Chereads / Monárch / Chapter 48 - Chapter 47 - Call the Demon

Chapter 48 - Chapter 47 - Call the Demon

Vainz melihat pemandangan di depannya dengan ekspresi datar.

37 Lamia dengan kelas rata-rata assassin sekarang tersungkur di atas tanah yang basah.

Tubuh panjang mereka di kelilingi aliran aliran petir sisa lightning sphere sebelumnya.

Vainz mendekati satu Lamia yang terlihat cukup baik dan menginjak kepalanya, wajah cantik gadis itu tampak menyedihkan saat terkena lumpur.

Sebenarnya dia ingin menyentuh bagian tertentu dari Lamia dibawahnya, namun karena Satanya sedang menatapnya Vainz memutuskan untuk membuang ide itu.

"Cara ****** Tertawa barusan ********* *****-***** *****."

Lamia itu terlihat ingin mengatakan sesuatu, jadi Vainz mengurangi kekuatan di kakinya.

"Sialan!! Kau akan mati-mfhh!"

Vainz menambah kekuatan di kakinya, menenggelamkan kepala Lamia itu lebih dalam ke lumpur.

Vainz mengalihkan pandangannya ke tulang-tulang yang berserakan di tempat itu.

Sebuah tengkorak menggelinding ke arah tumpukan tulang rusuk, tumpukan tulang itu mulai meregenerasi bagian-bagian yang patah dan secara perlahan bentuk humanoid mulai terbentuk.

Ini akan memakan waktu hmm..

Waktu yang dibutuhkan bagi para skeletal untuk memulihkan diri sebenarnya tidak benar-benar lama, namun karena MP Vainz yang saat ini hampir habis setelah merapal dua mantra sebelumnya, membuat proses itu berjalan lebih lambat.

Sebelas Skeletal Warrior dan enam Skeletal mage.

Bahkan Depth of occultism agak kesulitan untuk mengikuti penggunaan MP nya saat ini.

Selain itu, tulang-tulang yang hancur setelah diinjak-injak oleh Lamia sekarang ini berceceran di segala tempat karena terseret infinite vortex.

Tulang terperangkap di celah batu, tulang punggung menempel di dinding gua, tengkorak yang menggantung di atap gua, semua hal itu membuat proses regenerasi mereka menjadi lebih lama dan mengonsumsi lebih banyak MP.

Ada beberapa Lamia yang masih hidup, jika aku menunggu para Skeletal ini memulihkan diri maka besar kemungkinan lamia-lamia ini akan mati dengan sendirinya, itu sama saja membuang exp.

Vainz memalingkan wajahnya ke Satanya.

"Ada ******** yang tersisa,-"

"-Bunuh."

Satanya tersentak saat dia akhirnya bisa mendengar kata itu, namun dia segera mendapatkan ketenangannya kembali dan dengan ekspresi datar, dia berjalan mendekati Vainz.

Ini kesempatan yang bagus untuk melihat kemampuan pedang itu~

Vainz sudah naik dua level di gua itu, dan meraup semua exp untuk dirinya sendiri akan terlalu tidak efisien mengingat dia berjalan bersama banyak orang.

Dan perisai hidupnya yang baru, saat ini masih lemah, akan lebih baik untuk memperkuat yang satu ini, mengingat Satanya adalah makhluk hidup, kemampuannya akan berkembang jauh lebih pesat dari Skeletal.

Vainz mengangkat kakinya dari kepala Lamia di bawahnya saat Satanya sudah berada di dekatnya, berikutnya dia memberi instruksi kecil agar gadis itu untuk menggunakan pedang Kobold King.

Satanya mengangkat pedang itu keatas, Karena ukuran pedang itu yang hampir sebesar tubuhnya sendiri, dia tampak sedikit kesulitan.

Namun terimakasih pada efek pedang itu juga, Satanya mendapatkan tambahan Physical stat yang cukup untuk bisa mengayunkan pedang itu.

Berbeda dengan sebelumnya, tidak ada keraguan maupun rasa takut di dalam mata Satanya saat dia menebas leher Lamia dibawahnya.

Sebaliknya, mata gadis kecil itu justru terlihat dingin dan agak menakutkan.

Satanya menatap leher tanpa kepala di bawahnya selama beberapa saat sebelum mengangkat kepalanya dan menatap Vainz.

Momen saat ekspresi datar dan mata sedingin es itu tiba-tiba berubah menjadi wajah polos anak-anak membuat Vainz terkejut.

Namun Vainz masih mempertahankan sikap keren yang sedang dia coba bangun.

Aku rasa gadis ini benar-benar meniru kepribadianku hmm, atau bahkan lebih buruk?

Vainz menghapus pemikiran itu saat matanya bertemu dengan tatapan Satanya.

Gadis itu menatap Vainz dengan ekspresi yang cerah, matanya berbinar-binar seperti anak yang menunggu pujian dari orangtuanya setelah berhasil mendapatkan nilai yang bagus di sekolah.

Vainz menepuk kepala Satanya beberapa kali dan gadis itu mulai membuat senyum polos yang lebar.

…. Serius.

Aku merasa sedikit takut dengan gadis ini!

"Baiklah, bersihkan sisanya. Aku akan pergi ********."

Vainz mengangkat tangannya dari kepala Satanya dan berjalan menjauh.

Warna cerah lenyap dari wajah Satanya saat dia melihat Vainz yang tiba-tiba menghilang dari pandangannya.

Dia berbalik dan menyeret pedang di tangannya ke arah beberapa Lamia yang masih bernafas.

Satanya melirik para Skeletal yang beregenerasi.

Jika saat ini aku adalah Satanya beberapa jam yang lalu, mungkin aku akan merengek dan ikut bersama tuan Vainz.

Namun Satanya tahu, dia yakin, dia percaya bahwa Vainz tidak akan membuangnya.

Aku sudah menunjukkan sesuatu itu!

Satanya membuat seringai dari telinga ke telinga saat dia mengingat bagaimana Vainz menepuk kepalanya beberapa saat lalu.

Di sisi lain, Lamia yang menyadari seperti apa sifat gadis kecil yang sedang berjalan mendekati mereka setelah melihat seringai lebar itu dari sudut matanya mulai menjerit ketakutan.

-Lindungi Satanya.

Setelah mengucapkan dua kata itu, Vainz memutus koneksi mentalnya dengan Skeletal Warrior.

Aku cukup yakin tidak ada Lamia lagi di sekitar tempat itu, jadi Satanya harusnya baik-baik saja.

Aku yakin itu!

Vainz terus meyakinkan dirinya sambil terus berjalan.

Setelah 10 menit berjalan, melewati beberapa lorong dan belokan, Vainz akhirnya sampai di depan sebuah lubang yang cukup besar di dinding gua.

Semacam pintu?

Pertanyaan itu terlintas di benaknya saat Vainz melihat kain merah yang menutupi lubang di depannya.

Vainz menundukkan kepalanya dan melihat tempat apapun itu dari celah kecil di bawah kain.

Saat akhirnya dia bisa melihat apa yang ada di balik tirai itu, Vainz tidak bisa menahan dirinya agar tidak tersentak.

Ada ratusan, mungkin ribuan, gadis dengan tubuh separuh ular yang hidup di balik tirai itu.

…..Ha.…

Terlepas dari pemandangan yang cukup mengerikan itu, Vainz bisa merasakan bagian tertentu di tubuhnya mulai mengeras.

… Maksudku,. ..ini wajar kan? Lagipula aku laki-laki yang sehat dan bugar!

Mengalami hal ini saat melihat ribuan gadis cantik dengan pakaian yang hampir telanjang itu wajar kan?!

Ya!

Itu wajar!

Vainz menghapus pemikiran itu dan beralih ke masalah utamanya.

1,2,3,4…..19….89....234…..

Saat angka-angka itu terus bertambah, Vainz bisa merasakan bagian tertentu miliknya mulai tenang.

Ada 5.107 Lamia dengan kelas rata-rata assassin dan magician.

Vainz bersandar di dinding gua dan mentertawakan dirinya sendiri.

Bagaimana cara melewati mereka?

Dengan jumlah sebanyak itu, bahkan Vainz tidak akan bertahan selama dua menit mengingat skill mereka yang berhubungan dengan racun.

Skeletal?

Itu lebih tidak mungkin, Vainz sudah melihat hal itu dari peristiwa sebelumnya.

Tubuh ular para Lamia itu kuat, mereka menyerang tanpa memberikan kesempatan para skeletal untuk melawan balik.

Dengan sangat mudah, mereka bisa menghancurkan tubuh tulang para Skeletal dengan sekali ayunan ekor.

Dan bahkan skill Depth of occultism tidak akan bisa bertahan jika hal itu terjadi.

Vainz mengalihkan perhatiannya dan menatap pintu besi yang ada di ujung gua itu, di sekelilingnya ada beberapa Lamia dengan tombak dan pedang.

Itu adalah parallel gate.

Vainz merasa begitu, namun di saat yang bersamaan dia ragu karena tidak ada di Gatekeeper di antara para Lamia itu.

Kemungkinan besar pintu itu adalah ruangan si Gatekeeper, itu berarti Vainz harus melewati lamia-lamia ini.

Tapi Itu Mustahil!

Sebenarnya itu mungkin, dengan 3 skill favoritnya yang sudah hampir maksimal, Vainz bisa berjalan dengan membusungkan dada di antara Lamia itu dan dia akan baik-baik saja.

Namun bagaimana dengan Satanya dan para skeletal? Vainz tidak bisa meninggalkan mereka.

Satu-satunya pilihannya adalah merapal mantra water dan lightning seperti tadi.

Namun karena jumlah Lamia dan ukuran tempat itu yang sangat besar, Vainz harus menggunakan skill Widen magic yang akan menambah biaya untuk merapal mantra itu sendiri.

Jika MP nya dikonsumsi dalam jumlah yang banyak karena penggunaan Widen magic, dia harus menunggu beberapa menit sebelum bisa merapal Lightning sphere, dan ada kemungkinan besar bahwa mantra infinite vortex akan selesai saat dia menunggu MP nya pulih.

Selain itu ada kemungkinan bahwa para Lamia mungkin lepas diri dari infinite vortex sebelum Vainz bisa merapal Lightning sphere.

Aku juga tidak bisa menggunakan mantra api mengingat hampir semua Lamia itu memiliki fire resistance dan heat Resistance, efek mantra yang kugunakan tidak akan terlalu besar.

Hrmmrhhh.…

….. Jalan buntu…?

Satu-satunya pilihan yang tersedia hanyalah mantra level 10, Call the Lightning Lord atau Ultimate Tsunami.

Namun MP ku tidak cukup untuk merapal mantra level 10.

Butuh lebih dari 2000mp untuk merapal salah satu mantra itu, dan walaupun aku sudah sangat terbantu sejak adanya Magic Stream, jumlah MP ku sekarang hanya 1334..

Hmm?

Vainz mengabaikan masalah itu dan menggunakan appraisal pada skill yang baru dia dapatkan.

Ohh..

Vainz tidak menunjukkan ekspresi apapun setelah melihat deskripsi skill itu, dia mengalihkan perhatiannya dan segera kembali ke masalah utamanya.

Fire, …water... Lightning…

Earth magic juga tidak akan berguna, wind magic juga sama saja..... bahkan jika aku mengorbankan skill point dan membeli magic skill tingkat lanjut seperti thunder atau bolt, aku tidak akan bisa merapal mantra itu mengingat MP ku yang masih rendah…. hrmmrhhh…

Saat kepalanya terasa semakin panas, Vainz membuka Status nya.

Mungkin aku bisa menemukan sesuatu.., Shadow magic…

….Hmmmm?

Vainz tidak bisa menggunakan mantra itu untuk mengatasi masalahnya saat ini, namun ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

Shadow Storage?

...EHHHHHH?!

Bukankah ini mantra yang sangat-sangat berguna!?

Kenapa aku tidak menyadarinya dari dulu? Selain itu tidak ada batasan barang yang bisa disimpan, Bukankah itu berarti unlimited?! Aku bisa menyimpan apapun dalam bayangan??!

….. ha-ha-ha!!

Vainz menyeringai pada dirinya sendiri.

Bodoh! Bodoh! Bodoh!

Jika aku mengecek mantra ini lebih awal, maka aku tidak perlu membuang senjata-senjata milik para Gatekeeper itu... Selain itu menggendong tas sebesar itu... Hahaha!!

Tunggu-tunggu… ini bukan saatnya untuk mentertawakan diri sendiri, kita simpan masalah ini untuk nanti dan..

Lalu black magic.. tidak … hmm, sepertinya ini berguna?

Black Magic LV 8

Ho-oh!

Ini mungkin akan berguna!

Tapi, pengorbanan… hmm, aku bisa mengorbankan para Lamia ini kan? Tidak ada aturan yang menyebutkan kalau aku harus mengorbankan keluargaku atau semacamnya, jadi seharusnya itu mungkin… lalu setelahnya aku bisa memerintahkan para demon untuk kembali…. eeee...

Demon, tingkat yang lebih tinggi dari devil... Apakah mereka mau diperintah?

Vainz mengingat kembali hari-harinya sebagai gamer.

Sebuah game MMORPG, Eternal.

Salah satu skill yang karakter Vainz miliki di dalam game itu adalah skill untuk memanggil 100 demon.

Saat mendapatkan skill itu, Vainz sangat senang dan dia segera memamerkannya pada semua teman onlinenya, walaupun begitu tanggapan teman online nya cukup aneh.