akan menolak?

Satanya menutup matanya, membiarkan rasa lelahnya mengambil alih.

….Hari ini...

Aku mendapatkan nama, membunuh... menemukan tujuan dan banyak hal yang terjadi, apa yang mungkin terjadi besok?

Aku sangat menantikannya.

...… Apa yang sedang tuan Vainz lakukan ya...

_____

Sebuah tombak diayunkan ke arahnya.

Vainz membentuk tanda X dengan dua pedang batu di tangannya untuk bertahan.

Namun kekuatan makhluk yang mengayunkan tombak itu terlalu besar, Vainz yang bertahan dengan seluruh kekuatannya terlempar ke belakang dan menabrak sebuah batu besar.

Bersamaan dengan suara daging yang dipukul itu terdengar, Vainz memuntahkan darah segar dari mulutnya.

Vainz menyeringai lebar saat suara-suara itu terus menerus menghujani kepalanya.

"Whoo!"

Vainz melepaskan dua pedang batu yang hancur ditangannya dan merapal earth magic untuk menghasilkan dua pedang batu yang sama seperti sebelumnya di masing-masing tangannya.

Dia menghunuskan pedang di tangan kirinya pada musuh yang baru saja menyerangnya dan membuka mulutnya.

"Kau kuat! Kau sangat kuat sialan!!"

Sosok itu menatap Vainz dengan dingin.

"Makhluk lemah tidak punya hak untuk berbicara."

Itu adalah suara dingin dan berat.

Sebuah nada suara yang tidak seharusnya dimiliki oleh lamia.