Chereads / Monárch / Chapter 28 - Chapter 27 - Nonexistent smile

Chapter 28 - Chapter 27 - Nonexistent smile

Perintah dari tuan mereka adalah untuk berburu.

Carilah mangsa yang lebih lemah dari kalian dan jangan mendekati desa itu.

Karena perintah itulah dua skeletal Warrior terus berjalan di dalam hutan selama berjam-jam.

Walaupun keadaan sangat gelap dan dingin, itu bukanlah masalah karena mereka memiliki dark vision dan ketahanan dingin, itu adalah kemampuan dasar ras Undead.

Mereka tidak merasakan lapar, tidak merasa lelah, tidak merasakan takut, tidak merasakan emosi apapun.

Beberapa orang mungkin akan merasa kasihan dan prihatin dengan keadaan mereka, namun kebanyakan orang lebih bahagia dengan fakta itu.

Alasannya? Sederhana, seorang budak tidak membutuhkan perasaan dan keinginan, satu-satunya yang mereka perlukan hanyalah mematuhi perintah dari tuan mereka.

Tapi dua skeletal ini berbeda.

Saat ini mereka mulai merasakan takut dari dalam hati mereka (walaupun mereka hanya tulang.)

Mereka berdua sudah berkeliling hutan kecil itu selama beberapa jam dan mereka sudah bertemu dengan beberapa monster, namun monster-monster itu lebih kuat dari mereka.

Tuan mereka sudah melarang mereka agar tidak bertarung dengan lawan yang lebih kuat, namun bagaimana jika tidak ada monster yang lebih lemah dari mereka? Apakah artinya mereka akan Gagal? Apa arti seorang budak yang tidak bisa memenuhi keinginan tuan mereka?

Tidak ada.

Seorang budak yang bahkan tidak bisa memenuhi keinginan tuan mereka bahkan lebih buruk dari sampah.

Gagasan itu membuat tubuh tulang mereka gemetaran karena rasa takut yang merambat dari tulang belakang mereka.

Ketakutan itu memuncak saat tuan mereka meminta mereka agar kembali.

Apa yang harus kami lakukan?

Pertanyaan itu berputar dalam kepala tulangnya.

Kembali dengan tangan kosong?

Bukankah itu berarti kami-Skeletal Warrior-Makhluk yang diciptakan hanya untuk melayani tuan kami-Gagal?!

Seorang pelayan yang tidak bisa memenuhi ekspektasi tuan mereka-Seorang pelayan yang gagal.

Itu artinya keberadaan kami tidak akan memiliki arti.

Keberadaan kami akan lebih rendah dari tanah di bawah kaki kami.

Puluhan pertanyaan terus berputar dalam kepala mereka.

Mereka tidak ingin kembali, mereka ingin tetap berada di hutan ini sampai bisa memburu setidaknya satu monster yang nantinya bisa mereka berikan dengan bangga pada tuan mereka.

Namun perintah tuan mereka adalah absolute.

Tidak peduli apakah mereka gagal atau tidak, mereka harus kembali.

Karena itulah perintah Tuan mereka.

Selain itu bukankah kami sudah menuruti perintahnya untuk tidak bertarung dengan monster yang lebih kuat dari kami?

Dengan kata lain kami tidak Gagal menjalankan perintahnya bukan?

Akan seperti apa reaksi tuan kami saat beliau melihat kami kembali dengan tangan kosong?

Skeletal Warrior tidak bisa berbicara, namun mereka bisa berkomunikasi dengan tuan dan rekan mereka melalui semacam telepati.

Karena itu dia yakin rekannya sesama Skeletal Warrior yang melayani tuan yang sama-yang sekarang berada di sampingnya-sedang memikirkan hal itu juga.

Dia menepuk bahunya dan memberikan senyum lembut (walaupun jelas, dia tidak benar-benar melakukannya mengingat wajahnya hanya tulang.)

Kita hanya harus mematuhi perintahnya.

Beliau menyuruh kita untuk kembali, maka kita harus kembali.

Kita harus mematuhi perintah beliau, tuan kita.

Setelah dia mengatakan kalimat itu, dia merasa awan gelap yang menutupi wajah rekannya perlahan menghilang.

Kau benar.

Kita hanya harus kembali sekarang.

Namun aku tidak akan bisa menatap kedua mata beliau yang mungkin akan sangat kecewa setelah melihat kita kembali dengan tangan kosong…

Dia tidak memberikan respon apapun.

Kalimat 'Sangat Kecewa' dari rekannya menjadi beban yang sangat berat di punggungnya.

Pada akhirnya, mereka berdua berjalan kembali ke tempat Vainz dengan langkah yang sangat lambat.

Setelah beberapa menit berjalan, mereka berdua bisa melihat secercah cahaya dari gubuk yang reyot.

Jarak antara mereka dan tuannya menjadi semakin dekat.

Beban yang berada di bahu mereka terasa semakin besar.

Namun-Saat mereka mengambil langkah untuk yang kesekian kalinya-sebuah cahaya harapan datang menghampiri mereka dalam wujud perintah lain dari tuan mereka.

-Lanjutkan perburuan. Kembalilah saat matahari terbit.

Kalimat sederhana itu terus terngiang di dalam tempurung kepala mereka.

Dia bisa merasakan rekan di sampingnya yang juga memikirkan hal yang sama.

Kita harus berhasil kali ini.

Dengan kalimat itu mereka berdua mulai berlari menuju tempat monster yang mereka lihat sebelumnya.

Perintah Vainz sebelumnya: jangan bertarung dengan lawan yang lebih kuat dari kalian.

Dan dua skeletal Warrior mematuhinya, namun perintah terbarunya cukup jelas.

Jauhi desa itu.

Desa yang hanya berjarak beberapa meter dari gubuk tempat tuan mereka berada.

Itu berarti dua skeletal ini diperbolehkan untuk melawan musuh yang jauh lebih kuat dari mereka.

Setelah beberapa menit berlari, dua skeletal itu menginjakkan kaki tulang mereka ke dalam sebuah gua.

Di dalamnya seekor monster besar dengan ekor panjang yang sepertinya terbuat dari metal-sedang tidur dengan nyaman di atas segunung tulang.

Makhluk panggilan akan menerima sedikit informasi yang berasal dari pemanggil mereka.

Itu seperti menambahkan beberapa data yang mungkin akan diperlukan untuk memenuhi tugas mereka sebagai makhluk panggilan.

Dan itu adalah hukum yang berlaku untuk semua jenis makhluk panggilan termasuk undead.

Berdasarkan data yang mereka peroleh dari hukum itu, makhluk di depan mereka saat ini adalah binatang yang dipanggil beruang.

Kecuali ekor panjang itu, gambaran beruang sangat cocok dengan monster ini.

Mereka berdua mengengam pedang dengan dua tangan sebelum berlari ke arah beruang itu.

Setelah jarak mereka cukup dekat, dua skeletal Warrior melompat dan menusuk tubuh beruang yang tertidur di depan mereka.

Beruang itu membuka matanya dan meraung, dia menggunakan ekornya dan menghempaskan kedua Skeletal Warrior ke dinding gua.

Karena perbedaan kekuatan yang sangat di antara mereka, bahkan dari gerakan ekor sederhana itu cukup untuk membuat seluruh tubuh tulang skeletal Warrior hancur berantakan.

Beruang itu meraung kesakitan dengan sebuah pedang berkarat yang masih menancap di perutnya.

Setelah beberapa menit tubuh skeletal Warrior yang kehilangan pedangnya akhirnya pulih.

Dia segera bergerak mendekati beruang yang kesakitan di depannya.

Namun, Hanya seperti sebelumnya, dengan sebuah ayunan ekor-tubuhnya hancur untuk yang kedua kalinya.

Kejadian itu terus terulang selama beberapa jam.

Dihancurkan, bangkit dan dihancurkan lagi.

Seolah kejadian itu sebuah potongan film yang terus diulang.

Sampai..

Skeletal Warrior bangkit dan Bergerak secepat mungkin ke arah beruang.

Seperti sebelumnya, beruang itu mengayunkan ekornya.

Namun kali ini berbeda-

Skeletal Warrior sudah menghafal pola gerakan beruang itu.

Dan yang paling penting, gerakan ekor itu tidak secepat sebelumnya.

Itu sederhana, luka di perut dan kaki beruang itu yang tetap terbuka selama beberapa jam sudah menguras darahnya.

Selain itu fakta bahwa ada sebuah benda berkarat-pedang-yang menancap di luka itu hanya memperburuk keadaannya.

-Skeletal Warrior melompat ke belakang untuk menghindari ayunan ekornya.

Setelah beberapa menit menunggu, rekannya-yang kehilangan pedangnya-akhirnya pulih.

Melihat beruang yang berada di ambang kematian, dua skeletal Warrior membuat senyum jahat (walaupun mereka tidak benar-benar bisa tersenyum).