"Fuuh.… Rasanya lebih baik."
Vainz menatap sekelilingnya.
Satu jam untuk 2879 devil.
Tidak buruk.. tapi senjata magic seperti ini benar-benar menguras MP untuk mempertahankan bentuknya.
Selain itu aku tidak ahli menggunakan tombak, apakah ada sesuatu seperti pedang .. pedang air , pedang api...hmm.
Dia mengalihkan pandangannya ke succubus dengan wajah pucat di belakangnya.
"Sekarang.. apa yang harus kulakukan pada makhluk ini... Heartless… itu akan terlalu kejam."
Vainz menatap perut buncit succubus itu sebelum akhirnya berpikir panjang.
…hmm...
Bunuh saja.
Ya, bunuh saja.
Kita ampuni dua nyawa ini.
Vainz mengarahkan staff di tangannya ke arah perut succubus itu dan menggunakan mantra nya.
"…[Fire arrow]"
Panah api melesat dari staff di tangannya dan menusuk perut succubus di depannya.
Mungkin karena efek staff itu karena fire arrow terlihat lebih cepat.
Teriakan kesakitan wanita itu menyakiti telinga Vainz.
Seperti yang kuduga, ini terlalu kejam.
"Death is merciful because it means no more pain ....[Burn Lance]."
Mengabaikan mayat di depannya, Vainz berbalik dan membuka statusnya sambil berjalan.
Woahhh... Walaupun hanya dua Level, tapi stat ku benar-benar naik secara signifikan.
250 skill Point.
Masih lama… dan skill ini, aku belum memeriksanya kemarin.
Hmm... Ini cukup bagus.
Berarti skill ini seperti Overeating huh.
Lalu skill MP fast recovery juga berevolusi.
Bukankah ini hari yang baik?
Kurasa aku hanya bisa bersyukur karena jumlah MP ku yang semakin meningkat sejak aku mendapatkan class necromancer.
Dan yang terakhir..
Ini menjelaskan bagaimana Physical atk ku bisa naik ke angka 112 secara tiba-tiba.
Ini bagus, dengan begini aku bisa membunuh beberapa monster bahkan tanpa senjata.
Sekarang bagaimana keadaan dua skeletal itu.
MP ku tidak dikonsumsi sejak beberapa menit lalu.. apakah mereka berhasil ..hmm?
Setelah beberapa saat berjalan Vainz bisa melihat skeletal yang bertarung dengan dua devil yang bermandikan keringat.
Dia mengaktifkan 3 skill nya dan mendekati mereka.
"Mereka tidak berhasil membunuh devil-devil itu?"
Selain itu dua devil ini sudah sangat kelelahan huh, kurasa itu wajar mengingat skeletal yang akan terus pulih.
Sekarang… aku biarkan dua skeletal ini menyelesaikan tugas mereka… atau aku yang menyelesaikannya?
…hmmm, kurasa biarkan saja mereka berdua menyelesaikannya.
Selain itu aku mulai agak lapar.
Setelah memberikan perintah untuk tetap bertarung kepada dua skeletal itu Vainz berjalan masuk kedalam hutan.
"…sesuatu selain kelinci, mungkin ayam atau babi.. atau domba?"
Sesuatu yang.. benar-benar daging!
Vainz terus berjalan dan berjalan, namun satu-satunya yang bisa dia temukan hanyalah kelinci, devil dan beberapa ular.
Hmm..
Kurasa kelinci lebih baik daripada ular..
Vainz berbalik dan berjalan menuju kelinci bertanduk yang dia lihat sebelumnya.
Fire arrow.
Panah api melesat dari staff di tangannya dan menembus kepala kelinci di bawahnya.
Tidak ada darah, tidak ada suara teriakan, hanya ada aroma terbakar.. Kurasa itu puisi yang bagus.
Setelah membakar habis bulu kelinci di tangannya, Vainz memanggang kelinci itu dengan perlahan.
"Perlahan… jangan sampai gosong, teksturnya.."
Hmm..?
Dia memfokuskan telinganya.
Tawa dan tangisan?
Vainz bergerak menuju sumber suara itu dan apa yang- seekor greater devil sedang merobek pakaian succubus kecil.
Succubus itu terus menangis, di sisi lain greater devil itu hanya tertawa dan perlahan melepaskan pakaian yang menempel di tubuhnya sendiri.
Api yang kecil perlahan membesar, sesuatu yang hitam perlahan bercampur dengan api yang bergejolak dalam diri Vainz.
Emosi yang membuatnya sangat tidak nyaman.
Dorongan yang membuat Vainz ingin membunuh devil itu dengan sangat-
-Kemarahan.
"[DASH]!!!"
Vainz menonaktifkan ketiga skill nya dan Bergerak secepat kilat menuju great devil di depannya.
Di sisi lain great Devil yang terkejut segera memutar kepalanya untuk mencari sumber suara-
Namun itu sudah terlambat.
-Vainz mengayunkan staff di tangannya dengan seluruh kekuatannya.
Tidak bisa menahan kekuatan Vainz, kepala great devil itu pecah, membuat darah dan otaknya berceceran.
Namun tidak berhenti sampai disitu, Vainz memfokuskan kekuatan pada kakinya dan menghancurkan organ vital great devil itu.
Berikutnya dia merapal beberapa fire ball dan terus-menerus menyerang mayat di bawahnya.
Setelah beberapa saat akhirnya kemarahannya mereda dan dia melihat succubus itu.
Wajah kecil nya pucat pasi, dia mencoba berdiri namun sepertinya kakinya terluka.
"…Aku sangat tidak suka dengan orang-orang yang mengambil keuntungan dari tubuh lemah anak-anak."
Vainz mendekati succubus itu, mengabaikan reaksi ketakutan di wajah kecilnya.
Dia melepaskan pakaiannya dan memakaikannya pada succubus di depannya.
Berikutnya dia merapal Greater Heal dan luka-luka di seluruh tubuh kecil itu perlahan membaik.
Vainz tersenyum lembut dan memberikan kelinci panggang yang sejak tadi dia genggam pada gadis kecil di depannya.
"Kurasa itu cukup.. sekarang…. Kurasa jam 3? Atau 2?"
Vainz hendak berbalik saat gadis itu mengatakan sesuatu-aku benar-benar tidak mengerti apa yang dia katakan-sambil menempelkan kedua tangannya.
Hmm.. dia berterimakasih? Mungkin?
Sebagai responnya, Vainz mengangguk kecil sebelum akhirnya berbalik.
Sayangnya dia tidak melihat ekspresi cerah yang succubus itu buat di belakangnya.