Chereads / Monárch / Chapter 33 - Chapter 32 - Mental Recovery

Chapter 33 - Chapter 32 - Mental Recovery

"Fuuhaaa.…..!"

"Ffuaa..."

"Ahahaha! Bagus!"

Vainz mengacak-acak rambut hitam satania yang basah dengan senyum yang lebar.

Saat ini mereka sedang mandi dengan air hangat dalam sebuah ember yang cukup besar di sebuah rumah.

Mengingat rupa para Orc, Vainz tidak ingin langsung menggunakan apapun di desa itu.

Ember kayu yang Vainz bersihkan selama beberapa menit itu akhirnya bisa dipakai, dia juga harus merapal create water selama beberapa menit untuk membuat ember itu penuh sebelum akhirnya menggunakan fire ball.

Dan proses itu menghabiskan hampir separuh MP ku yang baru saja pulih huh..

Namun itu semua terbayarkan dengan pemandangan yang dia lihat sekarang.

Di pangkuannya satania dengan wajah yang berseri-seri sedang menikmati waktunya bermain air.

Ini bagus, ini sangat bagus...

Healing Magic LV 6.

Mental Recovery.

Vainz sudah merapat mantra itu pada satania, memang tidak ada perubahan apapun di luarnya.

Namun semuanya agak lebih baik dari sebelumnya, contohnya sekarang satania tidak terlalu takut dengan Vainz saat dia ingin melepaskan pakaiannya, selain itu sekarang satania lebih sering tersenyum dan tertawa daripada membuat ekspresi pucat.

Satania menepuk air di depannya, dan dia tertawa saat cipratan air itu mengenai Vainz.

"Hehh.…Anak Nakal."

Vainz menepuk air di depan satania, membuat cipratan air itu mengenai satania yang tertawa.

Namun satania justru tertawa semakin keras dan menepuk-nepuk air di depannya.

Melihat hal itu Vainz tersenyum kecil.

Inilah yang aku inginkan dari seekor hewan peliharaan.

Selalu tertawa, bahagia … ini bagus.

Setelah beberapa menit, air di dalam ember itu mulai kehilangan panasnya.

Vainz bangkit dan menggendong satania ke ruang lain.

Dia menggunakan kain yang sudah dia bersihkan untuk mengeringkan tubuhnya dan tubuh satania, berikutnya Vainz memakaikan pakaian yang sama seperti sebelumnya.

Vainz di sisi lain menggunakan pakaian yang dia ambil dan cuci dari desa itu.

Setelah mereka selesai berganti pakaian, Vainz menggendong satania keluar.

Sebuah api unggun kecil dan beberapa daging tusuk sudah tersedia di luar rumah itu.

Itu adalah daging beruang yang dibawa dua skeletal Warrior sebelumnya, Vainz sempat berpikir ingin mengonsumsi orc, mengingat mereka terlihat seperti babi, namun dia mengurungkan niatnya untuk beberapa alasan kebersihan.

Vainz melihat 4 skeletal Warrior berjaga di sekitar rumah itu dan tersenyum puas.

Vainz duduk dan meletakkan satania di sampingnya.

Dia meraih dua tusuk daging dan memanggang nya selama beberapa menit.

"Makan"

Vainz mengigit sepotong daging yang sudah matang dan menatap satania.

"..akant?"

Satania menirukannya kata itu dengan dengan susah payah dan ekspresi yang polos.

"Pffft.. ahahaha! hahh.. terserahlah..!"

Vainz mengulurkan setusuk daging di tangan kirinya dan satania mengambilnya dengan senyum anak-anak yang lebar.

Lagipula aku juga tidak ingin mengajarinya bahasa Indonesia, walaupun… mungkin akan sangat menyenangkan memiliki seseorang yang bisa diajak berbicara di tempat ini.

Satania adalah bocah, namun dia sudah berbicara dengan bahasa yang tidak Vainz mengerti, itu artinya dia sudah cukup dewasa untuk bisa berbicara.

Satania adalah gadis remaja, namun dia masih mengompol, dia masih sering tertawa dengan hal-hal kecil yang seharusnya itu tidak lucu sama sekali dan tingkahnya juga terlalu kekanak-kanakan.

Selain itu tubuhnya juga tidak bisa dikatakan sebagai rubuh dewasa.

Jadi satania itu anak-anak atau gadis remaja?

Vainz mengigit sepotong daging besar lainnya.

Ho-oh!

Skill baru lagi huh.

… Tapi tetap saja, mengesampingkan skill ini.. satania itu anak-anak kan? Atau hal-hal yang sering dia ucapkan itu hanya bahasa anak-anak?

Vainz menatap sunset dengan tanda tanya yang besar di atas kepalanya.