Puluhan Ghoul berlari dengan mulut terbuka ke arah Enam undead Skeletal.
Skeletal Warrior terkuat maju untuk melindungi 4 Skeletal Mage dan 3 skeletal Warrior yang baru saja tuan mereka panggil.
Dua Ghoul melompat ke arahnya, Skeletal Warrior itu menghindar dan di saat yang bersamaan menebas kaki mereka.
Saat dua ghoul itu terjatuh di sampingnya, tiga Skeletal Warrior level satu di belakangnya mengangkat pedang mereka dan menebas leher dua Ghoul itu.
Skeletal Warrior itu bisa membunuh dua ghoul itu dengan mudah, dia bisa melakukannya hanya dengan satu tebasan pedang berkarat di tangannya.
Namun dia tidak melakukannya, dia tidak bisa.
Perintah tuan mereka jelas, buat tujuh Skeletal yang baru Vainz summon itu agar naik level, dengan kata lain menjadi lebih kuat.
Jika ada seseorang yang bertanya padanya, mana yang lebih penting antara keinginannya untuk membantai musuh tuan mereka sebanyak mungkin dan mematuhi perintah tuan mereka.
Jawabannya sudah pasti yang terakhir.
Beberapa Ghoul lainnya bergerak ke arahnya dengan kecepatan tinggi, Skeletal Warrior melompat ke arah mereka.
Dia menggenggam pedang berkarat itu sekuat mungkin sebelum akhirnya memutar tubuhnya seperti gasing.
Saat dia melakukannya, suara daging yang terpotong dan terkoyak bisa terdengar.
Skeletal Warrior itu berhenti dan menyerang ratusan Ghoul lain di depannya, meninggalkan ghoul-ghoul yang kehilangan beberapa anggota tubuh mereka di belakangnya.
Melihat kesempatan itu, tiga Skeletal Warrior maju dan dengan pedang mereka sementara Skeletal Mage menembakkan fireball dan membakar para ghoul yang sekarat.
Ghoul mengayunkan lengannya dan memukul rusuk skeletal Warrior itu.
Seharusnya dia terluka, seharusnya begitu, namun tidak dengan kali ini.
Berkat skill tuan mereka, dia bisa meningkatkan kekuatan serangan dan pertahanannya hingga tingkat yang mustahil diraih oleh jenisnya.
Skeletal Warrior itu lemah.
Dia tidak bisa memungkiri hal itu, dia bahkan tidak akan bisa menang melawan undead tulang lain seperti skeleton Warrior.
Alasannya?
Sederhana, karena mereka diciptakan sebagai sampah.
Di dunia kematian, para skeletal memiliki kasta yang paling rendah, mereka selalu ditindas dan di injak-injak oleh undead lain yang lebih kuat dan superior dari mereka.
Saat itu aku selalu bertanya-tanya, apa tujuan kami diciptakan? Apa tujuan kami ada? Untuk hiburan para Undead yang lebih kuat?
Keberadaan kami tidak berarti.
Itulah yang dia pikirkan saat berada di dunia kematian, Namun hal itu berubah drastis hanya beberapa hari yang lalu.
Saat dia sudah benar-benar putus asa, sebuah cahaya terang tiba-tiba menyelimuti tubuhnya dan dia berpindah dari neraka itu ke tempat yang lebih baik.
Jauh lebih baik.
Di tempat ini, dia bertemu dengan seseorang yang luar biasa.
Saat memikirkan orang itu, dia merasa senang, ada kebahagiaan dan rasa hormat yang tinggi pada orang itu.
Dia tidak tahu apa alasannya, namun dia ingin melayani orang itu selamanya.
Tujuannya sudah ditentukan, tujuan keberadaannya, alasannya bertarung, alasannya tetap berada dalam tubuh tulang itu, adalah untuk melayani tuan mereka.
Yang menyelamatkan mereka dari neraka itu, Vainz Michaelist.
Benar, tujuan kami hanyalah untuk melayani tuan kami.
Skeletal Warrior itu terus mengayunkan pedang berkarat di tangannya saat memikirkan hal itu.
Jika tuan Vainz memerintahkan ku agar membuat 7 Skeletal lemah ini agar menjadi lebih kuat, maka aku akan melakukannya, aku akan melakukannya bahkan jika itu berarti aku mereka akan melampaui ku nantinya.
Saat dia terus mengayunkan pedang di tangannya dengan perasaan yang baik, tanpa dia sadari jarak antara dia dan 7 Skeletal baru itu menjadi sangat lebar.
Satu Ghoul lepas dari lingkup pedangnya dan berlari ke arah 7 Skeletal di belakangnya.
Itu seperti menuangkan air yang sangat dingin ke atas bara api.
Kebahagiaan yang meluap-luap langsung sirna, digantikan dengan rasa takut.
Skeletal Warrior itu menebas beberapa Ghoul di depannya sekaligus dan bergerak secepat mungkin untuk melindungi 7 Skeletal di belakangnya.
Namun dia tidak bisa benar-benar bergerak, puluhan tangan Ghoul meraih kaki dan tangan tulangnya.
Menarik Skeletal Warrior itu dan terus mengerumuninya seperti semut yang menemukan gula.
Ah ..aku gagal.
Dia melihat Ghoul seekor ghoul yang hanya berjarak beberapa meter dari Skeletal Mage.
Namun itu terlalu gegabah, saat Skeletal Warrior yang dikerumuni ratusan Ghoul berpikir bahwa dia telah gagal, satu Skeletal Warrior tiba-tiba melompat dari belakang 4 Skeletal mage dan menusuk dada Ghoul itu.
Itu adalah rekannya, dia dan Skeletal Warrior itu adalah yang pertamakali di panggil oleh Vainz.
Dia senang rekannya datang untuk membantu, namun di saat yang bersamaan ada tanda tanya besar di kepalanya.
Skeletal Warrior itu menggunakan koneksi mentalnya untuk berbicara dengan rekannya itu.
'Bukankah seharusnya kau tetap bersembunyi dan melindungi peliharaan..'
Namun dia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena sebuah suara dari orang yang sangat mereka hormati tiba-tiba terdengar di kepalanya.
-Aku akan pergi ke lantai selanjutnya terlebih dahulu. Selesaikan lantai ini secepat mungkin. Aku tidak terlalu suka menunggu.