Skeletal Warrior memimpin 3 skeletal Warrior lain masuk ke dalam hutan.
Apa yang harus kulakukan?..
Tuan mereka memberinya perintah yang jelas, buat 3 skeletal Warrior di belakangnya sekarang menjadi lebih kuat, itu berarti membuat mereka bertarung dan membunuh sesuatu agar mendapatkan exp.
Namun tuannya mengatakan bahwa dia tidak ingin kehilangan sedikitpun MP dari hal ini, itu berarti mereka harus menghindari lawan yang bisa memberikan damage yang bisa melukai 3 skeletal Warrior LV 1 di belakangnya.
Tapi bagaimana caranya?
Membuat skeletal Warrior LV 1 yang sangat lemah ini bertarung tanpa membuat mereka terluka.
Itu mustahil!
Namun dia tidak bisa mengatakan hal itu, perintah tuan mereka adalah absolute.
Dan dia sebagai seorang budak harus bisa memenuhi keinginan tuannya itu.
Tapi bagaimana caranya….
Setelah berpikir panjang, skeletal Warrior itu memutuskan untuk berbicara-secara mental-dengan Skeletal Warrior yang pertama seperti dirinya, yang saat ini sedang bersama tuan mereka.
Setelah mereka bercakap-cakap beberapa saat, Skeletal Warrior itu akhirnya mendapatkan pencerahan.
Dia hanya perlu melakukan hal yang cukup sederhana, seperti tuan mereka siang tadi, dia hanya harus membuat monster apapun itu menjadi sangat lemah hingga skeletal Warrior LV 1 pun bisa membunuhnya dengan satu kali tebasan.
Aku akan memenuhi keinginan tuanku.
Skeletal Warrior itu mengangkat pedangnya dan 3 skeletal Warrior di belakangnya menirukannya.
____
Day.8
Vainz berkedip beberapa kali sebelum akhirnya benar-benar bangun.
Dia menggunakan silence dan Bergerak dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan satania.
Udara pagi yang bagus!
Dia melihat sekelilingnya.
Mungkin jam 5? … Seharusnya 4 skeletal itu kembali sebentar lagi.
Setelah memberikan perintah mental pada 4 skeletal Warrior yang berada di sekeliling rumah itu, Vainz mulai berlari mengelilingi desa.
'When necromancer lost their slaves, they have zero chance of winning.'
Kalimat itu terus berputar dalam kepalanya sejak pertarungannya dengan si Gatekeeper kemarin.
Tidak bisa menggunakan senjata itu saja sudah buruk.
Selain itu menjadi necromancer satu-satunya stat ku yang lebih sering berubah adalah magic, memang ada perubahan lain di Physical stat karena skill Anger dan strength.
Tapi saat berhadapan dengan musuh yang memiliki class petarung jarak dekat seperti kemarin, maka kesempatan bertahan hidupku akan sangat kecil.
Lalu bagaimana?… Satu-satunya pilihanku hanyalah bergantung pada Skeletal Warrior kan?
Awalnya kukira class ini tidak berguna karena Skeletal Warrior hanya level 1 dan itu sangat lemah, tapi sekarang aku tahu bahwa mereka bisa naik level sepertiku.
Itu berarti kesempatanku untuk bertahan hidup akan semakin tinggi dengan adanya bawahan kuat yang selalu berada di sekelilingku.
Tapi aku tidak akan mendapatkan apapun jika para Skeletal Warrior yang terus bertarung, mengingat mereka memakan seluruh exp untuk mereka sendiri…. Para skeletal Warrior yang melemahkan musuh.. dan aku yang akan membunuhnya?
Satu-satunya hal yang bisa kugunakan untuk bertarung secara langsung hanyalah kayu, batu dan burn lance.. mengingat MP yang mungkin digunakan para skeletal, Burn Lance akan masuk pengecualian dalam pertarungan skala besar seperti desa ini.
… Aku merasa sangat lemah Sekarang.
Vainz melanjutkan lari paginya dengan senyum kecut.
Urk!
Dia melihat tumpukan mayat di sekitarnya.
Kami harus segera pergi dari lantai ini huh.
Setelah 3 kali memutari desa itu Vainz kembali ke rumah sebelumnya dan melakukan beberapa push up.
"97..98..9.9….100! Fuuh.…"
Vainz duduk dan mengistirahatkan tubuhnya saat sudut matanya menangkap 4 skeletal Warrior yang berjalan mendekat.
Hmm... Aku tidak yakin.. apakah itu beruang lagi?
Dia menyipitkan matanya untuk melihat 4 gumpalan merah yang diseret oleh masing-masing skeletal Warrior itu.
….aku tidak yakin itu beruang yang sama.. terlalu kecil.
Mengabaikan hal itu Vainz bangkit dan menumpuk beberapa kayu.
Berikutnya dia menggunakan fire arrow dan dalam beberapa detik, sebuah api unggun sudah tercipta.
Dia mengaktifkan silence dan masuk kedalam rumah untuk mencari pisau dapur yang dia gunakan kemarin.
Saat Vainz keluar, 4 skeletal Warrior yang dia perintahkan untuk berburu sudah sampai di tempat itu dan sekarang sedang berlutut di samping api unggun.
..hmmm?
Ini serigala kan?
Appraisal.
Dia mengamati 4 mayat yang sekarang ada di depan masing-masing Skeletal Warrior yang sedang berlutut.
Seekor serigala dengan bulu merah dan rahang bawah yang terbuat dari besi.
"Kerja bagus.."
Aku penasaran bagaimana rasanya.
Vainz dengan cekatan membuat tusukan dari kayu yang dia temukan dan menguliti mayat serigala di depannya.
Berikutnya dia membuat daging tusuk.
Dengan daging sebanyak ini... Satu tusuk 16potong daging... Dengan Overeating mungkin aku bisa memakan 20tusuk…
Setelah beberapa menit tangannya tidak pernah berhenti bergerak, 74 tusuk daging serigala segar Sekarang siap di panggang.
Vainz tersenyum puas dan menyuruh para skeletal untuk membuang sisa-sisa mayat serigala itu ke suatu tempat.
Hmm.. kurasa sekarang jam 7?
Bocah itu masih belum bangun huh.
Dia membersihkan tangannya dengan create Water dan berjalan masuk untuk membangunkan satania.
"…anak-anak tetaplah anak-anak, haruskah aku membangunkannya?"
Vainz melihat satania yang tertidur pulas.
Jika dia sedikit lebih dewasa, wajahnya saat ini pastilah cantik dan bukannya imut.
Vainz memegang dagunya.
Hmm... Aku ingin segera pergi ke lantai selanjutnya, selain itu mungkin sekarang sudah jam 7 atau …mungkin 8, …hrmh... Terserahlah.
Vainz meraih satania dan menggendongnya berjalan keluar.
Dia duduk di dekat api unggun dan meletakkan satania yang masih tertidur di pangkuannya.
Vainz meraih beberapa tusuk daging dan mulai memanggangnya.
Setelah beberapa saat daging itu mulai berwarna kecoklatan, Vainz mengigit sepotong daging-
"-ho'oh... Tidak buruk, …sedikit garam dan lada... Rasanya pasti sempurna."
Vainz mengalihkan pandangannya ke arah satania.
Useless Pet.
Dia memegang kepala satania dan merapal create water.
Saat air perlahan mulai mengalir ke kepalanya, satania membuka matanya selebar mungkin dan mulai membuat suara-suara aneh.
Dia memutar kepalanya ke kanan dan kiri beberapa kali untuk mencari tahu apa yang terjadi.
"Bangun."
Suara dingin Vainz menggema di telinganya, satania mengangkat kepalanya dan kedua matanya bertemu dengan tatapan dingin Vainz.
Dalam sekejap wajah satania menjadi pucat.
Melihat hal itu Vainz hanya menghela nafas kecil dan menyerahkan daging panggang di tangan kirinya ke satania.
"Makan."
Ekspresi satania perlahan membaik dan dia meraih daging dari tangan vainz dengan senyum kaku.
Namun Vainz tidak memperhatikan hal itu.
Vainz melihat delapan skeletal Warrior di sekitarnya.
Level 31, level 29, level 30, level 33, level 18, level 11, level 14, dan level 36.
Seharusnya aku bisa melewati lantai selanjutnya dengan cukup mudah.
.
.
.