Lt.19
Hmm, sebuah gua huh?
Aku berharap penghuninya tidak terlalu merepotkan.
Kalimat itu terlintas di kepala Vainz saat dia menginjakkan kakinya di lantai 19.
Dia memimpin Skeletal Soldier tanpa menyembunyikan dirinya menggunakan skill apapun.
Walaupun Vainz menyebut gua itu sama seperti yang lainnya, namun ada perbedaan yang cukup signifikan dari gua lain yang pernah dia lewati sebelumnya.
Pertama, gua itu terlalu gelap.
Tidak ada crystal yang bersinar di dinding-dinding gua yang membuat tempat itu benar-benar gelap.
Gua itu juga basah, Vainz tidak tahu apa alasannya namun gua yang gelap itu terasa sangat basah dan lembab.
Namun anehnya tidak terasa dingin, sebaliknya Vainz merasa cukup hangat di dalam gua itu.
Yahh.. makhluk apapun itu, aku cukup yakin bisa menghadapi mereka.
Lagipula mereka juga sudah cukup kuat sekarang.
Vainz memutar kepalanya dan melihat para Skeletal.
Kemampuan ras, night vision.
Itu bahkan tidak masuk daftar skill passive mereka, hmm... Apakah mëldir juga memiliki sesuatu? Aku tidak mengetahui hal itu ehh...
Vainz mengalihkan pandangannya pada Satanya yang menggandeng tangannya.
Dia terlihat terlalu waspada eh.., ya itu wajar mengingat skill night vision yang baru saja dia dapatkan belum naik level setinggi itu.
….Jika saja tidak ada Class Restrictions yang menyebalkan ini.. aku yang akan memakai senjata itu.
Vainz menggerutu dalam hati saat dia melihat pedang mengkilap yang berada di punggung Satanya.
<[Kobold King Sword]
Rarity: Rare
Effect: Physical Atk +78
Agility +10
All Stat +4
Description: A weapon that once wield by great Warrior Barlia. When equipped will boost user Physical stat.>
Untuk item rare, efeknya tidak buruk.. setidaknya jika dibandingkan dengan staff devil itu.
Selain itu.., bukankah ukurannya terlalu besar untuk sejenis sword? Seharusnya benda ini disebut great sword dan bukannya hanya sword.
…. mungkin hanya tubuh Satanya yang terlalu kecil.
Kurasa menjadikannya sebagai Warrior atau Knight tidak buruk-
-Vainz meraih tubuh kecil Satanya dan menggendongnya, berikutnya dia mengaktifkan 3 skill nya dan melompat kebelakang.
Vainz menutup mulut Satanya yang kelihatannya ingin mengatakan sesuatu dan memfokuskan perhatiannya ke tempatnya berdiri sebelumnya.
Itu besar, setidaknya jika dibandingkan dengan yang biasa.
Sebuah ekor, atau tubuh? Ular menggantung dari langit-langit gua.
Kelihatannya makhluk apapun ini, dia mencoba melilit ku hmm..
Appraisal.
Level : 14 HP : 238/238 Race : Lamia MP : 126/126 Class : Assassin SP : 229/229 226/229 Resistance : 121 Physical Atk : 231 Physical Def : 124 Magic Atk : 102 Magic Def : 113 Intelligence : 140 Agility : 231 Title : • Assasin • Poison User Active Skills : • Stealth LV 6 • Dagger throw LV 10 • Appraisal LV 4 • Camouflage LV 10 • Detection LV 1 Passive Skills : • Magic power Operation LV 6 • HP fast recovery LV 6 • SP super-fast recovery LV 2 • MP fast recovery LV 6 • MP minimize consumption LV 4 • SP minimize consumption LV 1 • Fire Resistance LV 7 • Heat Resistance LV 2 • Deadly poison resistance LV 5 • Cold resistance LV 2 • Fear resistance LV 4 • Night Vision LV 9 • Poison Fang LV 8 • Steel body LV 2 • poison synthesis LV 7 Magic Skills : • Shadow Magic LV 4 • Poison Magic LV 10 • Black Magic LV 2 .> Hmm, ini pertama kalinya aku bertemu monster dengan kelas Assassin. Selain itu Lamia, dan ahli dalam bidang racun hmm... Ini lawan yang akan merepotkan kurasa. Saat Vainz memikirkan hal itu, Lamia di depannya perlahan mulai menghilang dan lenyap sepenuhnya dari penghilatan Vainz. Itu bukan Stealth! Vainz sangat yakin, dia samar-samar masih bisa merasakan keberadaan Lamia itu. Ini bukan Stealth, ini sesuatu yang lain... Camouflage? …Kurasa yang itu, mungkin itu adalah skill class nya? Suara 'krakk' tiba-tiba terdengar sebelum akhirnya para skeletal soldier jatuh berserakan ketanah. Vainz menekan kemarahan dalam dadanya saat dia dengan sekuat tenaga menahan kakinya agar tidak langsung melompat ke arah para Skeletal. Tidak-tidak-tidak... Terlalu berbahaya! Aku memang mempunyai poison resistance dan healing magic , aku yakin aku bisa bertahan hidup setelah melawan Lamia ini. Namun hal itu tidak berlaku untuk Satanya, dia tidak memiliki Poison resistance, HP nya terlalu rendah, dia mungkin akan mati saat terkena sedikit racun dari Lamia itu. Dan aku juga tidak tahu racun seperti apa yang dia miliki! Racun super mematikan? Paralysis? Bleeding? Aku tidak tahu! Lamia itu menunjukkan wujudnya. Itu bukan hanya satu Lamia, ada lebih dari dua puluh Lamia dengan kelas Assasin di gua itu yang sekarang berdiri di atas para Skeletal yang hancur. Dan diantara mereka semua, ada beberapa kesamaan. Wajah yang cantik menawan, dan tubuh seorang wanita dewasa yang menggoda. Jika bukan karena ekspresi yang mereka buat Sekarang, Vainz mungkin akan melemparkan Satanya dan berlari ke arah mereka. Benar, ekspresi wajah mereka. Para Lamia itu menyeringai lebar saat mereka terus menerus menghancurkan para skeletal dengan tubuh ular mereka. "Ahahaha! Elves lemah!" "Ahahahaha! ********!" Kata-kata mereka tidak diterjemahkan, belum. Namun tawa mereka sangat jelas. Tawa penuh penghinaan mereka terus bergema di dalam gua itu. Bara api di dalam dada Vainz semakin berkobar. Dia benar-benar marah saat ini. Dia ingin segera melompat dan menghajar para Lamia itu sebrutal mungkin. Namun, otaknya tidak mengijinkan hal itu. Satanya Lilith. Dia mungkin akan kehilangan gadis itu jika dia maju. Vainz memacu otaknya sekuat mungkin. Dia harus menemukan sebuah cara. Sebuah solusi. Bagaimana? Bagaimana? Bagaimana? Bagaimana? Bagaimana? Saat puluhan bagaimana itu terus berputar di kepalanya, sesuatu terlintas di benaknya. Itu adalah sebuah kenangan kecil, dia pernah membaca komik tentang gadis monster. Di dalam komik itu ada berbagai macam jenis gadis monster, walaupun begitu karakter favoritnya adalah arachne. Salah satu karakter yang paling menonjol adalah Lamia, karakter itu selalu terlihat malas saat pagi hari karena- -Mereka tidak tahan dengan suhu yang rendah. Vainz mengabaikan pemandangan didepannya dan mulai memikirkan satu solusi. MP ku.. terus terkuras, tapi terimakasih pada Depth of occultism lagi, penggunaan dan pemulihannya sangat efisien. Api di dadanya mulai mereda. Kau tahu, .. kurasa terlalu emosional itu tidak baik. Lagipula mereka hanya tulang, separah apapun mereka dihancurkan, mereka akan pulih nantinya. Dan penghinaan mereka, .. lagipula apa artinya mayat yang berbicara. Vainz tertawa kecil dan mengusap kepala Satanya yang sedari tadi menatapnya dengan gugup. Baiklah, ayo mulai. Vainz mulai merapal mantra. Apa yang akan dia gunakan adalah water magic level 9. Karena tingkatan spell nya yang tinggi, dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk merapal nya dibandingkan dengan rain of fire mengingat perbedaan level, selain itu karena mantra ini tipe AOE, waktu yang dibutuhkan untuk merapal nya juga jauh lebih lama dari spell level 9 seperti chain Dragon Lightning. Vainz seharusnya tidak bisa menggunakan mantra ini mengingat level skill water magic yang masih rendah. Namun terimakasih pada Depth of occultism, dia bisa mengakses dan menggunakan spell tanpa bergantung pada level magic skill. Selain itu jumlah MP yang akan dikonsumsi cukup besar, namun … Terimakasih sebesar-besarnya pada Depth of occultism dan Magic Stream LV 3, vainz tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Vainz tetap menahan amarahnya saat melihat para Skeletal yang terus-menerus diinjak-injak. Tanpa dia sadari, lima menit telah berlalu. Dan waktu perapalan magic itu selesai. Vainz menonaktifkan 3 skill nya, para Lamia bergerak secepat mungkin ke arahnya-Itu sedikit terlambat. Vainz membuka mulutnya. "[Infinite Vortex]!" Lingkaran magic berwarna biru cerah berukuran sedang tiba-tiba terbentuk di antara Vainz dan para Lamia. Lingkaran magic itu sendiri terlihat cukup sederhana, namun fakta bahwa sebuah cahaya tiba-tiba muncul di dalam gua yang gelap, para Lamia tidak mempunyai pilihan lain kecuali berhenti sejenak untuk memastikan sumber cahaya itu. Simbol-simbol dalam lingkaran magic itu terus bergerak, berputar dengan kecepatan yang konstan dan dalam beberapa detik, aliran air yang besar mulai menyembur dari dalam lingkaran magic itu. Itu bukan hanya sebuah aliran, air yang menyembur itu berputar, Bergerak dalam bentuk lingkaran-seperti angin topan-dan membentuk pusaran air. Para Lamia yang melihat hal itu berubah pucat dan mulai berlarian ke segala arah. "Jadi, komik itu benar huh..." Namun pusaran air itu bukanlah orang yang baik, pusaran air itu tidak berniat untuk membiarkan musuh perapal nya untuk lepas darinya. Pusaran air itu menyedot air dari gua itu dan berubah menjadi semakin besar dan kuat, dia menarik para Lamia yang bahkan sudah bersembunyi menggunakan Stealth dan camouflage ke dalam pusaran air tak terbatas. Melihat hal itu, Vainz cukup senang. Dia tidak terlalu memperhatikan fakta bahwa beberapa bagian Skeletal Warrior ikut terseret pusaran air itu. Tapi, .. kurasa masih agak kurang hmm.. Vainz menurunkan satanya dan menunggu beberapa saat agar MP nya pulih sebelum merapal mantra lain. Setelah beberapa saat, petir putih mulai bermunculan dari seluruh tubuhnya, dan seolah hidup petir itu Bergerak ke telapak tangannya. Petir-petir itu berherak-berputar dan membentuk sebuah bola putih cerah. "Hadiah terakhir dariku.. [Lightning Sphere]" Bola petir itu bergerak dengan kecepatan sedang dan menempatkan dirinya di dasar infinite vortex.