Chereads / Monárch / Chapter 43 - Chapter 42 - Birds leaving their nests

Chapter 43 - Chapter 42 - Birds leaving their nests

Satania menatap Vainz yang terus mondar-mandir dengan perasaan yang baik.

Jadi.. akhirnya hari ini datang juga?

…. hehehe... Tuan ini menganggapku sebagai seorang wanita!!!

Dia mengingat kembali peristiwa beberapa saat lalu dan wajahnya memanas.

…. walaupun agak memalukan!!

Aku penasaran apa yang tuan ini pikirkan tentangku ya.… Aku yakin dia tadi mengatakan 'Akant'

Aku yakin dia pernah menggunakan kata itu saat…. makan daging beruang itu kan?

Hmm …Apakah dia kelaparan? Aku ingat ada daging di dalam tas itu.… Apakah tuan ini sudah memakannya?

Satania berpikir untuk bangkit dan memeriksa tas di depannya, namun dia menahan dirinya saat melihat Vainz yang tiba-tiba berhenti dan terlihat seolah sedang melakukan sesuatu dengan udara kosong di depannya.

Jika skill ini ternyata sampah, maka aku bersumpah akan membunuh gadis ini dan melemparkannya pada monster apapun di lantai ini.

"Yes.."

<[language comprehension LV 1] acquired. Remaining skill points: 450.>

Vainz menutup daftar shop dan mendekati Satania.

Dia berjongkok di depan satania yang terlihat gugup dan meletakkan jari telunjuknya di dadanya sebelum membuka mulutnya dengan ekspresi datar.

"Namaku, Vainz Michaelist."

Satania tidak mengatakan apapun, dia bahkan tidak membuka mulutnya.

Sebaliknya satania hanya tersenyum lebar, dia sangat terkejut dengan fakta bahwa Vainz bisa berbicara dengan bahasanya, namun yang paling membuatnya bahagia adalah fakta bahwa dia sekarang tahu siapa nama penyelamatnya.

Vainz Michaelist!!

Tuan Vainz!!!

Kedua matanya terbuka lebar dan dia menatap Vainz dengan penuh rasa kagum.

"Wow **** **** ********* ****** kami?!"

….. kurasa itu wajar untuk skill LV 1.

Hmm... Dia bertanya apakah aku mengerti bahasa mereka kan?

Vainz menganguk dua kali untuk menjawab pertanyaan satania.

Ekspresi wajah satania menjadi semakin cerah saat melihat anggukkan Vainz.

Baiklah… sekarang siapa gadis ini-

"Terima **** ****** menyelamatkan ****!"

Satania mengatakan kalimat itu dengan suara yang sangat keras sebelum akhirnya bersujud di depan Vainz.

-Errr... Dia berterimakasih kan?

Selain itu menyelamatkan.. hm, kurasa dia berterimakasih untuk yang waktu itu.

Ho-oh!

Jika aku terus berbicara dengan gadis ini, maka skill ini akan cepat naik level!

"Sama-sama.."

Vainz mengatakan hal itu sambil mengangkat kepala satania.

"********, Siapa ****?"

Satania terlihat kebingungan dan menggaruk kepalanya saat mendengar pertanyaan Vainz.

Errr... Kurasa-

"-Siapa namamu?"

Satania terlihat semakin kebingungan dengan pertanyaan itu, Vainz berpikir bahwa pemilihan katanya salah dan bermaksud untuk mengulanginya.

Namun satania sudah terlebih dahulu merebut kesempatan itu dan membuka mulutnya.

"…..Tidak ***** Nama.."

Satania mengatakan kalimat itu dengan suara yang lirih dan kepala yang tertunduk.

Aha...Kurasa benar-benar Nameless.. selain itu dia terlihat agak muram dengan pertanyaan itu.. apakah dia memiliki kenangan yang buruk tentang nama... Mungkin orang tuanya?

….. terserahlah.. aku tidak ingin ikut campur.

Yang terpenting aku sudah cukup yakin bahwa gadis ini adalah Satania.

Vainz mengelus kepala gadis di depannya beberapa kali sebelum akhirnya memutar kepalanya dan berjalan ke belakang.

Vainz melihat pemandangan di bawahnya.

Sebuah kota yang terlihat indah, kini hanya tersisa abu dan arang.

Warna hitam dan abu-abu mendominasi tempat itu, asap mengepul dari beberapa bangunan yang sudah tidak terbakar.

Hmmm...

Vainz bisa melihat beberapa mayat yang terbakar.

Kelihatannya mereka tidak menemukan apapun..

Dia menatap para Skeletal Warrior yang berpencar di kota itu.

Melihat pemandangan itu untuk yang pertama kalinya, Vainz tidak merasakan apapun.

Tidak ada kesedihan, simpati, maupun rasa berdosa.

Mungkin ini efek title itu?

Namun semakin lama dia menatap sisa-sisa tragedi itu, beberapa pertanyaan muncul di kepalanya.

Siapa aku sebenarnya?

Aku merasa ini bukan karena title.. aku bukan assassin atau semacamnya kan?

Kenapa aku bisa membuat keputusan seperti ini! Membantai ratusan makhluk hidup...

Membakar mereka saat sedang tidur… aku yakin ini bukan karena title, kenapa aku merasa sangat akrab dengan perasaan ini? …seolah aku sering melakukan hal ini...

Apakah aku benar-benar seorang CEO?

....Aku hanya bisa menunggu skill peserta itu naik level huh..

Vainz mengalihkan pandangannya ke satania yang kelihatannya sedang mengamati tubuh barunya.

Tidak peduli darimanapun aku melihat gadis ini... Dia terlihat sangat cantik.

Satania... Bisakah aku terus memanggilnya dengan nama ini? …dia bisa ku namai kan?

"Eh?"

Dia membuat suara yang sangat kecil hingga hanya dia yang bisa mendengarnya.

…. seriously?

Tunggu-tunggu… aku tidak yakin!

Vainz mengulangi kalimat yang sama di dalam hatinya.

Ha.. haaaaa.….

Jadi aku bisa memberikan nama hmm.…

….. wait-wait-wait… aku ingat sesuatu tentang nama dari game? Novel?.. sesuatu tentang.. ikatan?

Lebih baik jika langsung di cek…. Appraisal.

….. Ho-oh!!

Jadi benar-benar memperkuat ikatan-

Wajah Vainz memanas, jantungnya berdetak kencang, dia merasa sangat senang dan bahagia untuk beberapa alasan.

-Pernikahan?!

…B-Bukannya aku benar-benar ingin menikahi gadis ini, di masa depan nanti.. jika dia jatuh cinta pada laki-laki lain.. aku akan merelakannya.. benar kan?

Vainz mengajukan pertanyaan itu pada seseorang yang tiba-tiba melintas di kepalanya.

Selain itu, ini adalah bagian yang paling menarik.

And even open a rare evolutions tree.

Jika devil ini benar-benar berevolusi menjadi sesuatu yang hebat, maka aku bisa mendapatkan perisai daging yang kuat.

…Hm~ Hm~

"Yes."

Vainz berjalan ke arah Satania.

Hmm.. dia cukup tinggi sekarang.. mungkin 150cm?

Dia mengamati gadis itu.

Satania? …kurasa tidak.. atau iya?

Sesuatu yang berhubungan dengan demon.. queen of demon.. siapa namanya… sesuatu.. Lily?

"….Satanya Lilith."

Satania mengamati tubuhnya.

Itu sangat berbeda dengan tubuh yang dia miliki sebelumnya.

Pertama, dua bola daging yang menempel di dadanya.

Mereka sangat lembut dan aneh… aku ingat ibu-Orang itu! Juga memiliki yang serupa.

Lalu.. pinggulku juga agak lebar sekarang dan..

Satania membuka celananya.

.. sekarang ada rambut disana huh... Lalu, dua tanduk kecil, mungkin akan membesar nanti.

Dan yang terakhir sayapku terlihat lebih besar Sekarang..

Dia senang, sejujurnya dia sangat bahagia dengan hal ini.

Setelah ini tuan Vainz pasti akan melihatku sebagai wanita kan?

Namun disaat yang bersamaan dia juga tidak menyukai tubuh itu.

….tubuh ini mengingatkanku pada orang itu..

Saat ekspresinya menjadi semakin gelap, satania merasakan sentuhan lembut di kepalanya.

Itu sentuhan yang sangat hangat, dia merasa sangat tenang dan aman di bawah tangan yang besar itu..

Satania perlahan mengangkat kepalanya dan menatap pemilik tangan itu.

Dia melihat Vainz yang menatapnya dengan senyuman lembut.

A-Aku harus mengatakan sesuatu!

Satania membuka mulutnya dan bersiap untuk berbicara, namun kesempatannya direbut oleh suara yang tiba-tiba berdengung di dalam kepalanya.

"Eh?"

Tidak mempercayai apa yang baru saja dia dengar, Satanya memeras kata-kata dari otaknya dan bertanya pada Vainz.

"N-Nama, **** Vainz ********** Nama?!"

Aku tidak yakin apa yang dia katakan… tapi dia bertanya kan? …. Nama Vainz nama... mmm..

Vainz merendahkan tubuhnya dan menganguk.

Merespon hal itu, Satanya melompat ke pelukan Vainz dan mulai terisak.

Eh?

Apakah dia tidak suka dengan nama itu?

Atau dia tidak ingin di namai?

Jika itu masalahnya..

"Terima***** Terima***** Terima***** Terima***** Terima***** Terima***** -"

"-Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih.…"

Fuu...

Kurasa bukan itu masalahnya hmm, tapi kenapa gadis ini sangat emosional?

Itu hanya sebuah nama... Bukan sesuatu yang benar-benar sepesial….

Mungkin itu memiliki arti yang lain bagi mereka?

... Simpan itu untuk lain kali.

Lagipula aku sangat lapar sekarang.

Vainz mengangkat Satanya yang masih terisak dan menggendongnya.

"Cup-cup... Sekarang.. saatnya kita mencari makanan-"

"-Aku ***** anak kecil!"

Satanya memotong kalimatnya dengan suara yang masih bergetar, namun ada rasa tidak senang yang jelas dalam suara itu.

Dia benar-benar bukan anak-anak…

"Err... ****** Kau benar.."

Vainz menurunkan satanya dengan ekspresi kaku.

Setelah dia memberikan perintah mental pada undead di kota itu, Vainz memimpin satanya, 6 Skeletal mage dan 2 skeletal Warrior di belakangnya turun dari bukit itu.

Tas kosong itu tidak berguna lagi kurasa..

Vainz melirik tas dibelakangnya dan beralih pada Satanya.

Fakta bahwa burung kecil ini mencoba terbang dari sangkarnya… yah dia benar juga, dia bukan anak-anak.

Dia juga bukan hewan peliharaan lagi kurasa.

Vainz menghela nafas berat saat memikirkan hal itu.